Rabu, 11 Mei 2022

TAK PERLU MEMBALAS JIKA AIB ATAU KEKURANGANMU DIUMBAR

 

TAK PERLU MEMBALAS JIKA AIB ATAU KEKURANGANMU DIUMBAR

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Manusia adalah makhluk sosial yang perlu bahkan butuh bergaul dan hidup bersama manusia lainnya yang  memiliki  sifat, cara dan kelakuan  yang hakikatnya  berbeda satu sama lain. Nah, ketika bergaul dengan manusia lain yang begitu keadaannya maka terkadang timbul masalah yang tak menyenangkan.

Bahkan, bisa jadi tak ada angin tak hujan, pada suatu waktu  ada saja yang suka tampil mengumbar aib atau kekurangan orang lain dihadapan orang banyak, di media sosial dan yang lainnya. Keadaan ini hakikatnya  sangat tidak menyenangkan bagi yang dibuka aib dan kekurangannya. Bisa mendatangkan : (1) Sakit hati bahkan bisa   dendam. (2) Ingin membalas dengan mengumbar pula aibnya.

Sungguh mengumbar aib dan kekurangan orang lain adalah perbuatan tercela dan merusak hubungan persahabatan dan yang lainnya. Namun demikian, ketika keadaan yang tak menyenangkan ini mendatangi seorang hamba maka sebagai orang beriman hendaklah dia tetap mengedepankan sikap yang mulia, diantaranya adalah :

Pertama : Menyadari bahwa setiap orang memiliki berbagai aib dan kekurangan termasuk dirinya sendiri. Jadikan keadaan ini sebagai sarana introspeksi diri untuk memperbaiki kekurangan diri yang terkadang  kita lupa dan  lalai untuk yang demikian.

Kedua : Jadilah pemaaf. Sungguh memberi maaf ketika disakiti tentu berat. Tetapi ketahuilah bahwa suka memaafkan adalah salah satu sikap mulia seorang hamba. Rasululllah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

ثَلَاثٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْداً بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

Ada tiga golongan yang berani bersumpah untuknya, tidaklah berkurang harta karena shadaqah, dan tidaklah menambah bagi seorang pemaaf melainkan kemuliaan, dan tidaklah seseorang bertawadhu’ (rendah hati) melainkan akan diangkat derajatnya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. (H.R at Tirmidzi).

Selain itu, ketahuilah bahwa . Allah Ta’ala  memerintahkan manusia menjadi pemaaf dan Allah Ta’ala akan mengampuni dosa orang yang suka memaafkan, sebagaimana  firman-Nya : 

وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ 

Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak menginginkan Allah mengampunimu dan Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang (Q.S an Nuur 22). 

Ketiga : Ketika seorang hamba dicaci (dibuka)  aibnya maka Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam memberi nasehat untuk TIDAK MEMBALAS  karena pahala ada pada orang yang dicaci aibnya dan dosa pada orang yang mencaci yaitu sebagaimana sabda beliau :

إن امرؤ سبك بما يعلم فيك ، فلا تسبه بما تعلم فيه ، فإن أجره لك و وباله على من قاله   

Jika ada orang yang mencacimu dengan aib yang ia ketahui ada padamu, janganlah kamu balas  mencacinya dengan aib yang kamu ketahui ada padanya, karena pahalanya untukmu, dan dosanya untuk dia. (H.R Imam Ahmad).

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.628)

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar