Rabu, 19 April 2023

MENJAGA DAN MEMELIHARA KETAKWAAN SETELAH RAMADHAN

 

 

MENJAGA DAN MEMELIHARA KETAKWAAN SETELAH RAMADHAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh tujuan paling terdepan berpuasa di bulan Ramadhan adalah untuk mendapat PREDIKAT TAKWA, yaitu sebagaimana firman-Nya : 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Wahai orang-orang yang beriman !.  Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S al Baqarah 183).

Dengan izin Allah Ta'ala, semoga sangatlah banyak orang orang beriman  yang bisa  mendapatkan predikat takwa dengan puasa Ramadhannya. Diantaranya adalah orang orang yang berkeinginan kuat untuk mendapatkannya dan dibuktikan dengan usaha yang sungguh melaksanakan puasa Ramadhan serta mengisi Ramadhan dengan berbagai amal ibadah yang disyariatkan.

Jika predikat takwa telah ada dalam diri seorang hamba maka kewajiban berikutnya, yang juga tidak ringan adalah berusaha menjaga dan memeliharanya bahkan harus meningkatkannya setiap saat. Jika sikap takwa yang sudah ada lalu terlepas sungguh merupakan kerugian yang amat besar dan membahayakan kehidupan dunia dan akhiratnya.

Ketahuilah bahwa beberapa  cara yang bisa dilakukan untuk menjaga, memelihara bahkan meningkatkan ketakwaan  adalah :

Pertama : Selalu merasa diawasi Allah Ta’ala.

Sungguh kita sakksikan banyak orang yang melalaikan kewajibannya terhadap hak hak Allah atas dirinya utama sekali karena merasa Allah tidak mengetahui apa yang mereka lakukan. Pada hal sungguh Allah Ta’ala dengan ilmu-Nya yang Mahaluas, mengetahui segala sesuatu yang mereka lakukan. Allah Ta'ala berfirman :

وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ ۚ وَٱللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

“... Dan dia bersama kamu dimana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan” (Q.S. al Hadid:4)

Al Hafizh Ibnu Katsir berkata: “Maksudnya adalah Allah senantiasa menyaksikan kalian dan menyaksikan amal kalian. Bagaimanapun keadaan kalian dan dimana saja kalian berada didaratan atau dilautan, siang ataupun malam dirumah ataupun dipadang pasir. Semua itu berada dalam pengetahuan, pengawasan dan pendengaran-Nya. (Tafsir Ibnu Katsir)

Seorang yang merasa yakin selalu dilihat dan diawasi Rabb-nya, tentu akan  selalu mendorongnya untuk terus bertakwa baik dalam keramaian dan juga dalam kesendirian.

Kedua : Belajar ilmu syar’i dan mengamalkannya.

Bahwa salah satu makna takwa secara istilah adalah sebagaimana dikatakan Ibnu Mas’ud  : Hendaklah Allah ditaati tidak dimaksiati, diingat tidak dilupakan, disyukuri tidak diingkari.

Ketahuilah bahwa tidaklah seorang hamba : (1) Bisa mentaati Allah secara benar kecuali dengan ilmu. (2) Bisa mengingat Allah secara benar kecuali dengan ilmu. (3) Bisa mensyukuri nikmat Allah secara benar kecuali dengan ilmu.

Sufyan ats Tsauri  berkata : Bahwa sungguh ilmu dipelajari untuk dijadikan sarana bertakwa kepada Allah.

Ketahuilah bahwa ilmu yang benar di dapat dengan belajar. Dan belajar adalah kewajiban setiap muslim. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam  bersabda :

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

 Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim. (H.R Imam Ahmad dan Ibnu Majah).

Ketiga : Terus menerus melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah

Ini adalah aplikasi dari takwa. Tidaklah dikatakan bertakwa jika menyelisihi perintah Allah dan mengabaikan larangannya. Allah berfirman:

وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَيَخْشَ اللَّهَ وَيَتَّقْهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَائِزُونَ

Dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasulnya, serta takut kepada Allah dan bertakwa kepadanya, maka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. (Q.S. an Nur 52).

Keempat : Bergaul dengan orang orang yang selalu menjaga ketakwaan.

Termasuk cara yang sangat dianjurkan dalam menjaga ketakwaan adalah berteman dengan orang orang yang selalu menjaga ketakwaan.

Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

Seseorang sesuai dengan agama teman akrabnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman akrabnya. (H.R Abu Daud dan at Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)

Ketahuilah bahwa : (1) Pertemanan dengan orang bertakwa adalah suatu nikmat yang besar karena pertemanan dengan orang bertakwa itu karena Allah bukan karena yang lain. (2) Pertemanan dengan orang bertakwa insya Allah akan langgeng dari dunia sampai akhirat. (3) Pertemanan dengan orang bertakwa akan selalu saling mendoakan untuk kebaikan. (4) Pertemanan dengan orang bertakwa akan selalu saling ingat mengingatkan tentang kebaikan. (5) Pertemanan dengan orang bertakwa akan saling memberi udzur dan memaafkan jika ada kesalahan.

Kelima : Selalu berdoa agar diberi sifat takwa.

Salah satu jalan untuk meraih ketakwaan adalah dengan banyak berdoa kepada Allah Ta'ala. Diantara doa yang diajarkan Rasulullah Salallahu ‘alahi Wasallam adalah :

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى

Ya Allah sesungguhnya aku memohon engkau agar diberi petunjuk, ketakwaan, kesucian diri dan kecukupan (H.R Imam Muslim).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A'lam. (2.982)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar