Selasa, 15 Juni 2021

SIKAP ORANG BERIMAN KETIKA DIHINA DAN DIRENDAHKAN

 

 

SIKAP ORANG BERIMAN KETIKA DIHINA DAN DIRENDAHKAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

 

Sebagai makhluk sosial, manusia sehari hari bergaul dan berinteraksi dengan orang banyak. Dalam keadaan yang demikian ada saja kemungkinan seseorang dihina atau direndahkan. Dituduh dengan berbagai keburukan yang belum tentu ada pada diri kita. Atau kalaupun ada tidaklah separah yang dituduhkan dan disangkakan.

 

Kebanyakan manusia, ketika dihina atau direndahkan atau dizhalimi, apalagi dihadapan orang banyak atau disebar kemana mana melalui media sosial LALU DATANG KEINGINAN MEMBALAS. Jika mungkin dengan penghinaan yang lebih buruk lagi.

 

Namun demikian, ketahuilah bahwa SANGATLAH BAIK jika tidak membalas. Ambil manfaat dari penghinaan itu, diantaranya : 

 

Pertama : Bersabarlah, meskipun berat tetapi orang yang bersabar akan memperoleh pahala tanpa batas. Allah Ta’ala berfirman :

 

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

 

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah  yang disempurnakan pahala mereka tanpa batas (Q.S az  Zumar 10)

 

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Adapun kesabaran, pahalanya berlipat ganda tidak terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa ganjarannya sangat besar sekali hingga tak mungkin bagi seorang insan untuk membayangkan pahalanya karena tidak bisa dihitung dengan bilangan. 

 

Bahkan juga, pahala sabar termasuk pahala yang maklum diisi Allah tanpa bisa dibatasi. Tidak pula dapat disamakan dengan mengatakan satu kebaikan dilipat gandakan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat. Kesabaran itu pahalanya tanpa batas. (Syarah Riyadush Shalihin)

 

Kedua : Lakukan muhasabah atau introspeksi diri.  Mungkin karena pada suatu waktu dahulu ketika berkuasa, berpangkat dan berharta  kita pernah merendahkan, menghina atau melecehkan seseorang.  Lalu Allah mentakdirkan ada orang lain yang  merendahkan dan menghina kita saat ini yaitu ketika pangkat dan jabatan sudah tak ada, hartapun sudah habis.   Allah Ta’ala berfirman :

 

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ

Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri. Dan jika kamu berbuat buruk maka (akibat keburukan) itu untuk dirimu sendiri. (Q.S al Israa’ 7).

 

Ketiga : Jika seseorang direndahkan atau dihina berarti  dizhalimi.  Ketahuilah bahwa  kezhaliman yang  diterima di dunia dengan sabar merupakan tabungan pahala yang akan dipetik dikemudian hari. KETIKA SUDAH TIDAK ADA DINAR DAN DIRHAM, orang orang yang dizhalimi menuntut keadilan kepada Allah Ta’ala atas kezhaliman yang diterimanya dari orang lain.

 

Ketika Allah mengabulkan permohonan orang yang pernah dizhalimi maka YANG MENZHALIMI  harus membayar dosa kezhalimannya dengan amal shalih atau hasil dari ibadah. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda tentang orang  yang muflis :

أَتَدْرُونَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا مَنْ لَا دِرْهَمَ لَهُ وَلَا مَتَاعَ فَقَالَ إِنَّ الْمُفْلِسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَسَفَكَ دَمَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

Apakah kalian tahu siapa orang yang muflis ?. Para sahabat menjawab : Muflis (orang bangkrut) itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Muflis dari umatku ialah : Orang yang datang pada hari Kiamat membawa (pahala) shalat, pahala puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia telah mencaci dan  menuduh orang lain, makan harta, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak).

Maka orang-orang itu akan diambil  pahala dari kebaikan-kebaikannya. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka.  (H.R Imam Muslim).

Keempat : Selain itu adapula sikap terpuji yang bisa dilakukan oleh yang dihina atau direndahkan orang lain YAITU MEMAAFKAN. Sungguh suka memaafkan akan mendatangkan kebaikan yang banyak.

(1) MEMAAFKAN AKAN MENDATANGKAN KEMULIAAN. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :


ثَلَاثٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْداً بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

 

Ada tiga golongan yang berani bersumpah untuknya, tidaklah berkurang harta karena shodaqoh, dan TIDAKLAH MENAMBAH BAGI SEORANG PEMAAF KECUALI KEMULIAAN dan tidaklah seseorang bertawadhu’ (rendah hati) melainkan akan diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu Wata’ala.. (H.R at Tirmidzi).

 

(2) Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam menjanjikan rumah di surga bagi tiga golongan dan satu diantaranya adalah bagi orang yang memaafkan orang yang berbuat buruk kepadanya yaitu sebagaimana sabda beliau : 

 

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُشْرَفَ لَهُ الْبُنْيَانُ ، وَتُرْفَعَ لَهُ الدَّرَجَاتُ فَلْيَعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَهُ ، وَلْيُعْطِ مَنْ حَرَمَهُ ، وَلْيَصِلْ مَنْ قَطَعَهُ

 

Barangsiapa yang ingin dibangunkan baginya bangunan (rumah) di surga, hendaknya ia memafkan orang yang mendzaliminya, memberi orang yang bakhil padanya dan menyambung silaturahmi kepada orang yang memutuskannya.  (H.R ath Thabrani).

 

(3) Ketahuilah bahwa puncak keutamaan dari sikap suka memaafkan manusia adalah memperoleh ampunan Allah Ta’ala. Allah berfirman : 

 

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

 

Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah mengampunimu dan Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. (Q.S an Nur 22)

 

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.325)

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar