Kamis, 28 Juni 2018

KEMUNGKARAN TAK DICEGAH SEMUA DAPAT MUSIBAH


KEMUNGKARAN TAK DICEGAH SEMUA DAPAT MUSIBAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh sangatlah  banyak kemungkaran yang terjadi di sekitar kita. Ketahuilah bahwa orang orang beriman mempunyai kewajiban untuk mencegahnya sesuai kemampuan dan keadaannya.

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ

Barangsiapa di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran maka hendaklah ia merubahnya dengan tangannya, jika ia tidak mampu maka dengan lisannya, maka jika ia tidak mampu dengan hatinya dan itulah selemah-lemah iman. (H.R Imam Muslim).

Jadi, orang beriman tak boleh diam  saja ketika melihat kemungkaran. Berusahalah mengingkarinya  walaupun sekedar merasa  membenci dengan kemungkaran itu dalam hati. 

Cuma saja dari pihak yang bermaksiat, ketika diingatkan ataupun dinasehati terkadang tak menerima. Bahkan diantaranya ada yang berkata :  (1) Urus saja dirimu sendiri. Tak usah repot mengurus perkara orang lain. (2) Saya beli khamer tak pernah minta uangnya sama kalian. (3) Kalau habis minum, yang  teler saya, bukan kalian. (4) Kalau minum khamer berdosa maka dosanya saya yang menanggung. Tak akan dibagi sama kalian.

Ada pula diantara pelaku maksiat yang berkata : Jika kalian sebut kami melakukan maksiat, kami kan tak mengganggu kalian. Risiko ada pada kami bukan pada kalian. Kalau kami melakukan homosex atau lesbian tak mengganggu kalian. Kalau dikatakan akan mendapat penyakit HIV dan yang lainnya yang terkena kami bukan kalian yang nyinyir menasehati kami.

Tapi ketahuilah wahai para pelaku maksiat bahwa kami berkewajiban mencegah kemungkaran  sesuai perintah syariat yang kami pegang dengan kuat. Memang kalian yang bermaksiat bahkan menikmati maksiat kalian tapi kalau kami tak mencegah kalian maka kami akibat mendapat musibah bersama kalian tersebab kelakuan buruk kalian. 

Sungguh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya telah mengingatkan kami dan juga kalian wahai pelaku maksiat. Bahwa adzab Allah Ta’ala tidak hanya menimpa orang yang zhalim saja. Allah Ta’ala berfirman : 

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. (Q.S al Anfal 25)

Al-Baghawi menukil Ibnu Abbas yang berkata : Allah Ta’ala telah memerintahkan orang-orang mukmin untuk tidak membiarkan kemungkaran di hadapan mereka. Jika tidak, Allah akan meratakan adzab atas mereka, menimpa orang zhalim (yang melakukan kemaksiatan, peny.) maupun yang tidak.

Syaikh as Sa’di berkata : Akan tetapi adzab menimpa PELAKU KEZHALIMAN DAN SELAINNYA. Hal itu (terjadi) jika kezhaliman muncul dan tidak dirubah maka adzabnya akan menimpa pelaku (kezhaliman) dan selain mereka. Untuk menghindari fitnah ini adalah dengan melarang kemungkaran dan melawan para pengusung kejahatan dan kerusakan serta tidak memberi mereka peluang untuk berbuat dosa dan kemaksiatan sebisa mungkin. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)

Rasulullah Salallahu 'alaihi wasallam bersabda :

«إِنَّ اللهَ لاَ يُعَذِّبُ الْعَامَةَ بِعَمَلِ الْخَاصَةِ حَتَّى يَرَوْا الْمُنْكَرَ بَيْنَ ظَهْرَانِيْهِمْ وَهُمْ قَادِرُوْنَ عَلَى أَنْ يُنْكِرُوْهُ فَلاَ يُنْكِرُوْهُ فَإِذَا فَعَلُوْا ذَلِكَ عَذَّبَ اللهُ الْعَامَةَ وَالْخَاصَةَ»

Sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa masyarakat umum karena perbuatan orang-orang tertentu hingga masyarakat umum melihat kemungkaran di hadapan mereka sedang mereka mampu mengingkarinya tetapi mereka tidak mengingkarinya. Jika mereka berbuat demikian maka Allah akan menyiksa masyarakat umum dan orang-orang tertentu itu. (HR Ahmad dan ath-Thabrani).

Itulah sebabnya  maka setiap orang beriman harus berusaha mencegah kemungkaran yang dia lihat. Kalau tidak, maka ketika adzab datang akibat perbuatan mungkar itu, bisa jadi orang orang beriman juga terkena akibatnya. Kenapa ?, karena dia tak mengingkari kemungkaran itu semampunya.
 
Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (1.321)    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar