PENYAKIT SEGI TIGA TERSEBAB ROKOK
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Tidak ada orang tidak tahu apa itu
rokok meskipun dia bukan perokok. Rokok adalah gulungan kertas (berbentuk silinder) dengan ukuran 0,7 – 1,2
cm berisi terutama daun tembakau yang telah dicacah.
Menurut
sejarah, yang pertama-tama memakai atau menggunakan rokok adalah suku Indian
Amerika. Tujuannya adalah untuk ritual memuja dewa-dewa dan roh. Pada abad ke 15 M, orang-orang Eropa terutama Portugis
dan Spanyol menemukan benua Amerika. Disitu mereka melihat penduduk
asli merokok. Lalu sebagian penjelajah itu mencoba mengisap rokok dan membawa tembakau ke
Eropa.
Lalu
timbullah kebiasaan merokok di Eropa yang awalnya pada kalangan
bangsawan.Tujuannya bukan ritual atau pemujaan dewa tapi untuk kesenangan dan
kebanggaan saja. Tapi akhirnya menjadi kebutuhan bahkan akhirnya
menimbulkan ketergantungan.
Jadi
dari segi asal-usulnya, rokok memang sudah bermasalah yaitu awalnya untuk
ritual penyembahan dewa dan roh sesuai
kepercayaan suku Indian yang paganis.
Ketahuilah bahwa paling tidak ada
tiga segi penyakit disebab rokok. Mungkin penyakit yang satu lebih berbahaya
dari yang lainnya, diantaranya adalah :
Segi Pertama : Penyakit
PARU-PARU
Ahli kesehatan seluruhnya sepakat
bahwa paru-paru adalah organ tubuh yang paling menderita terhadap rokok
karena dihisap dan memiliki kontak langsung dengan paru-paru. Akibatnya
paru-paru akan mendapat gangguan berat karena
sering merokok.
Segi Kedua : Penyakit RUPA-RUPA.
Meskipun
yang berhubungan langsung dengan asap rokok adalah paru-paru tetapi rokok akan
mendatangkan rupa-rupa penyakit lain seperti hipertensi, jantung, kanker,
gangguan kehamilan dan janin. Ini juga pendapat ahli kesehatan.
Segi Ketiga : Penyakit PURA-PURA
Salah satu penyakit yang paling berbahaya akibat
rokok adalah sudah tahu
ada mudharat tapi tidak mau menghindarinya. Bukankah ini yang disebut dengan
penyakit pura pura. Pura pura tidak tahu pada hal sudah tahu. Banyak pihak
telah menderita penyakit pura pura yang bersumber dari rokok dan merokok.
Pertama : Tidak ada pengusaha rokok yang
tidak mengetahui bahwa produksinya mendatangkan penyakit PARU-PARU DAN
RUPA-RUPA penyakit, tapi tidak peduli. Mereka terus memproduksinya. Memang
mereka tidak memaksa orang untuk merokok tapi selalu dengan berbagai cara
merayu manusia untuk merokok dengan berbagai iklan dan promosinya. Ini terjadi
karena mereka mengidap penyakit PURA-PURA. Pura pura tidak tahu.
Kedua : Sudah sangat banyak peringatan
tentang bahaya rokok, baik dari pemerintah, tokoh agama, MUI, LSM termasuk
juga peringatan dari ahli kesehatan
sedunia. Peringatan merokok yang ditulis
pada iklan dan bungkus rokok adalah ROKOK MEMBUNUHMU dan tidak ada yang
membantah peringatan ini karena nampaknya sepakat bahwa peringatan itu benar
adanya. Namun demikian para perokok hampir tidak tergoyahkan dengan
peringatan ini karena terjangkit penyakit
PURA-PURA. Pura pura tidak tahu.
Ketiga : Merokok dan olah raga secara
diametral jelas bertentangan. Tapi justru kegiatan olah raga kebanyakan
menggunakan sponsor perusahaan rokok, karena mereka mengidap penyakit
PURA-PURA. Pura pura tidak tahu.
Keempat : Banyak diantara perokok yang
merokok disembarang tempat seperti diruangan tertutup ber AC, ditempat umum bahkan ada
juga merokok ditempat ibadah. Meskipun mereka tahu bahwa perokok pasif akan
ikut menderita akibat asap rokoknya.
Selain itu Pemda DKI Jakarta pada
tahun 2005 telah mengeluarkan
Perda tentang larangan merokok di tempat-tempat tertentu. Namun disayangkan pelanggaran terhadap Perda ini masih banyak. Padahal Perda ini tentu memiliki berbagai tujuan yang baik bagi masyarakat. Akan tetapi mereka kelihatannya
tidak peduli karena menderita penyakit
PURA-PURA. Pura pura tidak tahu.
Kelima : Rokok dan merokok mungkin ada
manfaatnya tapi sangatlah kecil dan secara keseluruhan mudharatnya yang besar. Akan tetapi terus saja ada yang merokok. Ini karena mereka terkena penyakit
PURA-PURA. Pura pura tidak tahu.
Sungguh tulisan ini tidaklah bertujuan
untuk memojokkan siapapun tapi hanya sekedar saling nasehat menasehati diantara sesama dan
untuk menjelaskan sesuatu yang insya Allah bermanfaat.
Wallahu A’lam. (739)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar