Senin, 24 Mei 2021

TEMAN YANG SHALIH MENDORONG KEPADA KEBAIKAN

 

TEMAN YANG SHALIH MENDORONG KEPADA KEBAIKAN

                                               Disusun oleh : Azwir B. Chaniago                          

Manusia ditakdirkan Allah Ta’ala untuk hidup berkelompok, bergaul, bermasyarakat dan berteman. Sungguh tidaklah nyaman ketika seseorang hidup tanpa bergaul dengan orang lain. Namun demikian tidaklah baik ketika seseorang bergaul atau berteman akrab dengan semua orang karena orang orang memiliki berbagai karakter yang berbeda.

Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan agar seseorang memilih teman akrab dalam bergaul sebagaimana sabda beliau :

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang akan mencocoki kebiasaan teman karibnya. Oleh karenanya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian. (H.R Abu Dawud, at Tirmidzi dan Imam Ahmad, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).  

Imam Ibnu Qudamah al Maqdisi memberikan nasehat tentang memilih teman (sahabat dekat  atau teman akrab). Beliau berkata :   Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut : (1) Orang yang berakal. (2)  Memiliki akhlak yang baik, (3) Bukan orang fasik (yang banyak berbuat dosa). (4) Bukan ahli bid’ah (yang suka mengada ada dalam agama) dan  (5)  Bukan orang yang rakus dengan dunia. (Mukhtasar Minhajul Qashidin)

Jadi, ketika memilih teman akrab haruslah dengan memperhatikan  keshalihannya.  Diantara keutamaan berteman akrab dengan orang shalih  adalah selalu mengajak dan mendorong temannya kepada kebaikan dan mengingatkan untuk menjauhi kemungkaran.

Syaikh as Sa’di berkata : Teman yang shalih senantiasa MENDORONG KITA UNTUK MELAKUKAN KETAATAN kepada Allah, berbakti kepada orang tua, menyambung tali silaturrahim, dan mengajak kita untuk senantiasa berakhlak mulia, baik dengan perkataannya, perbuatannya, ataupun dengan sikapnya.

Sesungguhnya seseorang akan mengikuti sahabat atau teman duduknya, dalam hal tabiat dan perilaku. Keduanya saling terikat satu sama lain dalam kebaikan ataupun yang sebaliknya. (Bahjah Quluubil Abrar).

Ketahuilah bahwa  berteman akrab dengan orang yang buruk kelakuannya akan menjadi penyesalan di akhirat kelak. Allah Ta’ala telah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya.

لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا   يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا

Wahai, celaka aku !. Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si Fulan itu teman akrab-ku. Sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (al Qur an) ketika (al Qur an) itu telah datang kepadaku. Dan syaithan memang pengkhianat manusia. (Q.S al Furqan 28-29).

Wallahu A’lam. (2.312)

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar