Sabtu, 25 Oktober 2025

JALAN UTAMA MENUJU KEPADA KEMULIAAN DIRI

 

JALAN UTAMA MENUJU KEPADA KEMULIAAN DIRI

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Setiap orang hakikatnya SANGAT MENGINGINKAN  kemuliaan bagi dirinya. Lalu ada diantaranya berusaha keras untuk  memperoleh kemuliaan itu dengan   mengumpulkan harta sampai berlimpah, ada pula yang berusaha keras untuk mendapatkan pangkat dan jabatan tinggi. Ada pula yang berusaha keras mendapatkan ilmu dunia sebanyak banyaknya.

Tetapi ketahuilah bahwa dengan begitu kemuliaan bisa  diperoleh dan bisa juga tidak. Kalaupun diperoleh  sifatnya sangat sementara bahkan fatamorgana. Ketahuilah bahwa kemuliaan yang sebenar benarnya yang perlu dan paling utama untuk dicari oleh setiap hamba adalah menjadi  mulia di sisi Allah Ta'ala. Allah Ta'ala berfirman :


إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Sungguh, yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang YANG PALING BERTAKWA. Sungguh Allah Maha Mengetahui Mahateliti. (Q.S al Hujurat 13).

Selain itu ketahuilah bahwa bagi orang orang beriman  ada banyak jalan menuju kemuliaan bagi dirinya, diantaranya dengan :

Pertama : Senantiasa membaca, mempelajari dan mengamalkan al Qur an.      

Sungguh orang yang menjunjung tinggi al Qur an yaitu dengan senantiasa membaca, mempelajari dan mengamalkannya  akan diangkat derajatnya yaitu  mendapat kemuliaan di sisi Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman : 

لَقَدْ أَنزَلْنَآ إِلَيْكُمْ كِتَٰبًا فِيهِ ذِكْرُكُمْ ۖ أَفَلَا تَعْقِلُونَ

Sesungguhnya telah Kami turunkan kepada kalian sebuah kitab yang di dalamnya terdapat SEBAB SEBAB KEMULIAAN bagimu, Maka apakah kamu tidak memahaminya. (Q.S al Anbiya’ 10). 

Syaikh as Sa’di berkata : “Yang didalamnya terdapat sebab sebab kemuliaan bagimu”. Yaitu kemuliaan, prestise dan ketinggian martabat kalian. Jika kalian mengingat ingat kabar kabar otentik yang ada didalammnya, kemudian kalian meyakini dan mentaati kandungan perintah perintahnya dan kalian menjauhi larangan larangannya, niscaya kemuliaan kalian akan meningkat dan kedudukan kalian akan menjadi agung. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Kedua : Senantiasa mendirikan shalat malam.

Sungguh, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah menjelaskan  tentang ADANYA KEMULIAAN  pada diri  orang orang yang senantiasa mendirikan shalat malam, sebagaimana disebutkan Malaikat Jibril  :  

عن سهل بن سعد قال جاء جبريل إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ وَأَحْبِبْ مَنْ شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ

Dari Sahl bin Sa’ad, dia berkata : Jibril datang kepada Nabi Salallahu ‘alaihi Wasallam  lalu berkata : Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.

Kemudian dia berkata : Wahai Muhammad !, KEMULIAAN SEORANG MUKMIN ADALAH BERDIRINYA DIA PADA MALAM HARI (untuk shalat lail), dan keperkasaannya adalah ketidak butuhannya terhadap manusia. (H.R ath Thabarani dalam al-Mu’jam al Ausath, Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak). Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al hadits ash Shahihah).

Ketiga : Senantiasa memaafkan orang lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ

Sedekah tidaklah mengurangi harta. TIDAKLAH ALLAH MENAMBAHKAN KEPADA SEORANG HAMBA SIFAT PEMAAF MELAINKAN AKAN SEMAKIN MEMULIAKAN DIRINYA. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah akan meninggikannya. (H.R Imam Muslim).

Wallahu A'lam. (3.613)

 

 

Jumat, 24 Oktober 2025

BERDOA DALAM SHALAT TERMASUK SALAH SATU YANG UTAMA

 

BERDOA DALAM SHALAT TERMASUK SALAH SATU YANG UTAMA

Disusun oleh : Azwir B.Chaniago

Sungguh, inti utama bacaan dalam shalat adalah komunikasi dan menghadap Allah Ta'ala  secara penuh dengan khusyuk.  Bacaan al Fatihah sebagai puncaknya karena memuat inti ajaran Islam, memuji Allah, dan memohon petunjuk.

Bacaan lainnya seperti takbir, doa iftitah, dan bacaan saat ruku' serta sujud berfungsi untuk memperkuat penghambaan, pengakuan kebesaran Allah Ta'ala  dan permohonan ampunan. 

Jadi, bacaan utama dan paling penting dalam setiap shalat seseorang, diantaranya adalah :

(1) Takbiratul Ihram: Memulai shalat dengan mengucapkan : Allahu Akbar, yang artinya Allah Maha Besar, yaitu pernyataan dan pengakuan kebesaran-Nya atas segala sesuatu.

(2) Doa Iftitah: Membuka shalat diantaranya dengan memohon ampunan, pujian, dan menyatakan bahwa hidup dan mati kita hanya untuk Allah Ta'ala.

(3) Surat Al-Fatihah: Inti dari shalat karena memuat pujian kepada Allah, permohonan pertolongan, dan permintaan petunjuk jalan lurus. Surat ini disebut juga "Ummul Kitab" (induk Al-Qur'an) dan wajib dibaca di setiap rakaat shalat.

(4) Bacaan saat ruku' dan sujud: Mengucapkan "Subhanallah" (Maha Suci Allah) dan lainnya untuk menyucikan dan memuji Allah dengan penuh penghormatan.

(5) Tasyahud awal dan tasyahud akhir : Yaitu menegaskan kesaksian ke-Mahaesaan Allah Ta'ala  serta shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

(6) Mengucapkan salam sebagai penutup shalat.

 Selain itu, ada kesempatan yang sangat dianjurkan berdoa secara khusus dalam shalat yaitu ketika :

Pertama : Pada saat sujud dalam shalat.

Ketika seorang hamba sujud dalam shalatnya,  itulah salah satu waktu dia berada  sangat dekat dengan Rabb-nya. Dan inilah kesempatan untuk banyak berdoa yang mudah diijabah. Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ

Keadaan PALING DEKAT seorang hamba dari Rabbnya adalah ketika dia sedang sujud, maka perbanyaklah doa pada waktu (sujud) itu. (H.R Imam Muslim, dari Abu Hurairah).

Makna dekatnya seorang hamba kepada Rabb-nya pada saat sujud dibandingkan semua kondisinya itu menunjukkan PUNCAK KETUNDUKAN DAN PENGAKUAN SEORANG  HAMBA terhadap penghambaan dirinya dan Rububiah Rabb-nya. (Syarah Hishnul Muslim).

Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata : Memperbanyak  doa dalam shalat dilakukan setelah membaca dzikir atau bacaan yang khusus ketika sujud karena ini merupakan kewajiban dalam shalat. (Majmu’ Fatawa).

Imam an Nawawi berkata : Perlu diketahui bahwa keutamaan (memperbanyak doa, peny.) yang disebut dalam hadits ini berlaku untuk semua sujud dalam shalat. Tidak hanya untuk sujud terakhir saja sebagaimana yang disangka dan dipraktekkan oleh sebagian dari kamu muslimin. (Syarah Shahih Muslim).

Kedua : Setelah tasyahud akhir sebelum salam.

Meskipun tidak wajib tetapi sangat baik untuk berdoa yatu PADA TASYAHUD AKHIR SEBELUM SALAM ketika  shalat wajib maupun shalat sunnah. 

Diantaranya adalah bahwa Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam  telah mengajarkan doa memohon perlindungan dari empat hal. Dan doa ini senantiasa dibaca Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam sebagaimana sabda beliau berikut ini :  

وعن أَبي هريرة – رضي الله عنه – : أنَّ رسُولَ اللهِ – صلى الله عليه وسلم – ، قَالَ : إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ بِاللهِ مِنْ أرْبَعٍ ، يقول : اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ القَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ المَسِيحِ الدَّجَّالِ.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Apabila salah seorang di antara kalian bertasyahud, hendaklah ia meminta perlindungan kepada Allah dari empat perkara dengan mengucapkan, ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MIN ‘ADZAABI JAHANNAM, WA MIN ‘ADZABIL QABRI, WA MIN FITNATIL MAHYAA WAL MAMAAT, WA MIN SYARRI FITNATIL MASIIHID DAJJAAL’ (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari kejahatan fitnah al Masih ad Dajjal). (H.R Imam Muslim)

Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

وكان يدعو به فيي تشهده

Rasulullah berdoa dengan doa ini dalam tasyahud (akhir) beliau. (H.R Imam Ahmad dan Abu Daud). 

Dan juga doa ini diajarkan Rasulullah Salallahu  ‘alaihi Wasalam bersabda kepada para sahabat dan juga untuk semua umat beliau :

وكنان يعلمه الصحابه كما يعلمهم السورة من القران

Dan beliau juga mengajarkan para sahabat doa tersebut sebagaimana beliau mengajarkan mereka surat dari al Qur an. (H.R Imam Muslim dan   Abu ‘Awanah).

Setelah membaca doa berlindung dari empat hal diatas maka SEBELUM SALAM  dianjurkan pula membaca doa doa yang lainnya untuk memohon segala sesuatu kebaikan yang kita inginkan.

Selain itu perlu diketahui bahwa BERDOA KETIKA SUJUD DALAM SHALAT DAN BERDOA SETELAH TASYAHUD AKHIR SEBELUM SALAM ini lebih utama dilakukan pada saat shalat sendiri dan kesempatan paling banyak dilakukan adalah dalam shalat sunnah sendiri.

Ketika seseorang shalat bersama imam MAKA SEHARUSNYA KETIKA IMAM SALAM MAKMUM JUGA SEGERA SALAM. DAN JUGA  TIDAKLAH DIANJURKAN BERLAMA LAMA SUJUD untuk berdoa karena makmum wajib untuk bersegera  mengikuti gerakan imam.

Wallahu A'lam. (3.612)

 

 

 

Rabu, 22 Oktober 2025

MENYEBUT NAMA ALLAH KETIKA MEMULAI SUATU KEGIATAN YANG BAIK

 

MENYEBUT NAMA ALLAH KETIKA MEMULAI SUATU KEGIATAN  YANG BAIK

Disusun oleh : Azwir B.Chaniago

Sungguh, hamba hamba Allah hendaklah membiasakan diri bahkan sangat dianjurkan menyebut nama Allah yaitu BISMILLAH ketika melakukan aktivitas atau perbuatan baik. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِـ : بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ فَهُوَ أَبْتَرُ

Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan ‘bismillahirrahmanir rahiim’, amalan tersebut terputus berkahnya. (H.R Al Khatib dalam Al-Jami’, dari jalur Ar-Rahawai dalam al Arba’in dan  as Subki dalam Tabaqathnya).

 

Bahkan secara khusus, dalam sebelum melakukan berbagai kegiatan, Rasulullah mengingat untuk senantiasa membaca basmalah, dua diantaranya :

 

Pertama : Sebelum berwudhu

 

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ وُضُوءَ لَهُ وَلاَ وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْهِ

Tidak ada shalat bagi yang tidak ada wudhu. Tidak ada wudhu bagi yang tidak membaca bismillah di dalamnya. (HR. Abu Daud no. 101 dan Ibnu Majah no. 399. Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

 

Syaikh ‘Abdullah Al Fauzan, “Pendapat yang menyatakan hukum membaca bismillah saat wudhu adalah sunnah. Itulah yang lebih kuat, Insya Allah. Namun sunnahnya itu begitu ditekankan, jangan sampai ditinggalkan dengan sengaja.” (Minhatul ‘Allam).

 

Kedua : Sebelum makan

 

Ketahuilah bahwa salah satu adab  utama   seorang muslim ketika hendak makan adalah membaca basmalah. Diantara dalilnya adalah, sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Umar bin Abu Salamah, yang kala itu  masih belia :

 

يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ. فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِى بَعْدُ

Wahai anakku, bacalah BISMILLAH,  makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di dekatmu. Maka (Umam bin Abu Salamah berkata bahwa) seperti itulah cara makanku setelah itu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).

Dan juga sebagaimana yang diajarkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam dalam sabda beliau : 

إِذَا أَكَلَ أَحَدكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّه ، فَإِنْ نَسِيَ فِي أَوَّله فَلْيَقُلْ : بِسْمِ اللَّه فِي أَوَّله وَآخِره

Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia ucapkan : “Bismillah”. Jika ia lupa untuk menyebutnya, hendaklah ia mengucapkan : Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya). (H.R Abu Dawud, at Tirmidzi dan al Hakim).

Dari hadits diatas kita mengetahui bahwa BEGITU PENTING DAN BESAR MANFAATNYA membaca basmalah sebelum makan maka ketika lupa membacanya Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam mengajarkan bacaan pengganti yaitu :  Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi.

 

Selain itu ketahuilah bahwa  Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam juga mengingatkan agar membaca basmalah ketika membuka pakaian sehingga mata  jin  tidak bisa atau terhalang untuk melihat aurat orang orang beriman. Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

 

سِتْرُ ما بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَبَيْنَ عَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ ، إِذَا خَلَعَ الرَّجُلُ ثَوْبَهُ أَنْ يَقُولَ : بِسْمِ اللَّهِ

Tabir antara pandangan mata jin dengan aurat bani adam (manusia) adalah apabila seseorang melepas pakaiannya, dia membaca : bismillah. (H.R Ibnu Adi ath Thabrani).

Sungguh, anjuran membaca basmalah tersebut  diatas adalah sunnah Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wasallam dengan dalil dalil yang shahih. Oleh karena SANGAT BAIK kalau kita amalkan. Ingatlah sabda Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam :


 
من أحيا سنتي فقد أحبني ومن أحبني كان معي في الجنة .

Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku maka dia telah mencintaiku. Barangsiapa mencintaiku maka dia akan bersamaku di surga. (H.R at Tirmidzi).  

Selain itu ada lagi keutamaan menghidupkan sunnah yaitu satu hadits  ari ‘Amr bin ‘Auf bin Zaid al Muzani radhiyallahu ‘anhu bahwa  Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِى فَعَمِلَ بِهَا النَّاسُ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا

Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya, dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun. (H.R Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh al Albani).

Wallahu A'lam. (3.611).  

Senin, 20 Oktober 2025

HAMBA ALLAH TAK BAIK MENGELUH KETIKA DIDATANGI UJIAN ATAU COBAAN

 

HAMBA ALLAH TAK BAIK MENGELUH KETIKA DIDATANGI UJIAN ATAU COBAAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Ketahuilah bahwa Allah Ta'ala  telah mengingatkan tentang orang orang beriman yang akan senantiasa  diuji, yaitu sebagaimana firman-Nya :

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

وَلَقَدْ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُوا۟ وَلَيَعْلَمَنَّ ٱلْكَٰذِبِينَ

Apakah manusia mengira mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan beriman, dan mereka tidak diuji ?. Dan sungguh, Kami telah menguji orang orang sebelum mereka maka Allah pasti mengetahui orang orang yang benar dan pasti mengetahui orang orang yang dusta. (Q.S al Ankabuut 2).

Dan juga Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan bahwa orang orang beriman itu akan selalu diuji. Yaitu sebagaimana sabda beliau :

مَثَلُ الْمُؤْمِنِ كَمَثَلِ الزَّرْعِ لَا تَزَالُ الرِّيحُ تُفِيئُهُ، وَلَا يَزَالُ الْمُؤْمِنُ يُصِيبُهُ الْبَلَاء

Perumpamaan seorang beriman tak ubahnya seperti tanaman, angin akan selalu menerpanya, ia akan selalu mendapat cobaan (H.R Imam Muslim).

Oleh karena itu, hamba hamba Allah tak baik mengeluh ketika didatangi ujian dan cobaan karena dalam ujian atau cobaan itu terdapat hikmah dan juga kasih sayang Allah yang mungkin kita tidak mengetahui, diantaranya :

Pertama : Ketika seorang hamba tidak  diberi kelebihan dalam hal harta yang membuatnya ingin diberi harta yang banyak. Padahal dia diberi harta yang sedikit  itu karena kasih sayang Allah Ta'ala.  Bahwa ketika seseorang memiliki harta yang banyak dirinya bisa jatuh kepada sifat sombong. Padahal orang yang sombong diharamkan masuk surga. 

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ

Tidak akan masuk kedalam surga orang yang dihatinya ada kesombongan meskipun seberat biji sawi. (H.R Imam Muslim).

Kedua : Ketika seorang hamba didatangi ujian berupa musibah, bisa jadi itu adalah bagian dari kasih sayang Allah Ta'ala kepadanya. Sungguh ujian berupa musibah bagi orang orang beriman sebagai penghapus dosa.  Rasululah Salallahu 'alaihi Wasallam bersabda :

َا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu kelelahan, atau penyakit, atau kehawatiran, atau kesedihan, atau gangguan, bahkan duri yang melukainya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya. (H.R  Imam Bukhari  dan Imam Muslim).

Ketiga : Ketahuilah bahwa sebagai salah satu cara Allah Ta'ala menyayangi hamba-Nya adalah  akan mengangkat derajat seorang hamba melalui ujian berupa musibah yang mendatanginya. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda : 

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا سَبَقَتْ لَهُ مِنْ اللَّهِ مَنْزِلَةٌ لَمْ يَبْلُغْهَا بِعَمَلِهِ ابْتَلَاهُ اللَّهُ فِي جَسَدِهِ أَوْ فِي مَالِهِ أَوْ فِي وَلَدِهِ .

Sesungguhnya seorang hamba ketika didahului kedudukan tinggi di sisi Allah sedangkan amalnya tidak sampai (untuk mendapat kedudukan itu) maka Allah akan mengujinya pada diri, harta atau anaknya. (H.R Abu Dawud).

Selain itu ketahuilah bahwa segala sesuatu ujian atau cobaan yang menimpa seorang hamba  adalah kehendak dan ketetapan Allah Ta’ala yaitu sebagaimana firman-Nya :

قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوْلَىٰنَا ۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ ٱلْمُؤْمِنُونَ

Katakanlah (Muhammad). Tidak akan menimpa kami melainkan APA YANG TELAH DITETAPKAN ALLAH BAGI KAMI. (Q.S at Taubah 51).

Wallahu A'lam. (3.610).

 

 

 

 

 

 

Sabtu, 18 Oktober 2025

SALAH MEMILIH TEMAN AKRAB MENYESAL DI AKHIRAT

 

SALAH MEMILIH TEMAN AKRAB MENYESAL DI AKHIRAT

 Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh, manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang butuh kebersamaan dan pertemanan dengan orang banyak. Dan hakikatnya setiap orang boleh BERTEMAN dengan siapa saja tetapi untuk BERTEMAN AKRAB mesti memilih dan memilah.

Dalam perkara ini, Rasulullah Salallahu 'alaihi Wasallam telah mengingatkan, beliau bersabda : 

المرء على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل

Seseorang itu menurut agama teman akrabnya, maka hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman akrabnya. (H.R Abu Daud dan at Tirmidzidishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah)

Abu Sulaiman al Khatthabi berkata : Maksud dari sabda Nabi : “Seseorang itu menurut agama teman dekatnya”, adalah jangan engkau bersahabat dekat kecuali dengan orang yang engkau ridhai agama dan amanahnya. Sungguh jika engkau berteman karib dengannya dia akan membimbingmu kepada agama dan pendapatnya (yang lurus).

Oleh karena itu janganlah engkau membahayakan agamamu juga dirimu dengan bersahabat atau berteman akrab dengan orang yang tidak diridhai dalam agama dan madzhab atau pendapatnya. (al Ibanah, Ibnu Bathal)

Ketahuilah bahwa ketika seseorang salah memilih teman akrab di dunia maka  di akhirat kelak akan datang penyesalan. Allah Ta’ala berfirman : 

وَيَوْمَ يَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَٰلَيْتَنِى ٱتَّخَذْتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِيلًا

يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya seraya berkata : Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab (ku). Sesungguhnya Dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. (Q.S al Furqan 27-29)

Para ulama menjelaskan bahwa : Menggigit dua tangan maknanya adalah menyesali perbuatannya. Sedangkan si Fulan yang dimaksud adalah  syaithan (jenis jin) atau manusia yang telah menyesatkannya ketika berada di dunia.

Oleh karena itu telitilah siapa saja teman akrabmu saat ini. Jangan sampai menyesal di akhirat, yaitu penyesalan yang sudah tidak berguna. Periksalah kembali siapa saja teman akrabmu saat ini. Pertimbangkanlah dua perkara berikut ini :

(1) Apakah orang orang yang mengajak kepada jalan Allah, senang belajar ilmu, baik ibadahnya. Teman akrab yang seperti ini peliharalah pertemanan itu dengan baik dan sabar. Bermohonlah kepada Allah agar engkau diberi pula taufik untuk mengamalkan pula kebaikan dan keutamaannya. 

(2) Jika  teman akrabmu adalah orang orang yang suka hura hura, jarang mengingat Allah serta tak jelas ibadahnya maka jangan dimusuhi.  Beri nasehat dan doakan kebaikan baginya. Sekiranya tak ada perubahan kepada kebaikan maka dianjurkan BERHENTI BERSAHABAT KARIB DENGAN MEREKA.  

Wallahu A'lam. (3.609).

Selasa, 14 Oktober 2025

HAMBA ALLAH BERUSAHA SUNGGUH SUNGGUH MENJADI ORANG SHALIH

 

HAMBA ALLAH BERUSAHA SUNGGUH SUNGGUH MENJADI ORANG SHALIH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Salah satu doa yang terus menerus dibaca oleh hamba hamba Allah dalam shalatnya yaitu :

  ٱهْدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلْمُسْتَقِيمَ صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ ٱلْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا ٱلضَّآلِّين

Tunjukilah kami jalan yang lurus. Jalan ORANG ORANG YANG TELAH ENGKAU BERI NIKMAT KEPADANYA. Bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (Q.S al Fatihah 6-7).

Ketahuilah bahwa orang orang yang telah diberi nikmat diantaranya disebutkan dalam dalam firman Allah Ta'ala :

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُو۟لَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنْعَمَ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۦنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُو۟لَٰٓئِكَ رَفِيقًا

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (Q.S an Nisa' 69).

Satu diantara golongan yang mendapat nikmat dalam ayat ini adalah ORANG ORANG SHALIH. Kita yang hidup di zaman  bisa berusaha dengan sungguh sungguh menjadi orang yang shalih yaitu  ORANG YANG AKAN MENDAPAT NIKMAT ALLAH TA'ALA sebagaimana dimaksud dalam surat an Nisa' 69 diatas.

Tentang sifat orang shalih disebutkan oleh Syaikh as Sa'di : Orang orang shalih yaitu orang yang baik lahir dan bathin mereka dan baik pula perbuatan mereka. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Ketahuilah bahwa Allah Ta'ala menjelaskan bahwa ORANG ORANG BERIMAN DAN MENGERJAKAN KEBAJIKAN akan dimasukkan kedalam golongan orang shalih yaitu sebagaimanan firman-Nya :

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَنُدْخِلَنَّهُمْ فِي الصَّالِحِينَ

Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih benar-benar akan Kami masukkan mereka ke dalam (golongan) orang-orang yang shalih. (Q.S al Ankabut 9).

Oleh karena itu hamba hamba Allah hendaklah terus menerus berusaha menjadi orang shalih. Sungguh, Allah Ta'ala menjelaskan sifat  dan ciri-ciri keshalihan seorang hamba. Allah Ta'ala berfirman :

لَيْسُوا۟ سَوَآءً ۗ مِّنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ أُمَّةٌ قَآئِمَةٌ يَتْلُونَ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ ءَانَآءَ ٱلَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ

يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَيُسَٰرِعُونَ فِى ٱلْخَيْرَٰتِ وَأُو۟لَٰٓئِكَ مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ

Mereka itu tidak sama, di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (shalat).Mereka beriman kepada Allah di hari penghabisan. Mereka menyeru yang makruf dan mencegah yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka itu termasuk orang-orang shalih. (Q.S Ali-Imran 113 -114).

Syaikh as Sa'di berkata : Tetapi di antara mereka ada yang beriman dan ada yang berdosa. Oleh karena itu, Allah berfirman : (di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus) yaitu mereka yang melaksanakan perintah Allah, taat kepada hukum-Nya, dan mengikuti nabi-Nya.

Maka mereka adalah orang yang lurus, yaitu lurus. (mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga (bersujud) yaitu mereka bangun di waktu malam dan memperbanyak tahajud, membaca al Qur an dalam shalat mereka (Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan, mereka itu termasuk orang-orang yang shalih. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).

Selain itu ketahuilah bahwa untuk orang beriman dan beramal shalih disediakan surga Firdaus yaitu surga tertinggi. Allah Ta'ala berfirman :

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. (Q.S al Kahfi 107).

Wallahu A'lam. (3.608).