Minggu, 26 Oktober 2014

MENYURUH TAPI TIDAK MELAKUKAN



MENYURUH TAPI TIDAK MELAKUKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Ada yang berkomentar : Kalian jangan hanya menyuruh jika tidak melakukannya. Memang yang menyuruh kepada kebaikan seharusnya menjadi orang yang lebih dahulu mengamalkannya dan orang yang melarang suatu keburukan seharusnya menjadi orang yang lebih dahulu meninggalkan. Idealnya memang begitu.

Allah berfirman : “Yaa aiyuhal ladzii na-aamanuu lima taquuluna maa laa taf’aluun. Kabura maqtan ‘indalllahi an taquuluu maa laa taf’aluun”. Wahai orang orang yang beriman. Mengapa kamu mengatakan seseatu yang tidak kamu kerjakan. (Itu) sangatlah dibenci di disisi Allah jika kamu mengatakan apa apa yang tidak kamu kerjakan. (Q.S as Saff 2-3) 
   
Lalu apakah seseorang tidak boleh menyuruh atau menasehatkan orang lain melakukan sesuatu kebaikan sedangkan dia sendiri tidak melakukan karena tidak atau belum mampu melakukannya. 
Tentang hal ini mari kita simak nasehat Syaikh Utsaimin.
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin dalam Kitabbud Da’wah berkata : Jika seseorang menyeru kepada kebaikan namun dia sendiri belum mampu melakukannya maka hendaknya dia (tetap) menyeru orang lain untuk melaksanakannya. Karena itu, jika ada seseorang yang menyeru orang lain melakukan shalat malam namun dia sendiri belum mampu melaksanakannya, maka jangan anda katakan kepadanya : Jika engkau tidak bisa melakukan, jangan menyeru orang lain untuk shalat malam. Atau seseorang yang menyeru untuk bersedekah tapi ia tidak punya harta untuk disedekahkan, hendaknya kita katakana : (Tetap) serukanlah untuk bersedekah.

Syaikh melanjutkan : Adapun orang yang menyerukan sesuatu dan ia (si penyeru ini) mampu melaksanakannya tapi tidak mau melakukannya, berarti itu kebodohan akalnya dan kesesatannya dalam beragama. 

Allahu a’lam.(106)

      

KEMULIAAN RAMADHAN



KEUTAMAAN DAN KEMULIAAN RAMADHAN
   
Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah
Sungguh kita telah mendapat nikmat yang sangat banyak dari Allah Ta’ala. Nikmat terbesar adalah nikmat iman, islam dan nikmat hidayah.  Ada lagi nikmat yang besar dan agung serta wajib  kita syukuri yaitu ketemu dengan bulan Ramadhan. Alhamdulillah  kita diberi pula hidayah, kesehatan dan kekuatan untuk mengisinya dengan amal amal shalih yang insya Allah lebih baik daripada Ramadhan tahun tahun yang lalu. Kita bermohon kepada Allah agar dipertemukan pula dengan Ramadhan yang akan datang. 

Dalam menjalani kehidupan ini, kita telah melewati banyak sekali bulan Ramadhan, mungkin ada yang sepuluh kali, dua puluh kali bahkan ada yang sudah limapuluh kali atau lebih. Kita berusaha dan selalu bermohon kepada Allah agar mampu melaksanakan ibadah Ramadhan kita tahun ini lebih baik dari tahun tahun yang lalu. Ketahuilah bahwa jika amalan Ramadhan kita tahun ini kurang dari tahun yang lalu maka itu adalah sebesar besar kerugian yang tak mungkin kita jangkau lagi. Siapa tahu, ini adalah Ramadhan yang paling akhir dalam kehidupan kita, Allahu a’lam.

Kenapa ada Ramadhan.
Allahhu a’lam. Allah mendatangkan Ramadhan setiap tahunnya kepada kita adalah semata mata karena kasih sayang Allah yang demikian besar bagi kita.  Kenapa dikatakan demikian, karena :

Pertama : Allah Mahamengetahui bahwa kita ini banyakdosa, banyak melakukan maksiat. Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits qudsi : Yaibaadii innakum tukhthi-uuna bil laili wan nahaar. Wahai hamba hamba-Ku  kalian semuanya melakukan kesalahan pada malam dan siang hari. H.R Imam Muslim).

Rasulullah juga bersabda : Kullubni adam khaththa’ wa khairul khaththainat tawwaabun. Setiap anak Adam banyak berbuat dosa dan sebaik baik orang yang berdosa adalah yang bertaubat. (H.R Imam at Tirmidzi)

Oleh karenanya Allah datangkan Ramadhan sehingga kita bisa mendapat banyak kesempatan  minta ampun dan bertaubat dan sungguh doa doa orang yang berpuasa lebih mudah diijabah oleh Allah.
Bahkan dengan berpuasa di bulan Ramadhan insya Allah dosa dosa kita telah diampuni. Sungguh Rasulullah bersabda : Man shaama ramadhaana iimanan wahtishaaban ghufira lahu maa taqaddama min dzambih” Barangsiapa berpuasa pada 
bulan Ramadhan dan mengharapkan pahala (hanya dari-Nya) maka diampuni dosa dosanya yang telah lalu (H.R Imam Bukhari) 
    
Kedua : Allah Maha mengetahui bahwa amal ibadah kita masih sangat sedikit. Oleh karenanya  Allah datangkan Ramadhan sehingga kita dapat kesempatan untuk beribadah lebih banyak. Dan dengan kasih sayang Allah pula  maka  pahala amal ibadah  kita di bulan Ramadhan ini dilipat   gandakan. Bahkan pada bulan Ramadhan kita diberi lailatul qadr, sehingga kita diberi kesempatan untuk meraih pahala ibadah satu malam lebih baik dari pahala ibadah seribu bulan.

Ramadhan adalah bulan yang mulia.

Pertama : Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat agung. Perhatikannlah bahwa sungguh jumlah bulan disisi Allah adalah dua belas. Tetapi nama bulan yang  disebutkan Allah dalam al Qur an secara jelas hanya satu yaitu  bulan Ramadhan. Allah berfirman : “Syahru ramadhaana ladzi unzila fiihil qur’an, hudallinnasi wa baiyinaatin minal hudaa wal furqan” Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan al Qur an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dengan yang bathil)  Q.S al Baqarah 185. Ini adalah satu bukti bahwa bulan Ramadhan itu dimuliakan Allah. 

Kedua : Bulan Ramadhan disebut mulia karena pada bulan Ramadhan diturunkan al Qurannul Kariim. Al Qur an yang mulia. Kemuliaan al Qur an adalah diturunkan  kepada manusia yang mulia diantara manusia yaitu Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam. Melalui malaikat yang mulia diantara para Malaikat yaitu Jibril ‘alaihis salaam. Diturunkan pada bulan yang mulia yaitu Ramadhan dan pada malam yang mulia yaitu lailatul qadar.  
 
Ketiga : Semua amal untuk melaksanakan rukun Islam ada pada bulan Ramadhan kecuali ibadah haji. Pada bulan Ramadhan, ibadah shalat ada dan diutamakan, ibadah puasa  ada bahkan diwajibkan, zakat, infak dan sedekah ada dan sangat diajurkan, baca al Qur an ada juga sangat diajurkan, qiyamul lail ada, i'tikaf ada, umrah ada dan bernilai tinggi dan juga ibadah ibadah lainnya. Bahkan semuanya dilipat gandakan pahalanya. Semuanya ini adalah juga  merupakan kemuliaan bulan Ramadhan.
  
Kenapa disebut bulan berkah.
Apa itu berkah. Berkah, secara bahasa bermakna berkembang, bertumbuh dan juga bermakna kebahagiaan. Makna berkah yang lainnya adalah kebaikan yang banyak dan terus menerus berada dalam kebaikan. 

Jadi orang mendapat berkah bermakna dia berada dalam kebaikan yang banyak dan terus menerus mendapatkan kebaikan itu sehingga mengantarkannya kepada kebahagiaan. Kebahagiaan yang dimaksud adalah untuk dunia dan akhiratnya. Sungguh Ramadhan adalah bulan penuh berkah karena : 

Pertama : Bulan Ramadhan disebut juga dengan bulan berkah karena Nabi yang bersabda : Ataakum syahrul mubbarrak. Telah datang kepada kalian bulan yang penuh berkah. Bulan yang memiliki kebaikan yang banyak dan kebaikan itu terus menerus ada.

Kedua : Bulan Ramadhan disebut bulan berkah karena memang banyak memberikan berkah atau kebaikan kepada umat Islam. Jika kita bandingkan keadaan umat Islam di bulan Ramadhan dan  dengan di luar Ramadhan maka kita akan melihat keberkahan itu, sebagian diantaranya :

1. Sebelum Ramadhan banyak orang yang tidak melakukan shalat wajib, lalu begitu masuk ramadhan dia mulai shalat. Inikan berkah.

2.  Sebelum Ramadhan banyak orang yang tidak  shalat ke Masjid, lalu begitu masuk ramadhan masjid jadi penuh. Paling tidak di awal awal Ramadhan. Ini juga berkah.

3. Sebelum Ramadhan mungkin ada orang yang jarang baca al Qur an. Tapi begitu Ramadhan datang sangatlah banyak orang yang membaca dan mengkhatamkan al Qur an. Ini juga berkah.

4. Sebelum Ramadhan banyak orang yang tidak bersedekah. Tapi begitu datang Ramadhan sangat banyak orang yang berinfaq, bersedekah, berzakat paling tidak mengeluarkan zakat fitrah. Ini juga berkah.

5.  Sebelum Ramadhan banyak orang yang hasad. Tapi begitu Ramadhan datang maka hasad akan sangat berkurang meskipun belum hilang sama sekali. Ini juga berkah.

6.  Sebelum Ramadhan banyak orang yang senang ghibah atau bergunjing. Tapi begitu Ramadhan datang maka majlis ghibah dan ghibahtainment bisa berkurang. Ini juga berkah.

7. Sebelum Ramadhan banyak orang suka  emosi dan mudah marah. Tapi begitu Ramadhan datang maka orang orang menjadi semakin sabar. Ini juga berkah.

8. Sebelum Ramadhan sedikit orang yang senantiasa berdzikir. Tapi begitu datang Ramadhan maka terlihat banyak orang orang yang selalu berdzikir. Ini juga berkah.

9.   Sebelum Ramadhan banyak orang yang jarang mengikuti kajian atau mendengarkan ceramah agama. Tapi begitu Ramadhan datang maka orang orang menjadi semakin banyak mengikuti  kajian dan ceramah agama. Ini juga berkah. 

Sebelum Ramadhan tidak banyak   orang yang bisa  berkumpul dan makan bareng bersama keluarga. Tapi begitu Ramadhan datang maka orang orang punya kesempatan lebih banyak untuk berkumpul dan makan bersama keluarga, minimal waktu sahur. Ini juga berkah. 

Tapi satu hal  penting yang penting dan perlu kita ingat adalah bahwa keutamaan, kemuliaan, keberkahan dan segala kelebihan Ramadhan tidak akan bisa kita peroleh, kalau kita tidak berusaha mengambilnya. Caranya adalah dengan berusaha mengisi Ramadhan itu dengan  amal amal shalih, ikhlas karena Allah dan dilakukan sebagaimana yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam.

Allahu a’lam. (105)



MEMBALAS KEBAIKAN




KEWAJIBAN MEMBALAS KEBAIKAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Dalam hidup ini sangatlah sering kita memperoleh bantuan dan kebaikan dari orang lain yang kita kenal atau tidak. Orang yang berbuat baik telah menunjukkan tanda kemuliaan dan kebaikan hatinya, meskipun ada juga beberapa yang mungkin  berbuat baik karena pamrih. 

Adalah sangat dianjurkan untuk berterima kasih atas kebaikan orang lain. Tidaklah kita melihat besar kecil kebaikan   itu tapi lihatlah bagaimana seseorang telah memberikan perhatian kepada kita dengan suatu pemberian atau kebaikan.
Ketahuilah bahwa membalas  kebaikan seseorang adalah juga merupakan kebaikan dan sangat dianjurkan. Selain itu, terima kasih kita kepada seseorang yang telah berbuat baik atau membantu kita adalah juga merupakan bagian dari wujud syukur kita kepada Allah Ta’ala.

Rasulullah bersabda : “Laa yasykurullaha man laa yasykurunnaas”. Tidak bersyukur kepada Allah orang yang tidak berterima kasih kepada manusia (H.R Imam Ahmad)
Cara yang dianjurkan untuk membalas kebaikan adalah dengan sesuatu yang lebih baik. Bisa berupa tenaga, pikiran dan bisa pula berbentuk materi. Dan yang lebih penting lagi adalah mendoakan orang yang telah berbuat baik kepada kita. Allah berfirman : Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah (penghormatan itu  yang sepadan) denganya. Sungguh Allah memperhitungkan segala sesuatu (Q.S an Nisa’ 86)  

Rasulullah bersabda : “Barangsiapa telah berbuat kebaikan kepadamu maka balaslah kebaikannya itu. Jika engkau tidak mendapati apa yang dapat membalas kebaikannya itu maka berdoalah untuknya hingga engkau menganggap bahwa engkau benar benar telah membalas kebaikannya” (H.R Imam Bukhari dalam Adabul Mufrad, Imam Ahmad dan juga ahli hadits yang selainnya).

Diantara doa yang diajarkan Rasulullah untuk membalas kebaikan seseorang  adalah : “Jazakallahu khairan Semoga Allah membalas (kebaikan) mu dengan kebaikan. (H.R Imam at Tirmidzi dan Ibnu Hibban)

Sungguh sangat dianjurkan untuk berdoa dengan lafazh ini karena ini adalah doa yang diajarkan oleh Rasulullah. Ketahuilah bahwa lafazh doa ini bersifat umum yaitu bermakna kebaikan di dunia dan di akhirat. Doa ini juga mengandung makna bahwa kita mengharapkan balasan kebaikan dari Allah terhadap orang yang telah berbuat baik kepada kita. Dan bila balasan kebaikan itu datang dari Allah Subhanahu wa Ta’ala maka pastilah berupa balasan yang lebih baik, lebih banyak dan lebih berkah.

Saya menasehati diri saya dan juga mengharapkan  saudara saudara saya agar berusaha membalas kebaikan orang lain sekecil apapun. Ucapkanlah terima kasih kepadanya, bersyukurlah kepada Allah dan doakan dia agar mendapat balasan kebaikan dari Allah Ta’ala.

Wallahu a’lam.  (104)

Kamis, 23 Oktober 2014

TIGA MACAM KEZHALIMAN



TIGA MACAM  KEZHALIMAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Muqaddimah.
Diantara kelakuan buruk yang terkadang diamalkan sebagian manusia adalah berbuat kezhaliman. Pada hal Allah mengharamkan kezhaliman atas diriNya dan mengharamkan pula kepada manusia.

Allah berfirman : “Walaa tarkanuu ilalladzina zhalamuu fatamassakumun naaru … “ Dan janganlah kamu cenderung kepada orang orang yang zhalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka. (Q.S Hud 113).

Imam al Baghawi menerangkan bahwa : Ayat ini bisa dikatakan sebagai ayat yang paling keras tentang larangan dan ancaman  terhadap perbuatan zhalim.

Rasulullah bersabda : “Ittaquzh zhulma. Fainna zhulma zhulumaatun yaumal qiyaamah….” Takutlah kalian terhadap kezhaliman karena kezhaliman merupakan kegelapan pada hari Kiamat kelak … ( H.R Imam Muslim). 

Makna zhalim.
Kezhaliman menurut para  pakar bahasa adalah bermakna meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya.
Imam al Kafawi berkata : Kezhaliman adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya, mengambil hak orang lain serta melampaui hak-hak Allah. 

Tiga  macam kezhaliman.   
Ada tiga tempat manusia melakukan kezhaliman  yaitu :

Pertama : Berbuat zhalim kepada Allah.
Berbuat zhalim  kepada Allah adalah jika Dia tidak disyukuri tapi dikufuri. Dan yang lebih berat lagi adalah berbuat kesyirikan yaitu menyamakan kedudukan Allah dengan makhluk sehingga  ada diantara manusia yang  beribadah kepada makhluk. Ini berarti tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya karena beribadah hanyalah kepada Allah semata bukan kepada selainNya. 

Imam Ibnul Qayyim berkata  : Kezhaliman yang tidak diampuni oleh Allah adalah perbuatan syirik kepada-Nya. 
  
Allah berfirman : “Inna syirka lazhulmun ‘azhiim” Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar benar kezhaliman yang sangat besar.(Q.S Lukman  13).

Kedua : Berbuat zhalim kepada diri sendiri.
Sungguh Allah Taa’ala tidak menzhalimi hambaNya. Tapi ternyata manusia itu yang banyak berbuat zhalim kepada dirinya. Diantaranya adalah  melanggar batas batas Allah dan melakukan kemaksiatan yang pasti mendatangkan keburukan bagi dirinya.
Sungguh Allah telah berfirman : …Faminhum zhaalimum linafsihi … Diantara mereka ada yang menzhalimi diri mereka sendiri… (Q.S Fathir 32). 

Imam Ibnul Qayyim berkata bahwa kezhaliman manusia terhadap dirinya sendiri merupakan kezhaliman yang diringankan oleh Allah dan mudah dihapus yaitu denga taubat, istighfar, amal shaleh, sabar terhadap ujian dan yang lainnya.

Tapi perlu menjadi perhatian yang serius, apakah kita masih sempat untuk bertaubat, istighfar, dan beramal shaleh sementara kezhaliman yang kita lakukan terus saja berjalan. Allahu Akbar.
 
Ketiga : Berbuat zhalim kepada manusia.
Kezhaliman kepada manusia termasuk kezhaliman yang berat untuk dihapus. Imam Ibnul Qayyim berkata bahwa ada kezhaliman yang tidak dilepaskan oleh Allah yaitu kezhaliman seorang hamba kepada hamba lainnya.
Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin berkata bahwa  keazhaliman kepada  manusia ada pada dua perkara 

     1.Tidak menunaikan kewajiban terhadap orang lain, seperti orang yang berhutang tetapi tidak membayarnya atau menunda nunda padahal ia mampu.
   2. Mewajibkan  kepada orang lain sesuatu yang  tidak wajib baginya, seperti kamu menuduh saudaramu punya hutang kepadamu (padahal tidak, pen) lalu kamu membuat surat surat palsu sehingga  kamu menang di pengadilan. 
  
Ketahuilah bahwa jika kita menzhalimi seseorang maka akan ada balasannya yang setimpal. Allah berfirman : “Wa jazaa-u saiyiatin saiyiatun mitsluhaa, faman ‘afaa wa ashlaha fa-ajruhu ‘alallahi, innahu laa yuhibbuzh zhalimiin.” Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang orang yang zhalim (Q.S asy Syura 40) 
      
Cara menghapuskan kezhaliman kepada manusia adalah dengan minta kehalalan (minta dimaafkan) oleh orang yang dizhalimi. Sungguh ini tidak mudah. Kenapa, karena :
  
  1. Memang ada diantara manusia yang punya sifat dendam dan tidak suka memaafkan.
      2. Kita ingin minta maaf, tapi dia sudah pindah ke tempat lain atau  sudah pindah ke alam lain, sudah wafat.
Oleh karena itu berusahalah untuk menjauhi kezhaliman kepada manusia dan jika terlanjur segeralah minta maaf. Jangan menunggu event tertentu untuk minta maaf.

Umar bin Abdul Aziz berkata : Apabila kemampuanmu  menggodamu untuk berbuat zhalim terhadap manusia, maka ingatlah kemampuan Allah untuk membalas kepadamu.
Kita berlindung kepada Allah dari menzhalimi atau dizhalimi. Allahu a’lam. (103)