Jumat, 27 Juni 2025

LALAI BERIBADAH SATU INDIKASI TIDAK BERSYUKUR

 

LALAI BERIBADAH SATU INDIKASI TIDAK BERSYUKUR

Disusun oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh Allah Ta’ala telah memberikan nikmat yang sangat banyak kepada manusia. Begitu banyaknya nikmat itu baik jenis maupun jumlahnya maka tidak akan pernah ada  manusia yang  mampu menghitungnya.

Allah Ta’ala mengingatkan bahwa manusia tak akan mampu menghitungnya sebagaimana firman-Nya :

وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ

Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. DAN JIKA KAMU MENGHITUNG NIKMAT ALLAH, NISCAYA KAMU TIDAK AKAN MAMPU MENGHITUNGNYA. (Q.S Ibrahim 34).

  

Ibnul Qayyim berkata bahwa hakikat bersyukur adalah : Memuji Allah Ta’ala atas nikmat dan mencintai nikmat tersebut, serta MEMANFAATKAN NIKMAT UNTUK KETAATAN. (Thariq al Hijratain).

Diantara cara bersyukur adalah dengan tiga bentuk yang tergabung tidak terpisah. Tidaklah menjadi sempurna syukur seorang hamba kalau tidak melakukan ketiganya, yaitu :

Pertama : Bersyukur dengan hati.

 Yaitu dengan mengetahui dan menetapkan bahwa semua nikmat itu dari Allah semata. Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari-Nya. Jadi kewajiban hamba adalah menyandarkan bahwa semua nikmat adalah dari Allah dan ini harus diyakini seyakin yakinnya.

Sungguh tidak ada pemberi nikmat  kecuali  Allah Ta’ala saja. Allah berfirman :

  وَمَا بِكُم مِّن نِّعْمَةٍ فَمِنَ ٱللَّهِ  

Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allah. (Q.S an Nahl 53)

Kedua : Bersyukur dengan  lisan.

 Yaitu dengan memuji Allah Ta’ala antara lain dengan banyak membaca hamdalah. Bisa pula dengan menyebut nyebut nikmat Allah yang diperoleh yaitu dalam rangka bersyukur bukan dalam rangka berbangga diri dengan nikmat itu. Allah berfirman :

وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ

Dan terhadap nikmat Rabb-mu hendaklah engkau sebut sebut (dengan bersyukur) Q.S ad Duhaa 11.

Ketiga : Bersyukur dengan anggota badan.

 Yaitu dengan menggunakan anggota badan ini untuk mentaati  dan mendekatkan diri kepada-Nya. Seorang hamba yang banyak beribadah adalah bagian dari rasa  syukurnya kepada Allah Ta’ala.

Ketahuilah bahwa tatkala Rasulullah shalat malam sampai telapak kaki beliau bengkak karena lama berdiri, maka ketika beliau ditanya : Mengapa engkau melakukan ini, padahal dosa engkau yang telah lalu dan yang akan datang telah diampuni ?. Beliau menjawab : “Apakah tidak boleh aku menjadi hamba hamba yang bersyukur. (H.R Imam Muslim

Dari point ketiga ini dapatlah kita mengambil pemahaman bahwa ketika seseorang LALAI DALAM BERIBADAH maka rasa syukurnya lemah bahkan bisa disebut tidak bersyukur.

Selain itu, ketahuilah  bahwa bersyukur mendatang banyak kebaikan, diantaranya  adalah tidak akan di adzab yaitu  sebagaimana firman Allah Ta’ala :

مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ ۚ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا

ALLAH TIDAK AKAN MENGADZABMU jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Mengetahui. (Q.S an Nisa’ 147).

Dari ayat ini kita mendapat pemahaman yang sangat jelas bahwa orang yang  tidak bersyukur akan mandapat ADZAB DARI ALLAH TA'ALA. Na'udzubillah.

Wallahu A'lam. (3.572).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar