Jumat, 16 Juni 2017

JANGAN PUTUS ASA KARENA BANYAK DOSA




JANGAN PUTUS ASA KARENA BANYAK DOSA

Oleh : Azwir B. Chaniago

Allah melarang manusia untuk berputus asa dari ampunan-Nya meskipun telah memiliki dosa melebihi gunung yang paling tinggi sekalipun.  Allah Ta’ala   selalu membuka pintu ampunan terus menerus siang malam. 
  
Allah berfirman : Katakanlah, Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri !. Janganlah kamu  berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya.” (Q.S az-Zumar  53). 

Syaikh as Sa’di berkata :  “Janganlah berputus asa dari rahmat Allah”, maksudnya janganlah berputus harap dari-Nya, lalu kalian (terus) meceburkan diri kalian ke dalam kebinasaan dan kalian mengatakan : Dosa dosaku sudah terlanjur sangat banyak dan keburukan keburukan sudah menggunung maka sudah tidak ada lagi jalan untuk menghilangkannya dan tidak ada cara untuk menjauhinya. Lalu kalian tetap melakukan maksiat (berarti) membekali diri dengan apa yang menyebabkan murka Allah terhadap kalian. Dan ketahuilah bahwa Dia mengampuni semua dosa. (Tafsir Taisir Karimir Rahman) 

Namun demikian memang ada diantara manusia yang berputus asa dari rahmat Allah, diantaranya adalah :

Pertama : Orang orang kafir.
Allah berfirman : “Innahu laa yaiasu min rauhillah illal qaumul kaafiruun” Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah hanyalah orang orang yang kafir. (Q.S Yusuf 87).

Kedua : Orang orang yang sesat.
Allah berfirman : “Qaala waman yaqnathu min rahmati rabbihii illadh dhaalluun. Dia (Ibrahim) berkata, tidak ada yang berputus asa dari rahmat Rabb-nya kecuali orang yang sesat. (Q.S al Hijr 56).

Jadi kalau seseorang putus asa dari rahmat Allah maka dia akan jatuh kepada dua keadaan ini yaitu menjadi kafir atau sesat. Na’udzubillahi min dzaalik. 

Saudaraku, sungguh kita memiliki Rabb yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada hamba hamba-Nya. Bahkan Allah menyayangi kita melebihi sayang kita kepada diri sendiri. Jadi sungguh tidaklah tepat bahkan keliru berat jika ada diantara kita yang merasa putus asa dari rahmat-Nya. 

Dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim disebutkan bahwa manusia berbuat dosa siang dan malam artinya terus atau sering berbuat dosa. Allah berfirman : “Ya ‘ibaadi, innakum tukhti-una bil laili wan nahar” Wa ana aghfiru dzunuba jamii’a. Fastaghfiruni, aghfirlakum”. Wahai hamba hambaku, sesungguhnya kalian berbuat dosa (kesalahan) siang dan malam. Dan Aku Maha Pengampun, semua dosa. Minta ampunlah kepada-Ku, Aku akan ampuni kalian.

Bahkan untuk keselamatan hamba hamba-Nya, Allah Ta’ala menyuruh kita untuk segera memohon ampun agar kita menjadi orang yang beruntung. Allah Ta’ala berfirman :  “Wa tuubuu ilallahi jamiian aiyuhal mu’minuuna, la’allakum tuflihuun”. Dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang orang yang beriman, agar kamu beruntung.  (Q.S an Nuur 31).

Dalam satu hadits Qudsi, disebutkan pula bagaimana besarnya kasih sayang Allah jika seorang hamba berdoa dan memohon ampun kepada-Nya : “Wahai anak Adam, selama engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, aku akan mengampunimu sebanyak apapun dosamu dan Aku tidak peduli. Wahai anak adam, kalau toh dosa-dosamu setinggi langit kemudian kamu memohon ampunan kepada-Ku, Aku akan mengampunimu dan aku tidak peduli. Wahai anak adam, jika engkau mendatangiku dengan membawa dosa sepenuh bumi, kemudian engkau bersua dengan-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun maka Aku pasti akan mendatangimu dengan membawa ampunan sepenuh bumi juga.” (HR. at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh al-Albani).

Selanjutnya seorang hamba haruslah memperkuat azzam atau tekadnya dalam bertaubat kepada Allah dengan mencari lingkungan yang shalih. Bergaul dengan orang-orang shalih. Dalam satu hadits yang cukup panjang yaitu kisah seorang yang telah membunuh 100 nyawa terdapat dua pesan utama yaitu bertaubat dan mencari lingkungan  yang shalih. tertera dalam hadits Nabi yang panjang mengajarkan dua hal itu.  “Pergilah ke negeri ini dan ini karena di sana ada manusia-manusia yang menyembah Allah Ta’ala. Maka sembahlah Allah bersama mereka, dan jangan pernah lagi kembali ke negerimu karena ia adalah negeri yang buruk.” (HR. Bukhari-Muslim).

Tentang hadits ini, Ibnu ‘Allan rahimahullah berkata :  Di dalam hadits ini ada anjuran untuk berlepas diri dari teman yang buruk, memutus hubungan dengan mereka selama mereka masih tetap seperti itu, dan mengganti mereka dengan bersahabatkan orang-orang yang baik, rajin beribadah dan wara’ serta orang-orang yang bisa dijadikan teladan, dan bersahabat dengan orang-orang yang 
mendatangkan manfaat. Agar taubatnya semakin mantap dan kuat, karena setiap orang akan meniru temannya. (Dalilu al-Falihin li Thuruqi Riyadhi ash-Shalihin).

Oleh karena itu jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah. Mohonlah ampunan dan bertaubatlah pada setiap saat sebelum pintu taubat ditutup. Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (1.058).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar