Jumat, 10 Desember 2021

KENAPA SEBAGIAN MANUSIA SULIT MENERIMA KEBENARAN

 

KENAPA SEBAGIAN MANUSIA SULIT MENERIMA KEBENARAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sebagian manusia di zaman ada sulit menerima sesuatu yang benar. Meskipun dalil dalil tentang kebenaran yaitu dari Al Qur an dan as Sunnah sudah dihadirkan dihadapannya tetapi tak digubris juga. Terkadang dibantah dengan menggunakan akalnya.  Penyebab utamanya  karena hatinya telah tertutup.

Rasulullah Salallahu’alaihi Wasallam mengingatkan bahwa hati itu bisa tertutup tersebab titik titik hitam akibat perbuatan dosa dan maksiat, sebagaimana sabda beliau :

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِى قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ سُقِلَ قَلْبُهُ وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ وَهُوَ الرَّانُ الَّذِى ذَكَرَ اللَّهُ ( كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ)

Satu hadits yang diriwayatkan oleh at Tirmidzi, Imam Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Majah, dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya.

Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya : 

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. (Q.S al Mutaffifin 14).

Tentang ayat ini, Syaikh as Sa’di berkata : Dalam ayat ini terdapat peringatan dari berbagai dosa karena dosa BISA MENUTUPI HATI sedikit demi sedikit hingga cahaya hati padam dan pandangan hati mati. Inilah yang akan memutarbalikkan kebenaran (pada diri seseorang) sehingga KEBATHILAN DALAM PANDANGANNYA ADALAH KEBENARAN DAN KEBENARAN DALAM PANDANGANNYA ADALAH KEEBATHILAN. Dan inilah salah satu hukuman terbesar (terhadap) dosa. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).   

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin, tentang surat al Muthaffifin ayat 14 ini, berkata : Yakni, apa yang selalu mereka usahakan itu menggumpal dalam hatinya hingga MENUTUPI DARI KEBENARAN. Firman-Nya : “Sebenarnya apa yang mereka usahakan itu …, yakni amal amal kejahatan. Karena amal kejahatan akan menghalagi seseorang dari hidayah.

Barangsiapa yang mengikuti petunjuk Allah Ta’ala dan perkara yang dibawa oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam SUDAH BARANG TENTU HATINYA AKAN BERCAHAYA.  Ia pasti dapat melihat kebenaran sebagai sesuatu yang benar dan dapat mengenal kebathilan sebagai sesuatu yang bathil. (Tafsir Juz ‘Amma, dengan diringkas).

Selain itu, ketahuilah bahwa ketika seseorang sulit menerima kebenaran maka ITU ADALAH MUSIBAH dan tidaklah musibah itu datang karena perbuatan dosa. Allah Ta’ala berfirman :

وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ

Dan musibah apa saja yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahanmu). Q.S asy Syuura 30.

Imam Ibnul Qayyim telah mengingatkan : Diantara akibat dari berbuat dosa adalah menghilangkan nikmat dan JUGA MENDATANGKAN BENCANA ATAU MUSIBAH.  Oleh karena itu hilangnya nikmat dari seseorang adalah akibat dosa. Begitu pula datangnya berbagai musibah adalah juga disebabkan dosa (al Jawabul Kafi).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.486)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar