Senin, 08 September 2025

AMALMU BISA TERHAPUS JIKA MEREMEHKAN ORANG LAIN

 

AMALMU BISA TERHAPUS JIKA MEREMEHKAN ORANG LAIN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Hakikatnya, hamba hamba Allah mendapat kedudukan yang sama dalam pandangan Allah Ta'ala. Oleth karena itu tidaklah seorang mulia menjadi mulia tersebab pangkat, jabatan, kedudukan, kekayaan, Pendidikan, nasab dan yang lainnya karena itu adalah   kemuliaan yang semu dan sementara.

Ketahuilah bahwa hamba yang mulia di sisi Allah adalah karena ketaatannya   yaitui sebagai disebutkan dalam firman-Nya : 

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ ٱللَّهِ أَتْقَىٰكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha Mengetahui, Mahateliti. (Q.S al Hujurat 13).

Dan juga Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah menjelaskan pula tentang manusia yang mulia, sebagaimana sabda beliau : 

أَكْرّمُ النَّاس أَتْقَاهُم

Yang paling mulia adalah manusia yang paling bertakwa. (H.R Imam Bukhari).

Selain itu ketahuilah bahwa tidaklah seseorang boleh meremehkan atau merendahkan orang lain yaitu sebagaimana sabda Rasulullah Salallahun 'alaihi Wasallam : Dahulu  ada dua orang bersaudara dari kalangan Bani Israil yang saling berlawanan sifatnya. Salah satunya gemar berbuat dosa sedangkan sedangkan satunya lagi rajin beribadah. Yang rajin beribadah selalu  mengingatkan saudaranya agar menjauhi dosa.

Sampai suatu hari, ia berkata kepada temannya, ”Berhentilah berbuat dosa.” Karena terlalu seringnya diingatkan, temannya yang sering bermaksiat itu berkata, ”Biarkan aku begini. Apakah engkau diciptakan hanya untuk mengawasi aku ?.”

Lalu saudaranya yang rajin beribadah itu akhirnya marah dan berkata : ”Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni engkau.” atau ”Demi Allah, Allah  tidak akan memasukkanmu ke dalam surga.” Akhirnya Allah mencabut nyawa keduanya dan dikumpulkan di sisi-Nya. Allah berkata kepada orang yang rajin beribadah : ”Apakah engkau tahu apa yang ada di Diri-Ku, ataukah engkau merasa mampu atas apa yang ada di Tangan-Ku ?.”

Allah berfirman kepada orang yang berbuat dosa : ”Masuklah engkau ke dalam surga karena Rahmat-Ku.” dan Dia berkata kepada yang rajin beribadah : ”Dan engkau masuklah ke dalam neraka.” Abu Hurairah berkata,  : ”Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, orang ini telah mengucapkan perkataan yang membinasakan dunia dan akhiratnya.” (H.R Abu Dawud).

Dan juga Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan kita semua dalam sabda beliau :

مَنْ ذَا الَّذِي يَتَأَلَّى عَلَيَّ أَنْ لَا أَغْفِرَ لِفُلَانٍ فَإِنِّي قَدْ غَفَرْتُ لِفُلَانٍ وَأَحْبَطْتُ عَمَلَكَ

Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku, bahwa Aku tidak akan mengampuni Si Fulan, sesungguhnya Aku telah mengampuni Si Fulan, dan Aku menggugurkan amalmu. (H.R Imam Muslim).

Syaikh Salim bin id al Hilali menyebutkan beberapa faedah dari hadits ini, diantaranya adalah : (1) Peringatan dari meremehkan kaum muslimin dan merendahkan mereka. (2) Luasnya rahmat Allah dan ampunan-Nya kepada para hamba-Nya. (3) Larangan berputus asa dari rahmat Allah.

(4) Menunjukkan bahwa ada ampunan dari Allah terhadap dosa dosa tanpa taubat. (5) Haramnya memastikan suatu hukum yang khusus bagi Allah saja yang dapat menetapkannya. (6) Mengajarkan kepada seorang muslim satu adab bersama Allah dan bersama para hamba Allah. (Bahjatun Nazhirin, Syarh Riyadish Shalihin).   

Wallahu A'lam. (3.590)

 

 

 

 

 

 

 

TETAP BERSYUKUR DENGAN NIKMAT YANG TAMPAKNYA SEDIKIT

 

TETAP BERSYUKUR DENGAN NIKMAT YANG TAMPAKNYA SEDIKIT

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Hakikatnya, Allah Ta'ala telah memberi nikmat yang sangat banyak keada hamba hamba-Nya. Bahkan nikmat tidak terhitung jumlahnya. Allah Ta'ala berfirman :

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ

Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. (Q.S Ibrahim 34).

Ketahuilah bahwa terkadang seseorang merasa mendapat nikmat  yang tampak atau terasa sedikit. Tetapi SANGAT SANGAT DIANJURKAN UNTUK TETAP BERSYUKUR.

Sungguh Allah Ta'ala mengingatkan bahwa  tambahan nikmat akan mendatangi orang orang yang bersyukur yaitu sebagaimana firman-Nya :


وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah)  ketika Rabbmu memaklumkan sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti  Kami menambah (nikmat) kepadamu. Dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya adzab-Ku amat pedih. (Q.S Ibrahim 7).

 

Dan juga Rasululah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan agar tetap bersyukur meskipun terasa dapat nikmat sedikit. Dari An Nu’man bin Basyir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 

مَنْ لَمْ يَشْكُرِ الْقَلِيلَ لَمْ يَشْكُرِ الْكَثِيرَ

 

Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak. (H.R Imam Ahmad, dihasankan oleh  Syaikh al Albani).

 

Tentang hadits ini, Imam Ash Shan'ani berkata : Maksudnya bahwa barangsiapa yang tidak bersyukur dengan sesuatu yang sedikit maka ia tidak mendapat taufiq untuk mensyukuri sesuatu yang banyak. Atau (juga) maksudnya adalah barangsiapa yang tidak mensyukuri  sesuatu yang sedikit maka ia tidak (akan) mendapatkan sesuatu yang banyak. (At Tanwir Syarh al Jami'ish Shaghir).

 

Sungguh, Allah Ta'ala telah menjelaskan bahwa banyak hamba hamba-Nya yang tidak bersyukur yaitu sebagaimana firman-Nya : 

Pertama : Q.S al A’raf ayat 10

وَلَقَدْ مَكَّنَّاكُمْ فِي الْأَرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ ۗ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ

Dan sungguh, Kami telah menempatkan kamu di bumi dan disana Kami sediakan (sumber) penghidupan untukmu. (Tetapi) sedikir sekali kamu bersyukur. 

Kedua : Q.S  al Baqarah ayat 243 

إِنَّ اللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى النَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ

Sesungguhnya Allah memberikan karunia kepada manusia tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur.

Ketiga : Q.S al Mu’minun ayat 78. 

وَهُوَ الَّذِي أَنْشَأَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۚ قَلِيلًا مَا تَشْكُرُونَ

Dan Dia-lah yang telah menciptakan bagimu pendengaran,penglihatan dan hati nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur. 

 

Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah selalu bersyukur meskipun tampak atau terasa mendapat nikmat sedikit. Dan ketahuilah  bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam mengajarkan doa agar selalu menjadi hamba yang bersyukur yaitu satu doa yang diajarkan Rasulullah kepada Muadz bin Jabbal :

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

 Ya Allah aku mohon pertolongan agar aku selalu ingat kepada Engkau, agar aku selalu bersyukur kepada Engkau dan agar aku beribadah kepada Engkau dengan baik. (H.R Imam Ahmad dan Abu Dawud)

 

Wallahu A'lam. (3.589).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  

 

 

 

 

Sabtu, 06 September 2025

JANGAN MEREMEHKAN AMALAN MESKIPUN KELIHATAN KECIL

 

JANGAN MEREMEHKAN AMALAN MESKIPUN KELIHATAN KECIL

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta'ala Maha Pemurah. Ketika seorang hamba melakukan amalan atau perbuatan baik sekecil apapun  pastilah akan mendapat balasan dari-Nya. Allah Ta'ala berfirman :

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah niscaya dia akan melihat (balasan) nya. (Q.S al Zalzalah 7).

Syaikh as Sa'di berkata : (Balasan ini) bersifat umum untuk seluruh kebaikan dan keburukan, karena bila manusia bisa melihat amalan seberat biji zarrah yang merupakan sesuatu yang terkecil dan diberi balasannya maka yang lebih besar tentu lebih bisa dilihat.

Dalam ayat ini terdapat anjuran untuk mengerjakan kebaikan meski suatu yang kecil. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Dalam perkara amal atau kebaikan yang kecil, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

لَا تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

Janganlah engkau meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun hanya dengan bertemu dengan saudaramu dengan wajah yang berseri seri (dengan senyum) (H.R Imam Muslim).

Tentang hadits ini Syaikh Salim al Hilali menyebutkan dua faedah, satu diantaranya adalah : Tidak meremehkan amalan apapun selama ia adalah termasuk jenis jenis kebaikan. Oleh karena itu maka tidak sepantasnya meninggalkan suatu kebaikan karena meremehkannya. (Bahjatun Nazhirin, dengan diringkas).

Syaikh Abdulmuhsin al Qasim memberi nasehat : Janganlah engkau meremehkan amal shalih apapun yang engkau lakukan, meskipun sedikit dalam pandanganmu. Bisa jadi ia (amal shalih yang kecil itu) sebagai sebab masuknya dirimu ke dalam surga. (Khutuwat Ilas Sa'adah).

Oleh karena itu maka hamba hamba Allah sangat dianjurkan beribadah atau berbuat kebaikan meskipun kelihatan remeh atau kecil. Bukankah gunung yang besar terdiri dari butiran pasir dan tanah yang halus. Bukankah padang pasir yang luas terjadi karena banyaknya   butiran pasir terkumpul.  

Ketika amal ibadah yang kecil berkumpul  maka akan menjadi besar dan akan memberatkan timbangan amal seorang hamba di akhirat kelak. Dan ingatlah bahwa Allah Ta’ala berfirman :

وَالْوَزْنُ يَوْمَئِذٍ الْحَقُّ ۚ فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَٰئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ بِمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَظْلِمُونَ

Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran. Maka barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, MEREKA ITULAH ORANG YANG BERUNTUNG. Dan barangsiapa ringan timbangan (kebaikan) nya maka mereka itulah orang yang telah merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat ayat kami. (Q.S al A’raf 8-9).

Wallahu A'lam. (3.588).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Syaikh Abdulmuhsin al Qasim memberi nasehat : Janganlah engkau meremehkan amal shalih apapun yang engkau lakukan, meskipun sedikit dalam pandanganmu. Bisa jadi ia (amal shalih yang kecil itu) sebagai sebab masuknya dirimu ke dalam surga. (Khutuwat Ilas Sa'adah).

 

 

Jumat, 05 September 2025

HAMBA YANG CERDAS MELAKUKAN MUHASABAH ATAS DIRINYA

 

HAMBA YANG CERDAS  SELALU MELAKUKAN MUHASABAH ATAS DIRINYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, hamba hamba yang bijak dan cerdas selalu berusaha melakukan perbaikan dirinya terutama sekali  dalam KELALAIAN DAN KEKURANGANNYA KETIKA BERIBADAH. Ini perkara sangat penting karena ibadah atau amal shalih yang dilandasi iman adalah BEKAL ATAU MODAL PALING PENTING MENUJU NEGERI AKHIRAT DENGAN SELAMAT. Allah Ta'ala berfirman : 

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْكَبِيرُ

Sungguh orang orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih mereka akan mendapat surga yang mengalir di bawahnya sungai sungai. Itulah kemenangan yang agung. (Q.S al Buruj 11)

Ketahuilah bahwa tentang muhasabah diri telah diingatkan Allah Ta'ala dalam firman-Nya :           

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Wahai orang-orang yang beriman !. Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S al Hasyr 18).

Syaikh as Sa'di berkata : Ayat ini adalah pangkal dalam hal muhasabah diri. Setiap orang harus selalu mengintrospeksi diri. Jika melihat adanya kekeliruan segera menyelesaikannya dengan cara melepaskan diri darinya, bertaubat secara sungguh-sungguh dan berpaling dari berbagai hal yang menghantarkan pada kekeliruan tersebut.

Jika menilai dirinya bersikap sekenanya dalam menunaikan perintah-perintah Allah, ia akan mengerahkan segala kemampuannya dengan meminta pertolongan pada Rabb-Nya untuk mengembangkan, dan menyempurnakannya, serta membandingkan antara karunia dan kebaikan Allah yang diberikan padanya dengan kemalasannya. Karena hal itu mengharuskannya merasa malu. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Tentang muhasabah, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasalam juga telah mengingatkan dalam sabda beliau :

الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللَّهِ الأماني

Orang yang cerdas (berakal) adalah orang yang menghisab dirinya dan beramal untuk akhirat. Dan orang yang lemah adalah orang yang menundukkan dirinya kepada hawa nafsunya dan angan angan kepada Allah. (H.R at Tirmidzi).

Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan tentang satu hikmah dari Umar bin al Khaththab yaitu :

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا, وَزِنُوْا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُوْزَنُوْا, فَإِنَّهُ أَهْوَنُ عَلَيْكُمْ فِي الْحِسَابِ غَدًا أَنْ تُحَاسَبُوْا أَنْفُسَكُم الْيَوْمَ, وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الْأَكْبَرِ وَ يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُوْنَ لاَ يَخْفَي مِنْكُمْ خَافِيِةٌ

Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab dan timbanglah diri kalian sebelum kalian ditimbang, karena dengan menghisab diri kalian hari ini akan memudahkan hisab di hari esok. Berhiaslah kalian (dengan amal shaleh) untuk menghadapi pertemuan besar (hari kiamat). Pada hari itu perbuatan kalian akan ditampilkan dan tidak ada yang tersembunyi sedikitpun.

Imam Ibnul Qayyim berkata : Yang paling berbahaya bagi seorang hamba adalah bila tidak melakukan muhasabah atau meremehkan suatu masalah. Sikap seperti itu membawa kepada kebinasaan dan itulah kondisi orang-orang yang tertipu.

Mereka menutup mata dan meremehkan hasil akhir dan lebih mengandalkan ampunan. Sehingga ia tidak melakukan muhasabah terhadap dirinya dan merenungkan hasil akhirnya. Jika hal itu ia lakukan maka akan mudah baginya terjerumus ke dalam  dosa, lalu ia menikmati dosa-dosa itu dan sulit menghindarinya. (Ighasatul Lahfan).

Ketahuilah bahwa salah satu BAGIAN PENTING KETIKA HAMBA HAMBA ALLAH  MELAKUKAN MUHASABAH ADALAH MEMERIKSA IBADAHNYA SEHARI HARI APAKAH SUDAH ITTIBA' ATAU SESUAI DENGAN TUNTUNAN DAN CONTOH DARI RASULULLAH SALALLAHU 'ALAIHI WASALLAM. Jangan sampai TERCAMPUR DENGAN BID'AH ATAU PERKARA PERKARA BARU YANG DIADA ADAKAN DALAM IBADAH.   

Sungguh ibadah yang tercampur dengan bid'ah tidak bernilai di sisi Allah. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam mengingatkan dalam sabda beliau :

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa  beramal yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalannya tertolak. (H.R Imam Muslim).

Ketahuilah ketika seseorang beribadah tidak sesuai dengan petunjuk Rasululah Salallahu 'alaihi Wasalam maka BUKAN SAJA IBADAHNYA TERTOLAK tetapi mendatangkan fitnah da adzab.  Sungguh Allah Ta’ala berfirman :

فَلْيَحْذَرِ ٱلَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِۦٓ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Maka hendaklah orang orang yang menyelisihi perintah Rasul-Nya, takut akan ditimpa fitnah atau azab yang pedih. (Q.S an Nuur 63).

Wallahu A'lam. (3.587).

 

BENAR BENAR BERUSAHA UNTUK DAPAT HUSNUL KHATIMAH JIKA UMUR SUDAH 60 ATAU LEBIH.

 

BENAR BENAR BERUSAHA UNTUK DAPAT HUSNUL KHATIMAH JIKA UMUR SUDAH 60 ATAU LEBIH.

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu cita cita paling besar orang orang beriman adalah diwafatkan dalam husnul khatimah yaitu akhir hidup yang baik. Cita cita atau keinginan yang paling mulia ini HARUSLAH MENJADI KEINGINAN YANG BENAR BENAR DIUTAMAKAN OLEH YANG SUDAH BERUSIA LANJUT. Ketahuilah bahwa wafat dalam husnul khatimah adalah salah satu tanda permulaan yang baik untuk mendapatkan keselamatan di alam kubur dan alam akhirat.  

Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan orang orang beriman untuk menghindari kematian yang buruk dan matilah dalam keadaan beragama Islam. Allah Ta'ala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Wahai orang orang yang beriman !. Bertakwalah kepada Allah sebenar benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim. (Q.S Ali Imran 102).

Ketika umur sudah lanjut maka UPAYA DAN WAKTU YANG TERSISA UNTUK  MENDAPATKAN HUSNUL KHATIMAH sudah semakin menipis. Oleh karena itu berusahalah sungguh sungguh MENJAGA IBADAH FARDHU atau yang diwajibkan. Jangan lalai sedikitpun. Kemudian berusaha pula mengamalkan ibadah ibadah sunnah yang disyariatkan sesuai kemampuan.   

Perbanyak shalat sunnah, perbanyak berdzikir, membaca al Qur an, berbuat baik dengan membantu orang lain seperti berinfak dan bersedekah. Bersungguh sungguhlah menjaga diri agar tidak TERGODA SEDIKITPUN dari perbuatan dan ucapan tercela.

Imam Ibnul Qayyim memberi nasehat tentang penghambat mendapat husnul khatimah, beliau berkata : Bagaimana mungkin taufik untuk husnul khatimah akan didapat seseorang yang : (1) Hatinya lalai dari dzikir kepada Allah Ta’ala. (2) Selalu mengikuti hawa nafsunya. (3) Dan keadaannya yang melampaui batas.

Sungguh, orang yang hatinya lalai dari mengingat Allah Ta’ala sangat jauh dari husnul khatimah, tertawan oleh syahwatnya, lisannya kering dari dzikir kepada-Nya. Anggota tubuhnya tidak mentaati perintah Allah Ta’ala bahkan dia selalu sibuk dengan maksiat. (Ad Daa’ wad Dawaa’).

Oleh karena itu, hamba hamba Allah ketika umur sudah lanjut ini mari  kita perkokoh iman kita, kita perbanyak beribadah untuk mendapatkan ridha dan pahala dari Allah Ta’ala. Dan juga kita perbanyak doa agar diwafatkan dalam husnul khatimah. Diantaranya adalah :

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ عُمْرِي آخِرَهُ، وَخَيْرَ عَمَلِي خَوَاتِيمَهُ، وَخَيْرَ أَيَّامِي يَوْمَ أَلْقَاكَ فِيهِ

Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku adalah umur yang terakhirnya, sebaik-baik amalku adalah amal-amal penutupannya dan sebaik-baik hariku adalah hari saat aku menghadap-Mu. (H.R ath Thabrani).

اللهم إني أسألك حسن الخاتمة

Ya Allah aku memohon  (diwafatkan dalam) husnul khatimah

Wallahu A'lam.  (3.586)  

 

 

 

 

 

AMALAN YANG SEDIKIT DAPAT BALASAN YANG BANYAK

 

AMALAN YANG SEDIKIT DAPAT BALASAN YANG BANYAK

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah  apapun kebaikan yang dilakukan seorang hamba sesuai syariat  pastilah dia akan memperoleh balasan kebaikan pula.  Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : 

هَلْ جَزَاءُ الْإِحْسَانِ إِلَّا الْإِحْسَانُ

 Balasan perbuatan baik adalah kebaikan pula (Q.S ar Rahman 60).

 Juga Allah Ta'ala  berfirman : 

قُلْ يَٰعِبَادِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ فِى هَٰذِهِ ٱلدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ

Katakanlah (Muhammad), wahai hamba hamba-Ku yang beriman !. Bertakwalah kepada Rabb-mu. Bagi orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. (Q.S az Zumar 10).

Dan Allah Ta’ala akan memberikan ganti atau balasan kebaikan dengan berlipat ganda. Allah Ta'ala berfirman : 

وَمَنْ يَّقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهٗ فِيْهَا حُسْنًاۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ شَكُوْرٌ

Barangsiapa mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan kebaikan baginya. Sungguh Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri. (Q.S asy Syuuraa 23). 

Dan juga Allah Ta'ala berfirman : 

وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ ٱللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ

Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui. (Q.S al Baqarah 158).

Dalam kitab Tafsir al Muyassar disebutkan : Sesungguhnya Allah Maha mensyukuri, Dia akan memberikan balasan ATAS AMALAN YANG SEDIKIT dengan pahala yang banyak. dan Dia maha mengetahui amal-amal perbuatan hamba-hambanya maka Dia tidak akan menyia-nyiakannya, dan tidak mengurangi amal seseorang sedikitpun walaupun sebesar biji sawi. (Departemen Agama Sudi Arabia).

Allah Ta'ala berfirman : 

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Q.S al Baqarah 261).

Dari Abu Mas’ud, dia  berkata bahwa ada seseorang yang membawa seekor onta yang terikat ke hadapan Rasulullah seraya berkata : Onta ini saya sedekahkan di jalan Allah. Mendengar hal itu Rasulullah bersabda : 

لك بها يوم القيامة سبعمائة ناقة كلها مخطومة

Balasan bagimu nanti di Hari Kiamat tujuh ratus onta yang seluruhnya terikat. (H.R Imam Muslim).

Oleh karena itu hamba hamba Allah  teruslah berbuat kebaikan sekecil apapun, pasti akan diberikan balasannya. Allah Ta'ala berfirman :  

فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُۥ

Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan) nya.  (Q.S az Zilzaal 7). 

Wallahu A'lam. (3.585).

Kamis, 04 September 2025

KEBUTUHAN PALING POKOK DAN MENDESAK ADALAH MEMOHON AMPUN

 

KEBUTUHAN PALING POKOK DAN  MENDESAK ADALAH MEMOHON AMPUN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh orang orang  beriman betul betul SANGAT MENGINGINKAN keselamatan dirinya baik di dunia dan PALING UTAMA KESELAMATAN DI AKHIRAT KELAK. Ole sebab itu orang orang beriman  selalu berdoa sebagaimana doa yang diajarkan  Allah Ta'ala yaitu dalam surat al Baqarah ayat 201 :

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Ya Rabb kami berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat DAN LINDUNGILAH KAMI DARI ADZAB NERAKA.

Selain berdoa, ketahuilah bahwa ada kebutuhan PALING POKOK DAN MENDESAK bagi orang orang beriman yaitu MEMOHON AMPUN. Dan ini harus dilakukan terus menerus disetiap saat dan keadaan.

Kenapa demikian ?. Ingatlah saudaraku !, sungguh ada beberapa perkara dalam hal ini, diataranya :

Pertama : Disadari atau tidak, kita sebagai makhluk yang  lemah, sering berbuat dosa. Allah Ta'ala menjelaskan hal ini  dalam hadits qudsi berikut ini :

يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ 

Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa di malam dan siang hari. (H.R Imam Muslim).

Kedua : Umur kita hanya 60-70 tahun sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasalam dalam sabda beliau :

أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

Umur-umur umatku antara 60 hingga 70, dan sedikit dari mereka yang melebihi itu. (H.R at Tirmidzi, dari Abu Hurairah).

Selain itu ketahuilah bahwa sungguh kita tidak tahu kapan kita diwafatkan. Kematian itu bisa datang sewaktu waktu, masih muda atau sudah tua. Dan  juga kematian tidak  menunggu apakah kita sudah memohon ampun dan bertaubat.

Ketiga : Sungguh kita sangat takut ketika diwafatkan membawa dosa. Dan kita sangat paham bahwa setelah wafat tidak ada lagi kesempatan memohon ampun.

Ingatlah adzab kubur dan adzab akhirat sungguh sangat berat. Ketahuilah bahwa adzab akhirat yang paling ringan adalah sebagaimana dijelaskan dalam sabda Rasulullah Salallahu 'alaih Wasallam :

Dari An Nu’man bin Basyir radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إنَّ أهْوَنَ أهل النارِ عذاباً مَنْ لَهُ نَعْلانِ وشِرَاكانِ من نارٍ يَغلي منهما دماغُه كما يغلي المِرْجَل ما يَرَى أنَّ أحداً أشدُّ منهُ عَذَاباً وإنَّهُ لأهْونُهمْ عذاباً

Penduduk neraka yang paling ringan siksaannya di neraka adalah seseorang yang memakai dua sandal neraka yang memiliki dua tali. Kemudian otaknya mendidih karena panasnya sebagaimana mendidihnya air di kuali. Orang tersebut merasa tidak ada orang lain yang siksanya lebih pedih dari siksaannya. Padahal siksaannya adalah yang paling ringan diantara mereka. (H.R Imam Muslim)

Oleh karena itu hamba hamba hendaklah bersegera dan terus menerus memohon ampun. Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala tidak mengadzab hamba hamba yang selalu beristighfar.  yaitu sebagaimana firman-Nya :

 وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka sedang mereka (masih) memohon ampunan. (Q.S al Anfaal 33). 

Syaikh as Sa’di berkata : Ini adalah pencegah adzab dari mereka pada hal sebab sebab turunnya adzab itu telah tercapai. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam juga menjelaskan dalam sabda beliau :

الْعبدُ آمنٌ من عذابِ الله عزَّ وجلَّ ما اسٌتغفرَ الله عزَّ وجلَّ 

Hamba akan aman dari adzab Allah ‘Azza wa Jalla selama dia beristighfar, meminta ampun kepada Allah ‘Azza wa Jalla. (H.R Imam Ahmad).

Wallahu A'lam. (3,584)