AMALMU BISA TERHAPUS
JIKA MEREMEHKAN ORANG LAIN
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Hakikatnya, hamba hamba Allah mendapat kedudukan yang
sama dalam pandangan Allah Ta'ala. Oleth karena itu tidaklah seorang mulia
menjadi mulia tersebab pangkat, jabatan, kedudukan, kekayaan, Pendidikan, nasab
dan yang lainnya karena itu adalah kemuliaan yang semu dan sementara.
Ketahuilah bahwa hamba yang mulia di sisi Allah adalah
karena ketaatannya yaitui sebagai
disebutkan dalam firman-Nya :
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ
ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sungguh,
yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (Q.S al Hujurat 13).
Dan juga
Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah menjelaskan pula tentang manusia
yang mulia, sebagaimana sabda beliau :
أَكْرّمُ النَّاس أَتْقَاهُم
Yang
paling mulia adalah manusia yang paling bertakwa. (H.R Imam Bukhari).
Selain itu ketahuilah bahwa tidaklah seseorang boleh meremehkan atau merendahkan orang lain yaitu sebagaimana sabda Rasulullah Salallahun 'alaihi Wasallam : Dahulu ada dua orang bersaudara dari kalangan Bani Israil yang saling berlawanan sifatnya. Salah satunya gemar berbuat dosa sedangkan sedangkan satunya lagi rajin beribadah. Yang rajin beribadah selalu mengingatkan saudaranya agar menjauhi dosa.
Sampai
suatu hari, ia berkata kepada temannya, ”Berhentilah berbuat dosa.” Karena
terlalu seringnya diingatkan, temannya yang sering bermaksiat itu berkata, ”Biarkan
aku begini. Apakah engkau diciptakan hanya untuk mengawasi aku ?.”
Lalu saudaranya yang rajin beribadah itu akhirnya marah dan berkata : ”Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni engkau.” atau ”Demi Allah, Allah tidak akan memasukkanmu ke dalam surga.” Akhirnya Allah mencabut nyawa keduanya dan dikumpulkan di sisi-Nya. Allah berkata kepada orang yang rajin beribadah : ”Apakah engkau tahu apa yang ada di Diri-Ku, ataukah engkau merasa mampu atas apa yang ada di Tangan-Ku ?.”
Allah berfirman kepada orang yang berbuat dosa : ”Masuklah engkau ke dalam surga karena Rahmat-Ku.” dan Dia berkata kepada yang rajin beribadah : ”Dan engkau masuklah ke dalam neraka.” Abu Hurairah berkata, : ”Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, orang ini telah mengucapkan perkataan yang membinasakan dunia dan akhiratnya.” (H.R Abu Dawud).
Dan juga Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan kita semua dalam sabda beliau :
مَنْ ذَا
الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لَا أَغْفِرَ لِفُلَانٍ فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ
لِفُلَانٍ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ
Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku, bahwa Aku tidak akan mengampuni Si Fulan, sesungguhnya Aku telah mengampuni Si Fulan, dan Aku menggugurkan amalmu. (H.R Imam Muslim).
Syaikh Salim bin id al Hilali menyebutkan beberapa faedah dari hadits ini, diantaranya adalah : (1) Peringatan dari meremehkan kaum muslimin dan merendahkan mereka. (2) Luasnya rahmat Allah dan ampunan-Nya kepada para hamba-Nya. (3) Larangan berputus asa dari rahmat Allah.
(4) Menunjukkan bahwa ada ampunan dari Allah terhadap
dosa dosa tanpa taubat. (5) Haramnya memastikan suatu hukum yang khusus bagi
Allah saja yang dapat menetapkannya. (6) Mengajarkan kepada seorang muslim satu
adab bersama Allah dan bersama para hamba Allah. (Bahjatun Nazhirin, Syarh Riyadish
Shalihin).
Wallahu A'lam. (3.590)