PERINTAH
BERBUAT BAIK KEPADA ANAK YATIM
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah sangat banyak
berbuat baik kepada hamba hamba-Nya dan Allah memerintahkannya pula
untuk berbuat baik. Allah berfirman : “Wa ahsin kamaa ahsanallahu ilaika” Berbuat
baiklah (kepada manusia) sebagai
mana Allah telah berbuat baik kepadamu. (Q.S al Qashash 77).
Allah
berfirman : “Beribadahlah kepada Allah
dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah
kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak
anak yatim, orang orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang orang yang sombong dan membangga banggakan diri. (Q.S
an Nisa’ 36)
Diantara
ajaran Islam yang agung adalah perintah berbuat baik adalah berbuat baik kepada anak yatim
sebagaimana disebut pada ayat diatas. Selain itu, Allah Ta’ala memuji al Abraar (orang yang
berbakti kepada Allah) karena mereka memiliki sifat sifat yang baik,
diantaranya adalah memberi makan dengan makanan yang disukainya kepada anak
yatim.
Allah
berfirman : “(Al Abraar) mereka
memberikan makanan yang disukainya
kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. (Sambil
berkata) : Sesungguhnya kami memberi makan kepadamu hanyalah karena
mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak mengharapkan balasan dan dan terima
kasih dari kamu”. (Q.S al Insaan 8-9)
Diantara
keutamaan yang agung dan akan diperoleh orang orang yang memelihara anak yatim
adalah sebagaimana dijelaskan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau
bersabda : “Aku dan pemelihara anak yatim
di surga nanti, kedudukannya seperti (dua jari ) ini,” dan Beliau memberikan
isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya dan memisahkan keduanya”. (H.R
Imam Bukhari).
Dalam
hadits tersebut, Rasulullah memberikan permisalan yang sangat gamblang tentang
luhurnya kedudukan pemelihara anak yatim. Bahwa di surga nanti mereka memiliki
kedudukan yang sangat dekat dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Ketahuilah
bahwa Allah Ta’ala mencela orang orang yang tidak mempedulikan anak yatim,
sebagaimana firman-Nya : “Kallaa ball laa
tukrimuunal yatiim”. Sekali kali tidak !. Bahkan kamu tidak memuliakan anak
yatim. (Q.S al Fajr 17).
Lalu
siapakah yang disebut anak yatim. Anak yatim
adalah anak-anak yang kehilangan ayahnya karena meninggal sedang mereka
belum mencapai usia baligh. Jika sudah baligh tentu tidak disebut lagi sebagai
anak yatim. Namun demikian tetap dianjurkan berbuat baik kepadanya apalagi jika
dia miskin. Cuma nilai kebaikan kepada mereka yang sudah baligh ini tidaklah sama dengan nilai kebaikan yang
diberikan kepada anak yatim.
Sungguh
Allah Ta’ala akan membalas semua kebaikan yang dilakukan seorang hamba.
Tidak ada kebaikan yang akan sia sia
disisi Allah. Allah berfirman : “Faman ya’mal mitsqaala dzarratin khairan
yarah” Maka barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah niscaya
dia akan melihat (balasan) nya Q.S az Zilzaal 7.
Selanjutnya
kami nukil suatu kisah tentang bertaubatnya seorang salaf, dengan kasih sayang
Allah, tersebab anak yatim yang dimuliakannya. Imam Dzahabi berkata bahwa
seorang salaf bercerita : Dahulu aku tenggelam dalam berbagai kemaksiatan dan
minum khamar.Suatu hari aku mendapati seorang anak yatim yang miskin.
Kemudian aku memungutnya dan berbuat
baik kepadanya. Aku memberi makan dan pakaian kepadanya. Aku masukkan ke kamar
mandi, aku membersihkannya dan memuliakannya seperti seorang bapak yang
memuliakan anaknya, bahkan lebih.
Setelah
itu aku bermimpi bahwa Hari Kiamat telah terjadi. Aku dipanggil menghadapi
hisab dan diperintahkan dibawa ke neraka karena
berbagai maksiat yang telah aku lakukan. Para malaikat telah menahanku
untuk dimasukkan ke dalam neraka. Dihadapan mereka aku merasa hina dan rendah. Mereka menyeretku
menuju neraka.
Tiba
tiba anak yatim itu menghadangku di jalan dan berkata : Lepaskan dia wahai para
malaikat sampai aku memohon syafaat untuknya kepada Rabb-ku. Dia telah berbuat
baik kepadaku dan memuliakan aku. Para malaikat menjawab : Kami tidak
diperintahkan untuk melepaskannya.
Tiba
tiba ada suara dari Allah yang berfirman
: Lepaskan dia, Aku telah memberikan
kebaikan kepadanya dengan sebab syafaat anak yatim dan perbuatan baiknya kepada anak yatim. Kemudian aku
terbangun dan bertaubat kepada Allah Ta’ala. Semenjak itu aku selalu berusaha
untuk memberikan kasih sayang kepada anak anak yatim. (Kitab al Kabaa-ir, Imam
adz Dzahabi).
Insya
Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (774).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar