Rabu, 29 September 2021

PEMBERI CONTOH BURUK MEMIKUL DOSA YANG MENGAMALKANNYA

 

PEMBERI CONTOH BURUK MEMIKUL DOSA YANG MENGAMALKANNYA

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ingatlah bahwa sungguh ketika seseorang mengajarkan, memberi contoh dan mengamalkan perbuatan atau amalan yang buruk, menyimpang dan tidak disyariatkan maka satu sisi dia harus mempertanggung jawabkan dihadapan Allah Ta’ala. Dan juga amalannya tertolak karena syarat amal diterima adalah IKHLAS KARENA ALLAH ITITBA’ YAITU MENGIKUTI APA YANG DIAJARKAN DAN DICONTOHKAN RASULULLAH SALALLAHU ‘ALAI WASALLAM. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْه ِأَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

Barangsiapa  beramal yang tidak ada perintahnya dari kami maka amalannya tertolak. (H.R Imam Muslim).

Selain itu dia HARUS PULA memikul dosa orang melakukan amal yang buruk, menyimpang dan tak sesuai dengan petunjuk syariat,  yang pernah diajarkannya.  Di zaman ini ada saja kita temukan orang orang yang mengamalkan dan mengajarkan yang demikian. Sungguh Allah Ta’ala telah mengingatkan dalam firman-Nya :

وَلَيَحْمِلُنَّ أَثْقَالَهُمْ وَأَثْقَالًا مَعَ أَثْقَالِهِمْ ۖ وَلَيُسْأَلُنَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَمَّا كَانُوا يَفْتَرُونَ

Dan mereka benar benar akan memikul dosa mereka sendiri dan dosa dosa yang lain bersama dosa mereka. Dan pada hari Kiamat mereka pasti akan ditanya tentang kebohongan yang selalu mereka ada adakan. (Q.S al Ankabur 13)  

Syaikh as Sa’di berkata : Yaitu (memikul) dosa dosa (orang lain) yang disebabkan oleh mereka. Jadi dosa yang dilakukan oleh sang pengikut maka masing masing pengikut dan orang yang diikuti mempunyai bagian dari (dosa).  Hal itu karena si pengikut yang bertindak sebagai pelaku   dan yang langsung melakukannya. Sedangkan orang yang diikuti telah menyebabkan orang lain melakukan dosa karena DIA MENYERUKAN KEPADA ORANG LAIN DAN DIIKUTI. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Dalam perkara ini Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasalam telah mengingatkan pula sebagaimana sabda beliau :

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى، كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ، لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا. وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ، كَانَ عَلَيْهِ مِنَ اْلإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ، لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا.

Barangsiapa yang mengajak kepada suatu petunjuk, maka dia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala-pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka dia memperoleh dosa semisal dosa orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka.(H.R Imam Muslim).

Syaikh Salim bin ‘Ied al Hilali berkata : (Ada) peringatan keras terhadap siapa saja yang MENJADI CONTOH ORANG LAIN DALAM KEBATHILAN, KEMUNGKARAN DAN KEJAHATAN. Siapa saja yang melakukannya maka dia akan terus mendapat dosa seperti yang didapat oleh orang yang mencontohnya.

Siapa saja yang menjadi penyebab suatu perbuatan, mendorong orang lain untuk melakukannya atau menganjurkannya maka kedudukannya sama seperti orang yang melakukannya dalam hal pahala atau dosanya. Bahkan bisa jadi tanggung jawabnya menjadi berlipat ganda. (Kitab Ensikopedi Larangan)

Oleh karena itu hamba hamba Allah berhati hatilah. Jangan sampai  memberi contoh ataupun mengajak orang lain melakukan sesuatu perbuatan yang tak jelas dalil atau sandarannya. Dan juga ada kewajiban orang orang beriman  melakukan sesuatu  ibadah atau amal shalih sesuai dengan yang disyariatkan.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.445)    

 

 

 

 

  

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar