Kamis, 30 Mei 2019

ADA ORANG ORANG YANG MERUGI BULAN RAMADHAN


ADA ORANG ORANG YANG MERUGI DI BULAN RAMADHAN

Oleh : Azwir B. Chaniago

Sungguh tak ada orang beriman yang mau rugi dalam hidup di dunia ini. Mereka mencari dunia  dan yang paling penting mempersiapkan bekal untuk kembali ke negeri akhirat. Diantara kesempatan untuk mendapat keuntungan besar sebagai bekal adalah pada bulan Ramadhan.

Allah Ta’ala mendatangkan Ramadhan setiap tahun untuk memberi kesempatan kepada orang orang beriman memperbanyak  bekal berupa amal shalih  sehingga BETUL BETUL MENJADI ORANG YANG BERUNTUNG di akhirat yaitu mendapatkan surga-Nya. 

Namun demikian ternyata sebagaian manusia ADA YANG MERUGI DI BULAN RAMADHAN  padahal dalam bulan Ramadhan Allah Ta’ala melalui Rasul-Nya telah menjanjikan banyak keuntungan dan keutamaan beramal padanya. Lalu siapa saja dan bagaimana sifat orang orang merugi di bulan Ramadhan. Diantaranya adalah :

Pertama : Tidak melakukan puasa dengan dasar iman dan mencari pahala.

Memang sebagian manusia melaksanakan puasa seolah olah melakukan rutinitas menahan lapar dan haus selama sebulan dalam setahun. Bahkan ada pula karena ikut ikutan, merasa tak nyaman kalau tak berpuasa karena orang orang disekitar pada berpuasa. Sebagian ikut berpuasa karena ingin lebih sehat dan lebih langsing.

Sungguh orang orang beriman  dituntut dengan sebenar benarnya  melaksanakan puasa atas IMAN DAN MENCARI PAHALA dari Allah Ta’ala.  Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Barangsiapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari  dan Imam Muslim, dari Abu Hurairah).

Pemahaman kebalikan dari makna hadits ini adalah : Bahwa orang yang berpuasa bulan Ramadhan tapi tidak dengan dasar iman dan tidak untuk mencari pahala maka dosanya tak diampuni. Sungguh MERUGI  ketika seseorang ketika tak mendapat ampunan di bulan Ramadhan.

Kedua : Tidak menghidupkan malam Ramadhan dengan shalat taraweh.

Inilah salah satu penyebab ruginya seorang hamba ketika bertemu dengan Ramadhan. Sebagian orang menghabiskan waktunya di malam Ramadhan untuk hal hal yang tak  bermanfaat untuk akhiratnya. Ada sebagian orang yang bergadang di depan televisi, mencari hiburan (?) dengan lagu lagu dan musik. Bahkan ada pula yang berkumpul dengan teman temannya sambil mengobrol ke utara ke selatan dan tak jarang pula jatuh kepada perbuatan ghibah atau bergunjing. Sungguh sangat besarlah kerugian mereka.

Pada hal Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah mengingatkan bahwa setiap malam di bulan Ramadhan ada orang orang yang dimerdekakan Allah Ta’ala dari api neraka yaitu sebagaimana sabda beliau :

وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

Allah memiliki hamba-hamba yang dimerdekakan dari neraka. Demikian itu pada setiap malam. (H.R at Tirmidzi).

Ketahuilah bahwa salah satu cara yang sangat dianjurkan untuk menghidupkan malam Ramadhan adalah dengan melakukan shalat lail atau shalat taraweh bersama iman di masjid sampai selesai. Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam telah menyebut keutamaannya yang sangat besar dalam sabda beliau :  

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: – مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا, غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Salllahu ‘alaihi Wasallam, beliau bersabda : Barangsiapa  melaksanakan shalat taraweh atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosa dosanya yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Ketiga : Tak berusaha mencari lailatul qadr.

Sungguh di bulan Ramadhan ada kesempatan untuk mendapat ibadah satu malam bernilai ibadah seribu bulan. Dan ini tidak ada pada bulan lain kecuali pada Ramadhan saja. Allah berfirman : 

وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ

Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu. Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. (Q.S al Qadr 2-3).

Ketahuilah umur umat Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam pendek dibanding umat terdahulu. Umat terdahulu umurnya lebih panjang bahkan ada yang ratusan tahun sehingga mereka memiliki waktu yang panjang untuk beribadah.

Meskipun umat Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam umurnya lebih pendek yaitu antara 60 sampai 70 tahun dan sedikit yang lebih dari itu tapi mereka bisa beribadah lebih banyak diantaranya adalah dengan mencari dan mendapatkan lailatul qadr yang lebih baik dari seribu bulan.

Ketika Allah Ta’ala menurunkan lailatul qadr MAKA SANGATLAH MERUGI orang orang yang tak berusaha mencarinya karena hilang kesempatan BERIBADAH LEBIH DARI SERIBU BULAN. 

Keempat : Tak berusaha memperbanyak membaca al Qur an

Ramadhan adalah bulan al Qur an yaitu diturunkannya al Qur an. Oleh karena itu orang orang beriman haruslah meningkatkan semangatnya untuk membaca dan mempelajari al Qur an.

Ketahuilah  bahwa pada setiap malam Ramadhan, Rasulullah dan Malaikat Jibril ber-mudarasah al Qur an. Rasulullah membaca al Qur an dan disimak oleh Jiibril kemudian bergantian Jibril membaca dan Rasulullah yang menyimak.

Rasulullah  Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

Dari Ibnu Abbas, dia  berkata, Rasulullah  adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril  menemuinya, dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan, dimana Jibril mengajarkannya Al-Quran. Sungguh Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam adalah orang yang paling lembut daripada angin yang berhembus. (H.R Imam Bukhari).

Imam Ibnu Rajab al Hambali berkata : Hadits ini menunjukkak disunnahkannya mempelajari al Qur an di bulan Ramadhan dan berkumpul dengan sesame untuk hal tersebut. Juga mengecek bacaan dan hafalan kepada orang yang lebih hafal. Didalamnya juga disunnahkan MEMPERBANYAK MEMBACA AL QUR AN di bulan Ramadhan. (Lathaif al Ma’arif).

Sungguh Allah Ta’ala melalui Rasul-Nya telah menjanjikan pahala yang besar bagi orang orang yang membaca al Qur an. Terlebih lagi di bulan Ramadhan dimana pahala suatu amal akan dilipatgandakan. Rasulullah bersabda :

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ


Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu kebaikan, dan setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf. (H.R Imam at Tirmidzi).
 
Ketahuilah bahwa melihat zhahir hadits ini maka orang yang tak tahu arti ayat yang dibacanya dari al Qur an tetap mendapat pahala. Namun demikian tentu lebih baik jika membaca paham artinya yaitu dengan memperlajari terjemahannya.
Syaikh Ibnu Utsaimin juga pernah ditanya, apakah seseorang akan tetap mendapat pahala ketika membaca al-Quran tanpa tahu artinya ?. Beliau menjawab :

فَالْإِنْسَانُ مَأْجُوْرٌ عَلَى قِرَاءَتِهِ سَوَاءٌ فَهِمَ مَعْنَاهُ أَمْ لَمْ يَفْهَمْ

Seseorang akan tetap mendapat pahala atas bacaan al-Qur an nya baik tahu atau tidak tentang artinya. (www.ibnothaimeen.com)

Ketahuilah bahwa orang  yang masih terbata bata membaca al Qur an akan bersama dengan malaikat yang mulia dan memperoleh dua pahala. Rasulullah bersabda :

الْمَاهِرُ بِالْقُرآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيْهُ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ

Orang yang membaca al Qur an dengan mahir, akan bersama Malaikat yang mulia lagi taat dan yang membaca al Qur an dengan terbata bata dan merasa berat, maka ia mendapat dua pahala (H.R Imam Bukhari  dan Imam Muslim).
Oleh karena itu SANGATLAH MERUGI orang orang yang tak memperbanyak  bacaan al Qur an di bulan Ramadhan.

Para ulama salaf adalah orang orang yang sangat berilmu. Beliau beliau itu sangatlah mengerti keutamaan membaca al Qur an di bulan Ramadhan. Mari kita lihat bagaimana kesungguhannya membaca al Qur an di bulan Ramadhan, Diantaranya :

(1) Imam Malik, bila masuk bulan Ramadhan beliau tidak membacakan hadits untuk murid muridnya dan juga meninggalkan majlis ilmu yaitu untuk bersungguh sungguh sepenuh hati membaca al Qur an.

 (2) Imam az Zuhri, ketika datang bulan Ramadhan, beliau berkata : Bulan ini tidak lain adalah bulan membaca al Qur an dan memberi makan.

(3) Imam Qatadah biasa mengkhatamkan al Qur an setiap tujuh malam secara kontinyu. Namun di bulan Ramadhan beliau mengkhatamkan setiap tiga hari. Sedangkn di 10 hari terakhir beliau mengkhatankan di setiap malam.

(4) Imam asy Syafi’i selama Ramadhan mengkhatamkan al Qur an 60 kali.  

Kelima : Hanya menunjukkan semangat beribadah pada awal bulan saja.    

Ada sebagian orang yang  memiliki semanggat ibadah pada awal awal Ramadhan saja.  Mungkin sampai hari ke enam atau ke tujuh saja. Setelah itu datang rasa futur yaitu lemah semangat bahkan ada yang tak lagi mengisi hari hari Ramadhan dengan ibadah ibadah yang di syariatkan.

Perhatikanlah kenyataan yang ada. Di awal awal Ramadhan hampir semua orang bersemangat betul dalam beribadah. Mesjid pada penuh di waktu shalat shubuh apalagi ketika shalat taraweh. Bahkan ada masjid perlu menyewa tenda tempat shalat di samping masjid untuk menampung jamaah yang berlimpah. Tetapi beberapa hari kemudian jamaah langsung menurun drastis.

Bahkan ada pula yang mulai meninggalkan shaum wajib Ramadhan. Ini  fakta dari dulu hingga sekarang di negeri kita. Sungguh inilah orang orang yang RUGI BESAR di bulan Ramadhan.  

Oleh karena itu orang orang beriman hendaklah berusaha dengan tekun dan sabar dalam melakukan ketaatan di bulan Ramadhan agar menjadi orang yang beruntung yaitu dihapuskan dosa dosa dan mendapat PREDIKAT TAKWA.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam (1.636)    

Rabu, 29 Mei 2019

TERUSKAN SHALAT LAIL SETELAH RAMADHAN BERLALU


TERUSKAN SHALAT LAIL SETELAH RAMADHAN BERLALU

Oleh : Azwir B. Chaniago

Shalat lail atau shalat malam di bulan Ramadhan masyhur disebut dengan istilah shalat taraweh sedangkan shalat lail di luar Ramadhan umumnya disebut shalat tahajjud. Dari segi waktu pelaksanaannya ada sedikit perbedaan. 

(1) Shalat tahajjud dilakukan setelah tidur dimalam hari meskipun tidurnya sebentar dan dianjurkan untuk dilakukan sendiri sendiri di rumah. 

(2) Shalat taraweh bisa dilakukan langsung setelah shalat Isya dan sangat dianjurkan dilakukan bersama imam di masjid. 
 
Kedua shalat ini hakikatnya adalah shalat lail  dan ketahuilah bahwa shalat malam adalah  kebiasaan orang orang shalih dari dahulu hingga sekarang. Mereka sangat bersemangat mengamalkannya, karena ada keutamaan yang banyak padanya, antara lain :
 
Pertama : Allah Ta’ala memuji orang orang yang melaksanakan shalat lail, sebagaimana firman-Nya :

إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
تَتَجَافَىٰ جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

Orang orang yang beriman dengan ayat ayat Kami hanyalah orang orang yang apabila diperingatkan dengannya, mereka menyungkur sujud dan bertasbih serta memuji Rabb-nya dan mereka idak menyombongkan diri. LAMBUNG MEREKA JAUH DARI TEMPAT TIDURNYA, mereka berdoa kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan penuh harap dan mereka menginfakkan sebagian izki yang Kami berikan kepada mereka. (Q.S as Sajdah 15-16)

Kedua : Shalat lail merupakan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ صَلاَةِ الْمَفْرُوْضَةِ، صَلاَةُ اللَّيْلِ.

Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat yang dilakukan di malam hari. (H.R Imam Muslim)

Kalau kita perhatikan dapatlah kita mengetahui bahwa di bulan Ramadhan sangatlah besar semangat orang orang beriman melaksanakan shalat lail atau shalat taraweh ini di masjid bersama imam. Bahkan setiap tahun, pada awal awal Ramadhan banyak masjid yang melimpah jamaahnya sampai ke teras dan pekarangan masjid. Ini sangatlah baik dan ini salah satu syiar Islam yang agung. Cuma saja menjelang akhir akhir Ramadhan jamaah menjadi sangat berkurang tetapi masih banyak yang istiqamah bahkan menambahnya pula dengan i'tikaf di sepuluh malam terakhir.

Sungguh shalat taraweh ini semestinya dilakukan terus menerus sampai akhir Ramadhan. Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala melalui Rasul-Nya telah menyebutkan diantara keutamaannya yaitu sebagaimana sabda Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رضي الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: – مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا, غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah Salllahu ‘alaihi Wasallam, beliau bersabda : Barangsiapa  melaksanakan shalat taraweh atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah akan diampuni dosa dosanya yang telah lalu. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim)

Lalu bagaimana dengan shalat lail atau shalat malam setelah Ramadhan ?.  Setelah Ramadhan berakhir maka hendaklah orang orang beriman berusaha melakukan  shalat lail atau shalat tahajjud. Bukankah selama bulan Ramadhan orang orang beriman telah terbiasa atau terlatih melaksanakan lail atau taraweh. 

Ketahuilah bahwa shalat lail adalah kebiasaan orang-orang shalih yang betul betul ingin mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam bersabda :

عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنْ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ

Hendaklah kalian mengerjakan shalat malam, karena itu merupakan kebiasaan orang shalih sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari perbuatan dosa, menghapus keburukan, dan mencegah penyakit dari badan. (H.R. Imam Ahmad, at Tirmidzi dan al Hakim).

Selain itu, diantara keutamaan shalat lail  adalah akan diberi dan dipenuhi permintaan seorang hamba untuk kebaikan dunia dan akhiratnya. Ini dijelaskan Rasulullah dalam hadits berikut : 
       
عَنْ جَابِرٍ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

Dari Jabir, ia barkata, Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda : Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya) dan itu setiap malam. (H.R Muslim dan Ahmad)

Ibnu Rajab al Hambali mengatakan :  Waktu tahajud di malam hari adalah sebaik-baik waktu pelaksanaan shalat sunnah. Ketika itu hamba semakin dekat dengan Rabb-nya. Waktu tersebut adalah saat dibukakannya pintu langit dan diijabahnya  doa. Saat itu adalah waktu untuk mengemukakan berbagai macam kebutuhan  dan permohonan kepada Allah Ta’ala. (Lathaif al Ma'arif).

Oleh sebab itu  setelah Ramadhan berlalu maka orang orang beriman sangatlah dianjurkan untuk melakukan shalat lail atau shalat tahajjud. Ketika ada semangat hendaklah shalat  8 rakaat tahajjud dan ditambah 3 rakaat shalat witir. Setidak tidaknya berusaha melakukan tahajjud 4 atau 2 rakaat dan ditambah witir 3 atau 1 rakaat.
Insya Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (1.635)