BERLINDUNG DARI API
NERAKA DENGAN PUASA DAN SEDEKAH
Disusun oleh Azwir B. Chaniago
Sungguh, orang
beriman amat sangat takut dengan dahsyatnya panas api neraka. Oleh sebab itu
orang beriman sangat sering membaca doa
:
اللَّهُمَّ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ
Ya Allah, Ya Rabb kami, berilah
kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa
neraka. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Berdoa adalah perbuatan atau amalan yang sangat baik
bahkan termasuk ibadah yaitu sebagaimana dijelaskan Rasulullah Salallahu
'alaihi Wasallam dalam sabda beliau :
الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ
Doa adalah ibadah. (H.R
at Tirmidzi. Dinilai shahih oleh Syaikh al Albani).
Tetapi ketahuilah
bahwa selain berdoa, ada banyak amalan
yang disyariatkan untuk berlindung dari api neraka, diantaranya adalah :
Pertama
: Melakukan ibadah puasa.
Dari Abu Sa’id radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
مَنْ صَامَ يَوْمًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ بَعَّدَ اللَّهُ
وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا
Barangsiapa melakukan puasa satu hari di jalan Allah (dalam melakukan ketaatan pada Allah), maka Allah akan menjauhkannya dari neraka sejauh perjalanan 70 tahun. (H.R Imam Bukhari).
Selain itu ketahuilah bahwa Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :
إِنَّمَا
الصِّيَامُ جُنَّةٌ يَسْتَجِنُّ بِهَا الْعَبْدُ مِنَ النَّارِ
Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari siksa neraka. (H.R Imam Ahmad).
Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah menjelaskan : Maksudnya puasa adalah penghalang antara dirinya dengan api neraka. Hal ini mencakup puasa yang wajib seperti puasa Ramadhan dan juga puasa sunnah seperti puasa enam hari di bulan Syawal, puasa Senin-Kamis, puasa tiga hari setiap bulan, puasa Dzulhijjah, puasa ‘Arafah, dan puasa ‘Asyura (Lihat al Minhatu ar Rabaniyyah fii Syarhi Al-Arba’in An-Nawawiyyah)
Kedua
: Berinfak dan sedekah.
Kita juga bisa berusaha mencari sebab yang akan membentengi diri kita dari neraka yaitu dengan bersedekah, diantaranya sebagaimana dijelaskan Rasulullah Salallahu ‘alaihi wa Sallam :
عَنْ
عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ ذَكَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
النَّارَ فَتَعَوَّذَ مِنْهَا وَأَشَاحَ بِوَجْهِهِ ثُمَّ ذَكَرَ النَّارَ
فَتَعَوَّذَ مِنْهَا وَأَشَاحَ بِوَجْهِهِ قَالَ شُعْبَةُ أَمَّا مَرَّتَيْنِ
فَلَا أَشُكُّ ثُمَّ قَالَ اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَإِنْ لَمْ
تَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
Dari Adi bin Hatim radhiyallahu 'anhu, Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah menyebutkan tentang neraka, kemudian berlindung diri darinya dan mengekspresikan dengan wajahnya. Kemudian menyebutkan neraka lalu berlindung diri darinya dan mengekspresikan dengan wajahnya.
Kemudian menyebutkan neraka dan berlindung diri darinya dan mengekspresikan dengan wajahnya. Syu’bah berkata: kemungkinan dua kali, lalu saya tidak ragu. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: Hindarkan dirimu dari neraka walaupun hanya dengan separoh butir kurma, jika tidak ada maka dengan tutur kata yang baik. (Muttafaq 'alaih)
Dalam redaksi Muslim, disebutkan :
مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَسْتَتِرَ مِنَ النَّارِ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَلْيَفْعَل
Siapa di antara kalian yang mampu
membentengi diri dari neraka walau dengan separoh butir kurma hendaknya ia
lakukan.
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ، فَمَنْ لَمْ
يَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
Jauhilah
neraka walaupun dengan bersedekah separoh butir kurma, maka siapa saja yang
tidak mendapatkannya, maka ucapkanlah kata-kata yang baik. (H.R Imam Bukhari
dan Imam Muslim).
Wallahu A'lam. (3.573)