Jumat, 02 Juni 2017

AMAL YANG BERNILAI TINGGI WAKTU SHUBUH



AMAL AMAL YANG BERNILAI TINGGI WAKTU SHUBUH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh waktu shubuh atau waktu fajr adalah waktu yang agung dan salah satu tanda kebesaran Allah Ta’ala dalam menciptakan langit dan bumi beserta segala yang ada diantara keduanya. Bahkan Allah Ta’ala bersumpah dengan waktu malam dan shubuh :

(1) Dalam surat at Takwir ayat 18 : “Wal laili idzaa ‘as’as. Wash shubhu idza tanaffaas”. Demi malam apabila telah datang menjelang. Dan demi shubuh apabila fajarnya mulai menyingsing”.

Syaikh al Utsaimin berkata : Jadi, Allah bersumpah demi malam ketika datang menjelang kemudian bersumpah demi siang ketika datang menyingsing. Allah Ta’ala sengaja bersumpah dengan menyebut kedua makhluk tersebut (siang dan malam) karena keagungan keduanya dan karena keduanya termasuk salah satu tanda kebesaran Allah yang sangat besar. (Cobalah bayangkan) Siapakah yang dapat mendatangkan malam dikala siang hari ?. Dan siapakah yang kuasa mendatangkan siang dikala malam hari ?. (Tafsir Juz ‘Amma).

(2) Dalam surat al Fajr ayat 1 : “Al Fajr”  Demi fajar.

Tentang surat al Fajr ayat 1 ini, Syaikh as Sa’di berkata : Allah bersumpah dengan waktu fajar yaitu penghujung malam dan permulaan siang. Karena diwaktu akhir malam dan permulaan siang terdapat tanda tanda kebesaran Allah yang menunjukkan kekuasaan-Nya yang sempurna. Dialah yang mengatur waktu seluruh hal yang hanya kepada-Nya lah ibadah layak ditunaikan. Di saat fajr terdapat shalat utama lagi diagungkan yang  baik untuk dijadikan sebagai obyek sumpah oleh Allah. (Tafsir Taisir karimir Rahman).

Lalu pada waktu yang agung ini. Setiap hamba diberi kesempatan oleh Allah Ta’ala untuk banyak beramal pada waktu shubuh. Amal di waktu shubuh sungguh sangatlah istimewa karena seorang hamba terlebih dahulu beribadah kepada Allah Ta’ala sebelum melakukan kegiatan apapun yang bersifat duniawi. Bahkan amal amal di waktu shubuh memiliki nilai yang besar meskipun sebenarnya ringan untuk dilakukan, diantaranya : 

Pertama : Berwudhu dan membaca doa setelah wudhu
Berwudhu’ adalah wajib bagi seorang muslim yang akan melaksanakan shalat baik shalat fardhu maupun shalat sunat. Tujuannya adalah untuk membersihkan diri dari hadats kecil karena seseorang yang akan shalat haruslah dalam keadaan suci.

Selain itu, ternyata bahwa wudhu’ yang dilakukan seorang muslim dan membaca doa sesudahnya   memiliki  manfaat yang besar baginya, diantaranya : 
 
(1) Wudhu’ dapat menghapus berbagai kesalahan. Ya memang benar, karena Rasulullah yang mengabarkan melalui sabda beliau dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 244,  yaitu :

“Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu’ : Lalu ia membasuh wajahnya, niscaya keluarlah dari wajahnya setiap kesalahan dari pandangannya dengan kedua belah matanya bersama air atau bersama tetes terakhir dari air tersebut.
 
Apabila ia membasuh kedua tangannya, niscaya keluarlah semua kesalahan yang telah dilakukan oleh kedua tangannya bersama air atau bersama tetes air terakhir.

Apabila ia membasuh kedua kakinya, niscaya akan keluarlah setiap kesalahan yang dijalani oleh kedua kakinya bersama air atau bersama tetes air yang terakhir.

Sehingga ia keluar dalam kondisi bersih dari segala dosa”.

Al Hafizh Ibnu Hajar berkata : Tentang wudhu’ yang mendatangkan ampunan, zahirnya mencakup dosa besar dan kecil, akan tetapi para ulama mengkhususkannya dengan dosa dosa kecil, karena pada riwayat yang lain tercantum pengecualian terhadap dosa dosa besar. (Fathul Baari)
 
(2) Dari Umar bin Khaththab ia berkata, Rasulullah bersabda : “Tidak seorang pun diantara kamu yang berwudhu’ lalu menyempurnakan wudhu’nya, kemudiaan membaca “Asyhadu alla ilaaha ilallah wahdahu laa syariikalahu wa asyhadu anna muhammadan abduhu wa rasuuluhu” Aku bersaksi bahwa tidak Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Yang Mahaesa dan tidak ada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Melainkan akan dibukakan baginya delapan pintu surga dan ia boleh masuk dari pintu mana saja yang ia kehendaki (H.R Imam Muslim no 234 dan juga diriwayatkan oleh banyak ahli hadits selainnya).

Dalam riwayat Imam at Tirmidzi terdapat tambahan yang shahih yaitu : Allahummaj’alnii minat tawwabiina waj’alnii minal mutathah- hiriin. Ya  Allah, jadikanlah aku termasuk orang orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang orang yang mensucikan diri. 

Kedua : Berjalan menuju masjid untuk shalat
Seorang hamba yang senantiasa berjalan menuju masjid untuk melaksanakan shalat maka akan diampuni dosa dosanya, diangkat derajatnya dan surga baginya. Demikian yang dijanjikan Allah Ta’ala melalui sabda Rasul-Nya, diantaranya : 

(1) Rasulullah bersabda : “Man tawadhdha’ lishshalaati fa asbaghal wudhuu-a, syumma masya ilash shalaatil  maktuubati, fashallahaa ma’annasi au ma’al jama’ati au fil masjidi ghafarallaahu lahu dzunuubah.”Barang siapa yang berwudhu’ untuk shalat dan ia menyempurnakan wudhu’nya, lalu berjalan (untuk menunaikan) shalat wajib dan ia shalat bersama manusia atau bersama jamaah atau didalam masjid, niscaya Allah mengampuni dosa dosanya (H.R Imam Muslim).  

(2) Rasulullah bersabda : “Man raaha ila masjidil jamaa’ati fakhuthwatun tamhuu saiyatun wa khuthwatun taktubu lahu hasanatun dzahiban waraji’an” Siapa yang berangkat ke masjid (untuk shalat) berjamaah maka langkah (yang satu) menghapus satu keburukan dan langkah (yang lain) menuliskan baginya satu kebaikan, saat pergi dan kembali (Shahihut Targhib wat Tarhib). 

(3) Rasulullah bersabda : “Man tathahhara fii baitihi syumma masya ila baitin min buyutillah liyaqdhiya faridhatan min faraa-idillahi kaanat khuthwataahu ihdaahuma tahuththu  khathiiatan wal ukhra tarfa’u  darajah.” Siapa yang berwudhu’ di rumahnya lalu berjalan menuju rumah di antara rumah-rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban (dari) Allah maka salah satu dari kedua langkahnya menghapus dosa-dosa dan yang lain meninggikan derajatnya. (H.R Imam Muslim). 
  
(4) Rasulullah bersabda : “Man ghadaa ilal masjidi waraaha a’adalallahu lahu nuzulan minal jannati kullama ghadaa waraah.”  Siapa yang pergi menuju masjid dan pulang (darinya) niscaya Allah menyediakan tempat tinggal baginya di surga setiap kali ia pulang pergi. (Mutafaq ‘alaih).

Ketahuilah bahwa keutamaan yang banyak ini juga akan diperoleh semua hamba Allah yang melakukan perjalanan ke masjid untuk melaksanakan shalat.

Ketiga : Melakukan shalat sunnah fajr
Ini adalah salah satu ibadah shalat sunnah yang selalu dikerjakan oleh Rasulullah secara konsisten. Sungguh beliau sangatlah mengetahui ketinggian nilai shalat Fajr ini disisi Allah. Oleh karenanya beliau tidak pernah meninggalkan shalat ini baik ketika muqim (berada ditempat, tidak sedang safar) maupun ketika safar.
 
Aisyah berkata : “Beliau (Nabi) sama sekali tidak pernah meninggalkan dua rakaat (shalat Fajr) tersebut”. Aisyah juga berkata : “Nabi tidak pernah menjaga amalan nafilah, (sunnah) lebih kuat dibanding konsistensi beliau menjaga dua rakaat (shalat sunat) Fajr. 
Bagi  seseorang yang telah terbiasa dan istiqamah shalat shubuh berjamaah di masjid tentu akan lebih mudah untuk melakukan dan menjaga  shalat sunnah ini.
  
Rasulullah bersabda : “Raka’atal fajri khairum minad dun-ya wamaa fiih” Dua rakaat sunat fajar lebih baik dari pada dunia dan apa yang ada didalamnya. (H.R Imam Muslim). 

Dunia dan segala isinya adalah seluruh harta dunia dan perhiasannya. Semua itu tidak bisa mengalahkan keutamaan shalat sunnah Fajr ini. Kenapa begitu ? Iya, karena harta dunia sebesar dan sebanyak apapun adalah sesuatu yang akan hilang, musnah dan punah. Harta akhirat yaitu berupa amal shalih yang  dilakukan seorang hamba, diantaranya berupa shalat sunnah Fajr maka kenikmatan dan manfaatnya tidak akan pernah sirna, pasti akan kekal selama lamanya.

Bahkan mengingat keutamaannya yang  banyak maka sangatlah dianjurkan untuk tetap dikerjakan walaupun pada suatu saat terlambat bangun untuk shalat shubuh karena udzur syar’i.

Dalam suatu hadits dari Abu Qatadah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah dalam suatu perjalanan bersama sahabat pernah tertidur semua dan baru terbangun setelah matahari terbit. Lalu Rasulullah menyuruh Bilal bin Rabbah melaksanakan adzan. Kemudian beliau melaksanakan shalat sunnah Fajr sebelum melaksanakan shalat Shubuh berjamaah.

Keempat : Melaksanakan shalat fardhu shubuh
Sungguh seorang hamba yang mendirikan shalat shubuh akan mendapati banyak sekali keutamaannya sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah, diantaranya adalah : 

(1) Salah satu penyebab masuk surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Man shallal bardaini dakhalal jannah”. Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan shalat ‘ashar) maka dia akan masuk surga.” (H.R Imam  Bukhari no. 574 dan Imam Muslim no. 635). 

(2) Salah satu penghalang masuk neraka.
Yaitu sebagaimana Rasulullah  shallallahualaihi wa sallam bersabda : “Lan yalijan naara ahadun shallaa qabla thuluu’isy syamsi wa qabla ghuruubihaa” Sungguh tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ‘ashar). (H.R Imam Muslim no. 634).

(3) Berada di dalam jaminan Allah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Man shalla shalaatish shubhi fa huwa fii dzimmatillahi” Barangsiapa yang mendirikan shalat shubuh maka dia berada dalam jaminan Allah. (H.R Imam Muslim no. 163)

Sungguh merupakan suatu keberuntungan yang sangat besar dan agung, di dunia dan di akhirat, bila seorang hamba mendapat jaminan Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

(4) Dihitung seperti shalat semalam penuh.
Tidaklah ada seorang hamba pada saat ini yang mampu mendirikan shalat semalam penuh apalagi dilakukan tiap hari. Tapi dengan kasih sayang-Nya Allah Ta’ala memberikan pahala shalat semalam penuh bagi hambaNya yang melaksanakan shalat shubuh. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Man shallal ‘isya-a fii jamaa’atin fa ka-annamaa qaama nishfal laili, wa man shallash shubha fii jamaa’atin fa ka-annamaa shallal laili kullah”  Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya. (H.R Imam Muslim no. 656).

(5) Disaksikan para malaikat.
Salah satu keistimewaan pula pada shalat shubuh yaitu disaksikan oleh siang dan malaikat malam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan hal ini dalam sabda beliau : Wa tajtami’u malaaikatul laili wa malaaikatun nahaari fii shalaatil fajri” Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh). H.R Imam Bukhari no. 137 dan Imam Muslim no.632.

Hadits ini juga semakna dengan firman Allah dalam surat al Isra’ 78 sebagaimana telah disebutkan diatas. Allah berfirman :  Inna qur-anal fajri kaana masyhuudaa”.  Sesungguhnya shalat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat).

Itulah diantara amal amal yang dilakukan di waktu shubuh dan memiliki nilai yang sangat besar disisi Allah Ta’ala. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita. Wallahu A’lam. (1.051).
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar