Selasa, 11 Mei 2021

BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAH IKUTI DENGAN AMAL SHALIH

 

BERBAIK SANGKA KEPADA ALLAH IKUTI DENGAN AMAL SHALIH

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala telah mengharamkan diri-Nya untuk berbuat zhalim. Dari Abu Dzar, dari Nabi salallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau meriwayatkan dari Rabb-nya bahwa Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman :

يَا عِبَادِيْ إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوْا

Wahai sekalian hamba-Ku, Sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman pada diri-Ku dan mengharamkannya pada kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi … (H.R Imam Muslim).

Oleh karena itu,  hamba hamba Allah SELALU BERBAIK SANGKA  kepada Allah Ta’ala atas segala sesuatu yang menimpa dirinya apakah suatu yang menyenangkan atau sesuatu yang terasa kurang menyenangkan. Ketika seorang hamba didatangi ujian berupa musibah dia tetap berbaik sangka kepada Allah Ta’ala karena PASTILAH DISITU ADA KEBAIKAN.  Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam  menjelaskan hal ini dalam sabda beliau :

من يرد الله به خيرا يصب منه

Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan, Allah akan memberinya musibah. (H.R Imam  Bukhari).

Ketahuilah bahwa sungguh sangat banyak sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam yang mengingatkan kita semua agar senantiasa berbaik sangka kepada Allah Ta’ala :

Pertama : Hadits dari Abu Hurairah.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى

Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku. (Muttafaqun ‘alaih).

Hadits ini mengajarkan bagaimana seorang muslim harus huznuzhon pada Allah dan memiliki sikap roja‘ (berharap) pada-Nya.

Mengenai makna hadits di atas, al Qadhi Iyadh berkata : Sebagian ulama mengatakan bahwa maknanya adalah Allah akan memberi ampunan jika hamba meminta ampunan. Allah akan menerima taubat jika hamba bertaubat. Allah akan mengabulkan doa jika hamba meminta. Allah akan beri kecukupan jika hamba meminta kecukupan. Ulama lainnya berkata maknanya adalah berharap pada Allah dan meminta ampunannya (Syarh Shahih Muslim).

Kedua : Hadits dari Watsilah bin al Asqa’

Diriwayatkan pula oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dari Watsilah bin Asqa’ radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ؛ فَلْيَظُنَّ بِي مَا شَاءَ

Allah Azza wa Jalla berfirman : Aku tergantung persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Silahkan dia bersangka kepadaku dengan apa yang ia inginkan.

Hadits ini dipertegas dalam riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman :

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، إِنْ ظَنَّ بِيْ خَيْرًا فَلَهُ، وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ.

Aku berdasarkan prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Apabila ia berbaik sangka, maka ia akan mendapatkan kebaikan. Jika berprasangka buruk, maka ia mendapatkan keburukan. (H.R Imam Ahmad).

Nah, ketika seorang hamba yang sangat menginginkan kebaikan maka baik sangkanya kepada Allah Ta’ala haruslah diikuti kebaikan atau amal shalih. Ketahuilah bahwa diantara yang membuat seseorang hamba berbaik sangka kepada Rabb-nya adalah dengan memperbagus amalnya dan bersungguh sungguh dalam melakukan ketaatan. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Imam Hasan al Bashri berkata : Sesungguhnya seorang beriman berbaik sangka kepada Rabb-nya sehingga dia membaguskan amalannya. Seorang pendosa, dia berburuk sangka kepada Rabb-nya sehingga diapun berbuat keburukan.

Syaikh Shaleh al Fauzan berkata : Prasangka yang baik kepada Allah seharusnya disertai meninggalkan kemaksiatan. Kalau tidak,maka itu termasuk sikap merasa aman dari azab Allah. Jadi,  prasangka baik kepada Allah harus disertai dengan melakukan sebab datangnya kebaikan dan sebab meninggalkan kejelekan, itulah pengharapan yang terpuji.

Sedangkan prasangka baik kepada Allah dengan meninggalkan kewajiban dan melakukan yang diharamkan, maka itu adalah pengharapan yang tercela. Ini termasuk sifat merasa aman dari murka Allah. (Al Muntaqa min Fatawa Syaikh al Fauzan).

Oleh karena seorang hamba akan senantiasa berbaik sangka kepada Allah Ta’ala dalam berbagai keadaannya sehingga dia sungguh sungguh dalam melakukan ketaatan dan mendapat kebaikan yang diharapkannya.  

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (2.304)

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar