Selasa, 30 Agustus 2016

DOA KHALIFAH UMAR MEMOHON SYAHID DI MADINAH



DOA KHALIFAH UMAR MEMOHON SYAHID DI MADINAH

Oleh : Azwir B. Chaniago

Pada tahun 23 H, Khalifah  Umar bin Khaththab  radhiyallahu ’anhu melaksanakan ibadah haji. Ketika   wukuf di Arafah beliau  membaca doa sebagai berikut: 

 اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ شَهَادَةً فِي سَبِيلِكَ وَوَفَاةً بِبَلَدِ رَسُولِكَ 
 “Ya Allah aku mohon mati syahid di jalanMu dan wafat di negeri Rasul-Mu (Madinah)” H.R Imam Malik bin Anas. 

Sepulangnya  dari menunaikan ibadah haji beliau menceritakan tentang doanya kepada salah seorang sahabat di Madinah. Maka sahabat tersebut berkomentar : “Wahai Khalifah, jika engkau berharap mati syahid maka tidak mungkin di sini. Pergilah keluar untuk berjihad, niscaya engkau bakal menemuinya.”

Dengan ringan Umar radhiyallahu ’anhu menjawab: ”Aku telah mengajukannya kepada Allah. Terserah Allah.” 

Keesokan paginya, yaitu hari Rabu tanggal 25 Dzulhijjah saat Umar radhiyallahu ’anhu  mengimami shalat  shubuh di masjid Nabawi, tiba-tiba dalam kegelapan  pagi itu muncul seorang pengkhianat yaitu budak  Majusi bernama Abu Lu’lu’ah menghunuskan pisaunya ke tubuh   Khalifah Umar. Beliau luka dengan tiga tusukan yang menyebabkan beliau rubuh   di  mihrab. 

Abdurrahman bin Auf radhiyallahu ’anhu segera menggantikan posisi Imam shalat shubuh melanjutkan hingga selesai sambil menangis sesunggukan mengkhawatirkan nasib Umar radhiyallahu ’anhu.

Ketahuilah bahwa doa Khalifah Umar  meminta mati syahid di Madinah  dalam pikiran sebagian orang  adalah suatu yang sulit terjadi karena di Madinah waktu itu tidak dalam keadaan perang. Namun demikian itu sangat mudah jika  Allah Ta’ala berkehendak   untuk mengabulkan doa hamba-Nya. 

Begitulah Khalifah Umar bin Khaththab, dia tahu yang terbaik bagi dirinya lalu berdoa, memohon kepada Allah dan ternyata doanya diijabah. Dua hal yang beliau minta ternyata memiliki nilai yang  sangat utama, yaitu  :

Pertama : Tentang mati syahid.
Sungguh sangatlah banyak keutamaan dan kebaikan yang akan diperoleh orang yang mati syahid. Diantaranya adalah sebagaimana dimaksud dalam sabda Rasulullah :“Orang yang mati syahid mendapatkan enam hal di sisi Allah.  Diampuni dosa dosanya sejak pertama kali darahnya mengalir, diperlihatkan kedudukannya di surga, diselamatkan dari siksa kubur, dibebaskan dari ketakutan yg besar, dihiasi dgn perhiasan iman, dikawinkan dgn bidadari dan dapat memberikan syafaat kepada tujuh puluh orang kerabatnya” (H.R Ibnu Majah).

Kedua : Tentang wafat di Madinah.
Rasulullah bersaksi bagi seseorang yang wafat di Madinah. Ini juga suatu keutamaan sebagaimana  disebutkan dalam sabda Rasulullah : “Barangsiapa di antara kalian mampu meninggal dunia di Kota Madinah hendaknya ia melaksanakannya, sesungguhnya aku akan bersaksi bagi siapa saja yang meninggal di Kota Madinah.” (H.R Ibnu Majah, dari Ibnu Umar).

Wallahu A’lam. (775).






Tidak ada komentar:

Posting Komentar