Sabtu, 17 Juni 2017

AMALAN YANG DIANJURKAN KETIKA I'TIKAF



AMALAN YANG SANGAT DIANJURKAN KETIKA I'TIKAF

Oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu ibadah yang diajarkan dan dicontohkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasllam bersama sahabat adalah I’tikaf. Terutama sekali dilakukan pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan.

Diantara dalil tentang pelaksanaan I’tikaf adalah satu hadits dari Abdullah bin Umar  bahwa ia berkata : “Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam (melakukan) i’tikaf sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (H.R Imam Bukhari). 

Lalu apa makna i’tikaf ?.  Secara bahasa I’tikaf bermakna menetapi sesuatu dan menahan diri agar senantiasa tetap berada padanya, baik itu berupa kebajikan ataupun keburukan. Menurut syariat, i’tikaf adalah menetapnya seorang muslim di dalam masjid untuk melaksanakan ketaatan dan ibadah kepada Allah Ta’ala.

Agar mendapat manfaat yang besar maka selama beri’tikaf sangat dianjurkan melakukan berbagai amalan  dengan penuh ketaatan dan ikhlas karena Allah Ta’ala.  Dan juga berharap untuk  mendapatkan lailatul qadr yang lebih baik dari seribu bulan.

Adapun amalan yang sangat dianjurkan bagi seorang hamba pada saat beri’tikaf diantaranya adalah : 

Pertama  : Memperbanyak shalat.
Shalat merupakan seutama-utamanya ibadah dan  besar pahalanya. Saat beri’tikaf sangatlah dianjurkan memperbanyak shalat sunnah. Diantara keutamaannya adalah melengkapi kekurangan dalam shalat wajib. Ini sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam : Sesungguhnya amalan yang pertama kali dihisab pada manusia di hari kiamat nanti adalah shalat. Allah ‘azza wa jalla berkata kepada malaikat-Nya dan Dia-lah yang lebih tahu, “Lihatlah pada shalat hamba-Ku. Apakah shalatnya sempurna ataukah tidak ?

Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun jika dalam shalatnya ada sedikit kekurangan, maka Allah berfirman: Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah. Jika hamba-Ku memiliki amalan sunnah, Allah berfirman: sempurnakanlah kekurangan yang  ada pada amalan wajib dengan amalan sunnahnya.” Kemudian amalan lainnya akan diperlakukan seperti ini.”(H.R Imam Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).
Oleh karena itu sangatlah baik jika pada saat i’tikaf seorang hamba  berusaha memperbanyak shalat sunnah. 

Kedua : Memperbanyak membaca Alquran.
Membaca al Qur an adalah termasuk sebaik baik ibadah. Apalagi membaca dengan berusaha mentadaburi dan memahami makna maknanya. Sangatlah dianjurkan untuk memperbanyak bacaan al Qur an pada saat i’tikaf. Sungguh membaca al Qur an mendatangkan pahala yang besar bahkan dihitung dari setiap huruf yang dibaca. Oleh karena itu berusahalah mengkhatamkan beberapa kali semampunya pada saat i’tikaf.

Rasulullah bersabda : “Man qara-a harfan min kitaabillah falahu bihi hasanatun. Wal hasanatun bi’asyri amtsalihaa. Laa aquulu “aliflammim” harfun. Wa  lakin alifun harfun, wa laamun harfun wa miimmun harfun” Barang siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf. (H.R Imam at Tirmidzi).

Bahkan orang yang belum mahir membaca dan masih terbata bata pun ketika  membaca al Qur an dijanjikan dengan dua pahala, bukan satu, yaitu pahala karena mau membacanya dan pahala karena berat dan susahnya dalam membaca. Sedangkan yang mahir akan bersama malaikat yang mulia.

Rasulullah bersabda : “Orang yang membaca al Qur an dengan mahir, akan bersama Malaikat yang mulia lagi taat dan yang membaca al Qur an dengan terbata bata dan merasa berat, maka ia mendapat dua pahala”  (H.R Imam Bukhari  dan Imam Muslim).

 Orang yang banyak membaca al Quran akan mendapat mandapat jaminan untuk mendapatkan syafaat di hari akhir kelak. Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam  bersabda : ‘’Bacalah oleh kalian Alquran. Karena sesungguhnya Alquran itu akan datang menghampiri kalian di hari kiamat sebagai syafaat.’’ (H.R Imam Muslim).

Ketiga : Memperbanyak berdzikir.
Orang yang i’tikaf dianjurkan untuk banyak berdzikir kepada Allah seperti membaca  tasbih, tahmid, tahlil, takbir, istighfar dan dzikir lainnya yang diajarkan oleh Rasululllah. Sungguh berdzikir adalah sebaik baik perkara guna mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala.

Allah Ta’ala telah memerintahkan hamba hamba-Nya untuk berdzikir pada  setiap waktu dan  keadaan dan saat i'tikaf sangatlah dianjurkan untuk banyak berdzikir. Allah berfirman : “Yaa aiyuhal ladziina aamanudzkurullaha dzikran katsiiraa. Wa shabbihu-hu bukratan wa-ashiilaa”. Wahai orang orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (Q.S al Ahzaab 41-42). 

Allah berfirman : “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu kufur terhadap (nikmat) Ku” (Q.S al Baqarah 152).

Sungguh dzikir mendatangkan ketentraman hati yaitu sebagaimana disebutkan dalam  firman-Nya : “(Yaitu) orang orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah, Ketahuilah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”. (Q.S ar Ra’du 28).

Keempat : Memperbanyak shalawat kepada Rasulullah.
Amalan berikutnya yang juga dianjurkan bagi orang yang beri’tikaf adalah memperbanyak shalawat kepada Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam. Allah Ta’ala memerintahkan orang orang yang beriman untuk bershalawat kepada Nabi.
Bahkan Allah dan para malaikat-Nya juga bershalawat kepada Rasulullah. Allah berfirman : ”Sesungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan kepadanya”. (Q.S al Ahzaab 56).

Jadi ternyata sangatlah banyak kesempatan untuk beramal ketika melakukan i’tikaf. Oleh karena itu diajurkan  untuk mengutamakan beramal dan berusaha meniadakan sesuatu yang akan mengganggu kekhusyu’an dalam i’tikaf, diantaranya adalah dengan : 

(1)  Pada saat i’tikaf dianjurkan untuk mengurangi hubungan dengan orang lain baik sesama yang beri’tikaf maupun tamu yang mungkin berkunjung.

(2) Berusaha menghindari hubungan dengan orang luar  dengan menggunakan handphone atau alat komunikasi yang sejenisnya kecuali untuk sesuatu yang sangat mendesak. 

(3) Menghindari sejauh jauhnya perkataan ataupun perbuatan yang sia sia meskipun mubah. Tidak bercanda dan tidak banyak tertawa ketika beri’tikaf. 

Itulah diantara amalan yang sangat baik dilakukan ketika i’tikaf sehingga mendapatkan pahala dan ridha-Nya. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.059).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar