JALAN UTAMA MENUJU
KEPADA KEMULIAAN DIRI
Disusun oleh : Azwir B. Chaniago
Setiap
orang hakikatnya SANGAT MENGINGINKAN kemuliaan bagi dirinya. Lalu
ada diantaranya berusaha keras untuk memperoleh kemuliaan itu
dengan mengumpulkan harta sampai berlimpah, ada pula yang
berusaha keras untuk mendapatkan pangkat dan jabatan tinggi. Ada pula yang
berusaha keras mendapatkan ilmu dunia sebanyak banyaknya.
Tetapi
ketahuilah bahwa dengan begitu kemuliaan bisa diperoleh dan bisa
juga tidak. Kalaupun diperoleh sifatnya sangat sementara bahkan
fatamorgana. Ketahuilah bahwa kemuliaan yang sebenar benarnya yang perlu dan
paling utama untuk dicari oleh setiap hamba adalah menjadi mulia di sisi Allah Ta'ala.
Allah Ta'ala berfirman :
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sungguh,
yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang YANG PALING BERTAKWA.
Sungguh Allah Maha Mengetahui Mahateliti. (Q.S al Hujurat 13).
Selain
itu ketahuilah bahwa bagi orang orang beriman
ada banyak jalan menuju kemuliaan bagi dirinya, diantaranya dengan :
Pertama
: Senantiasa membaca, mempelajari dan mengamalkan al Qur
an.
Sungguh
orang yang menjunjung tinggi al Qur an yaitu dengan senantiasa membaca, mempelajari
dan mengamalkannya akan diangkat
derajatnya yaitu mendapat kemuliaan di
sisi Allah Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman :
لَقَدْ أَنزَلْنَآ إِلَيْكُمْ كِتَٰبًا فِيهِ
ذِكْرُكُمْ ۖ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Sesungguhnya
telah Kami turunkan kepada kalian sebuah kitab yang di dalamnya terdapat SEBAB
SEBAB KEMULIAAN bagimu, Maka apakah kamu tidak memahaminya. (Q.S al Anbiya’
10).
Syaikh
as Sa’di berkata : “Yang didalamnya terdapat sebab sebab kemuliaan
bagimu”. Yaitu kemuliaan, prestise dan ketinggian martabat kalian.
Jika kalian mengingat ingat kabar kabar otentik yang ada didalammnya, kemudian
kalian meyakini dan mentaati kandungan perintah perintahnya dan kalian menjauhi
larangan larangannya, niscaya kemuliaan kalian akan meningkat dan kedudukan
kalian akan menjadi agung. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Kedua :
Senantiasa mendirikan shalat malam.
Sungguh,
Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah menjelaskan tentang
ADANYA KEMULIAAN pada diri orang orang yang senantiasa
mendirikan shalat malam, sebagaimana disebutkan Malaikat
Jibril :
عن سهل بن سعد قال جاء جبريل إلى النبي صلى الله عليه
وسلم فقال: يَا مُحَمَّدُ عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ وَأَحْبِبْ مَنْ
شِئْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ
ثُمَّ قَالَ: يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُهُ بِاللَّيْلِ وَعِزُّهُ
اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ
Dari
Sahl bin Sa’ad, dia berkata : Jibril datang kepada Nabi Salallahu ‘alaihi
Wasallam lalu berkata : Wahai Muhammad! Hiduplah sesukamu, karena
sesungguhnya kamu akan mati, cintailah siapa yang kamu suka, karena
sesungguhnya engkau akan berpisah dengannya dan berbuatlah sesukamu, karena
sesungguhnya engkau akan diberi balasan karenanya.
Kemudian
dia berkata : Wahai Muhammad !, KEMULIAAN SEORANG MUKMIN ADALAH BERDIRINYA DIA
PADA MALAM HARI (untuk shalat lail), dan keperkasaannya adalah ketidak
butuhannya terhadap manusia. (H.R ath Thabarani dalam al-Mu’jam al Ausath,
Abu Nu’aim dalam Hilyatul Auliyaa, al-Hakim dalam al-Mustadrak). Hadits ini
dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah al hadits ash Shahihah).
Ketiga
: Senantiasa memaafkan orang lain. Rasulullah Shallallahu
‘alaihi Wasallam bersabda :
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ
عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ
اللَّهُ
Sedekah
tidaklah mengurangi harta. TIDAKLAH ALLAH MENAMBAHKAN KEPADA SEORANG HAMBA
SIFAT PEMAAF MELAINKAN AKAN SEMAKIN MEMULIAKAN DIRINYA. Dan juga tidaklah
seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah, melainkan Allah
akan meninggikannya. (H.R Imam Muslim).
Wallahu
A'lam. (3.613)