Jumat, 01 Oktober 2021

WAKTU ADALAH NIKMAT YANG TAK BOLEH DISIA SIAKAN

 

 

WAKTU ADALAH NIKMAT YANG TAK BOLEH DISIA SIAKAN

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Terkadang memang ada saudara saudara kita yang lupa akan  nikmat waktu. Mereka menggunakannya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat. Padahal waktu kita di dunia  sangatlah terbatas, sebentar dan kita tidak tahu kapan kita akan meninggalkan dunia ini. Mungkin sudah dekat atau sudah SANGAT DEKAT. Sementara itu ternyata perbekalan kita masih sedikit.

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ

Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan waktu luang (H.R. Imam Bukhari). 

Ibnu Baththaal rahimahullah mengatakan : Makna hadits ini, bahwa seseorang tidaklah menjadi orang yang longgar (punya waktu luang) sehingga dia tercukupi (kebutuhannya) dan sehat badannya. Barangsiapa dua perkara itu ada padanya, maka hendaklah dia berusaha agar tidak tertipu, yaitu meninggalkan syukur kepada Allah terhadap nikmat yang telah Allah berikan kepadanya.

Dan termasuk syukur kepada Allah adalah melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Barangsiapa melalaikan hal itu, maka dia adalah orang yang tertipu. (Fathul Bari).

Oleh sebab itu maka  sepantasnya hamba yang berakal bersegera memanfaatkan waktu yang tersedia untuk melakukan kebaikan terutama  beramal shalih sebelum kedatangan perkara-perkara yang menghalanginya. Imam Al Hakim meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, bahwa Nabi Shallallahualaihi wasallam bersabda ketika menasehati seseorang


اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ:
شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَحَيَاتِكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

Jagalah lima perkara sebelum (datang) lima perkara (lainnya). Masa mudamu sebelum masa tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, waktu luangmu sebelum sibukmu dan hidupmu sebelum matimu. (H.R an Nasai dan al Baihaqi).

Seorang hamba yang baik keislamannya tentu akan selalu berusaha menggunakan waktunya untuk yang bermanfaat bagi dunia dan terutama bagi akhiratnya. Sunguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

مِنْ حُسْنِ إسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيْه

Paling baiknya Islam seseorang (ialah) meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat. (H.R Ibnu Majah, dalam Shahihul Jami’).

Imam al-Mubarkafuri dalam Kitab Tuhfatul Ahwadzi, Syarah Sunan at-Tirmidzi mengutip keterangan Imam al-Qari mengenai makna sesuatu yang tidak berguna : Imam al-Qari berkomentar mengenai makna “meninggalkan sesuatu yang tidak berguna”. Maksudnya sesuatu yang tidak penting dan tidak patut ia lakukan. Baik berupa ucapan atau tindakan. Baik sekedar melihat maupun memikirkan.

Imam al-Qari juga berkata : Arti hal yang tidak berguna baginya adalah hal yang tidak ia butuhkan berkaitan kebutuhan penting dalam masalah agama dan dunianya. Dan tidak berguna dalam memperoleh ridha Rabbnya. Dengan gambaran, tanpa hal tersebut, ia masih bisa hidup. Ia masih bisa berkegiatan seperti biasanya. Dan itu mencakup tindakan serta ucapan di luar yang dibutuhkan olehnya.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.448)

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar