Kamis, 24 Juni 2021

KESEMPATAN MEMPERBANYAK SHALAT DENGAN DHUHA DAN QIYAMYUL LAIL

 

KESEMPATAN MEMPERBANYAK SHALAT DENGAN DHUHA DAN QIYAMUL LAIL

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh shalat fardhu lima kali sehari semalam adalah kewajiban utama setiap hamba Allah. Shalat adalah rukun Islam paling utama setelah dua kalimat syahadat. Oleh karena itu hamba hamba Allah SANGATLAH TAKUT untuk mengabaikan shalat fardhu ini. Bahkan shalat merupakan amalan paling pertama yang akan dihisab di akhirat kelak sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam :

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – ، قَالَ : قاَلَ رَسُولُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – : (( إنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ صَلاَتُهُ ، فَإنْ صَلُحَتْ ، فَقَدْ أفْلَحَ وأَنْجَحَ ، وَإنْ فَسَدَتْ ، فَقَدْ خَابَ وَخَسِرَ ، فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيضَتِهِ شَيْءٌ ، قَالَ الرَّبُ – عَزَّ وَجَلَّ – : اُنْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ ، فَيُكَمَّلُ مِنْهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيضَةِ ؟ ثُمَّ تَكُونُ سَائِرُ أعْمَالِهِ عَلَى هَذَا

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman : Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah. Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya. (H.R at Tirmidzi  dan An-Nasa’i).

Selain itu, Allah Ta’ala memberi kesempatan untuk menambah pahala dan kebaikan melalui shalat shalat sunnah yang sangat banyak jumlah dan macamnya. Diantaranya adalah SHALAT DHUHA DAN SHALAT TAHAJUD. Sungguh kedua shalat ini menjadi kebiasaan umumnya orang orang shalih dari dahulu hingga sekarang dan akan terus berlanjut insya Allah sampai hari Kiamat. 

Kedua jenis shalat ini  adalah kesempatan untuk memperbanyak shalat, dan keduanya memiliki keutamaan dan kebaikan yang banyak, diantaranya :

Pertama : Keutamaan Shalat Dhuha.

(1) Mendapat penjagaan Allah Ta’ala sehari penuh.

Ketahuilah bahwa seorang hamba yang melaksanakan shalat dhuha empat rakaat akan mendapat penjagaan Allah sehari penuh. Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah bersabda bahwa Allah Ta’ala berfirman : “Ibna aadamarka’ lii min awwalin nahaari arba’a raka’aatin akfika aakhirah”.  Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku di pagi hari empat rakaat, niscaya Aku akan menjagamu sampai akhir hari (mu)  H.R at Tirmidzi dishahihkan oleh Syaikh al Albani. 

 

(2) Shalat dhuha adalah shalat orang yang kembali kepada ketaatan

 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

لا يحافظ على صلاة الضحى إلا أواب، وهي صلاة الأوابين

Tidaklah menjaga shalat sunnah Dhuha melainkan awwab (orang yang kembali kepada ketaatan). Inilah shalat awwabin. (H.R Ibnu Khuzaimah, dihasankan oleh Syaikh al Albani).

Imam an Nawawi rahimahullah berkata : Awwab adalah muthii’ (orang yang taat). Ada pula ulama yang mengatakan bahwa maknanya adalah orang yang kembali kepada ketaatan. (Syarh Shahih Muslim).

(3) Mendapat ampunan dengan shalat dhuha.

Hamba hamba Allah yang membiasakan shalat dhuha dosanya akan diampuni oleh Allah Ta’ala, meskipun dosa tersebut sebanyak buih di lautan. Rasulullah bersabda sebagai berikut.

من حافظ على شفعة الضحى غفرت له ذنوبه وإن كانت مثل زبد البحر


Siapa yang membiasakan (menjaga) shalat dhuha, dosanya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).

(4) Tidak dianggap sebagai  orang yang  lalai

Setiap orang tentu tidak ingin dianggap sebagai orang lengah ataupun lalai dalam beribadah dan  mencari rahmat Allah Ta’ala. Diantara  cara agar terhindar dari sifat lalai adalah mengerjakan shalat dhuha. Rasulullah bersabda sebagai berikut.

من صلى الضحى ركعتين لم يكتب من الغافلين

 

Orang yang mengerjakan shalat dhuha tidak termasuk orang lalai. (H.R al Baihaqi dan an Nasa’i).

Kedua : Keutamaan shalat tahajud atau qiyamul lail.

(1) Allah Ta’ala memuji orang orang yang melaksanakan shalat lail, sebagaimana firman-Nya :

 

إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ

تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

 

Orang orang yang beriman dengan ayat ayat Kami hanyalah orang orang yang apabila diperingatkan dengannya, mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Rabb-nya dan mereka idak menyombongkan diri. LAMBUNG MEREKA JAUH DARI TEMPAT TIDURNYA, mereka berdoa kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan penuh harap dan mereka menginfakkan sebagian izki yang Kami berikan kepada mereka. (Q.S as Sajdah 15-16)

(2) Shalat lail merupakan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 

أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ.

 

Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam hari. (H.R Imam Muslim)

(3) Ketahuilah bahwa shalat lail adalah kebiasaan orang-orang shalih yang betul betul ingin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

 

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنْ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ

 

Hendaklah kalian mengerjakan shalat malam, karena itu merupakan kebiasaan orang shalih sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari perbuatan dosa, menghapus keburukan, dan mencegah penyakit dari badan. (H.R. Imam Ahmad, at Tirmidzi dan al Hakim).

(4) Akan diberi dan dipenuhi permintaan seorang hamba untuk kebaikan dunia dan akhiratnya. Ini dijelaskan Rasulullah dalam hadits berikut :

       

عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

Dari Jabir, ia barkata, Aku mendengar Rasulullah Salllahu ‘alaihi Wasallam bersabda : Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya) dan itu setiap malam. (H.R Muslim dan Ahmad)

Ibnu Rajab al Hambali mengatakan :  Waktu tahajud di malam hari adalah sebaik-baik waktu pelaksanaan shalat sunnah. Ketika itu hamba semakin dekat dengan Rabb-nya. Waktu tersebut adalah saat dibukakannya pintu langit dan diijabahnya  doa. Saat itu adalah waktu untuk mengemukakan berbagai macam kebutuhan  dan permohonan kepada Allah Ta’ala. (Lathaif al Ma'arif

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.329)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar