Selasa, 21 Desember 2021

HAMBA ALLAH WAJIB MENJAUHKAN DIRI DARI PERBUATAN GHIBAH

 

HAMBA ALLAH WAJIB MENJAUHKAN DIRI DARI PERBUATAN GHIBAH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah menjelaskan makna ghibah adalah sebagaimana sabda beliau :

 

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : أَتَدْرُوْنَ مَا الْغِيْبَةُ ؟ قَالُوْا : اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ : ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ، فَقِيْلَ : أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِيْ أَخِيْ مَا أَقُوْلُ ؟ قَالَ : إِنْ كَانَ فِيْهِ مِا تَقُوْلُ فَقَدِ اْغْتَبْتَهُ, وَ إِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدْ بَهَتَّهُ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tahukah kalian apakah ghibah itu ?. Sahabat menjawab : Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : YAITU ENGKAU MENYEBUTKAN SESUATU YANG TIDAK DISUKAI OLEH SAUDARAMU.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya : Bagaimanakah pendapat engkau, jika itu memang benar ada padanya ?, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : Kalau memang sebenarnya begitu berarti engkau telah mengghibahinya, tetapi jika apa yang kau sebutkan tidak benar maka berarti engkau telah berdusta atasnya. (H.R Imam Muslim, at Tirmidzi dan Abu Dawud).

Sungguh ghibah atau bergunjing adalah  tercela. Mengghibah  termasuk perbuatan  MENYAKITI saudara sesama muslim yang dilarang dalam syariat Islam. Allah Ta’ala berfirman :

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا

Dan orang orang yang menyakiti orang orang beriman laki laki dan perempuan tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat maka sungguh mereka telah memikul kebohongan yang nyata. (Q.S Al Ahdzab 58).

Secara tegas, Allah Ta’ala MELARANG orang orang beriman melakukan perbuatan ghibah sebagaimana firman-Nya :

 وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ

Dan janganlah kamu mencari cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada diantara kamu yang menghibah sebagian yang lain. Apakah ada diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati. Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah Maha Mengetahui dan Mahateliti. (Q.S al Hujuraat 12).

Sungguh ghibah adalah termasuk salah satu dosa besar. Kenapa termasuk dosa besar. Syaikh as Sa’di menjelaskan  : Didalam ayat ini terdapat peringatan keras dari melakukan ghibah karena ghibah tergolong  dosa besar. Allah menyamakan ghibah dengan memakan daging bangkai yang mana memakan daging bangkai adalah termasuk dosa besar (Tafsir Karimir Rahman).

Sungguh sangat buruk akibat perbuatan ghibah. Jika ghibah dicelupkan  ke dalam air laut  bisa merubahnya. Diriwayatkan oleh  Aisyah radhiyallahu ‘anha,  beliau berkata :

حَسْبُكَ مِنْ صَفِيَّةَ كَذَا وَ كَذَا. قَالَ غَيْرُ مُسَدَّدٍ تَعْنِيْ قَصِيْرَةً. فَقَالَ : لَقَدْ قُلْتِ كَلِمَةً لَوْ مُزِجَتْ بِمَاءِ الْبَحْرِ لَمَزَجَتْهُ

Wahai Rasulullah, cukuplah menjadi bukti bagimu kalau ternyata Shafiyah itu memiliki sifat demikian dan demikian. Salah seorang periwayat hadits menjelaskan maksud ucapan ‘Aisyah, yaitu bahwa Shafiyah itu orangnya pendek. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sungguh engkau telah mengucapkan sebuah kalimat yang seandainya dicelupkan ke dalam lautan maka niscaya akan merubahnya. H.R Abu Dawud, dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Asy Syaikh Salim bin Ied al Hilali berkata : Dapat merubah rasa dan aroma air laut, disebabkan betapa busuk dan kotornya perbuatan ghibah. Hal ini menunjukkan suatu peringatan keras dari perbuatan tersebut. (Bahjatun Nazhirin Syarah Riyadhush Shalihin)

Ketahuilah saudaraku bahwa di akhirat kelak akan ada adzab yang berat bagi pelaku ghibah, sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam : 

لَمَّا عُرِجَ بِيْ, مَرَرْتُ بِقَوْمٍ لَهُمْ أَظْفَارٌ مِنْ نُحَاسٍ يَخْمِشُوْنَ وُجُوْهَهُمْ وَ صُدُوْرَهُمْ فَقُلْتُ : مَنْ هَؤُلآء يَا جِبْرِيْلُِ؟ قَالَ : هَؤُلآء الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ لُحُوْمَ النَّاسَ وَيَقَعُوْنَ فِيْ

Ketika beliau di mi’rajkan, beliau melewati sekelompok orang yang mempunyai kuku-kuku dari tembaga. Mereka mencakar-cakar wajah dan dada mereka sendiri dengan kuku tembaga tersebut. Lalu beliau bertanya kepada Jibril : Wahai Jibril siapa mereka itu ?. Jibril menjawab : Mereka adalah orang-orang yang sering makan daging manusia (berbuat ghibah) dan mereka yang suka membicarakan kejelekan orang lain. (H.R Imam Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad jayyid dari Anas bin Malik).

Oleh karena itu maka hamba hamba Allah hendaklah mewajibkan dirinya untuk menjauh dari perbuatan ghibah termasuk pula menghindarkan diri dari majelis ghibah. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.493).



 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar