KITA SEMUA YANG AKAN DITANYA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah
Pada saat Nabi Adam ‘alaihissalam
diturunkan ke bumi, Allah berfirman : “Kami berfirman:
"Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku
kepadamu, Maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada
kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (Q.S al
Baqarah 29).
Setelah Nabi Adam bersama istrinya
Hawa berada di bumi maka mereka
dianugerahi Allah berupa keturunan yang
banyak sampai dengan masa kita ini dan insya Allah sampai hari Kiamat.
Untuk keselamatan para keturunan
Nabi Adam ini, ternyata Allah Ta’ala benar benar menurunkan banyak
petunjuk-Nya. Terakhir adalah berupa kitab yaitu al Qur an yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam sebagai pedoman hidup manusia
agar selamat di dunia dan di akhirat.
Sungguh tidaklah Allah Ta’ala
menurunkan suatu ketetapan berupa perintah dan larangan melainkan dengan kasih
sayang-Nya demi kemashlahatan manusia.
Ada jenis manusia yang mempertanyakan perintah dan larangan Allah Ta’ala.
Pada zaman kita ini ternyata semakin
banyak jenis manusia yang suka mempertanyakan tentang perintah dan larangan
serta berbagai ketetapan Allah yang diturunkan melalui Rasul-Nya.
Padahal apa yang ditetapkan Allah
Ta’ala sungguh sesuatu yang sangat sempurna
untuk kebaikan dan keselamatan
manusia di dunia dan di akhirat. Ketahuilah bahwa tidak ada suatu perintah atau
larangan yang bisa menyelamatkan manusia kecuali apa yang dijelaskan dalam al
Qur an, as Sunnah dengan pemahaman salafush shalih.
Kenapa begini kenapa begitu
Diantara ketetapan atau peraturan
yang Allah turunkan dan mereka pertanyakan adalah (1) Kenapa banyak ayat ayat
dan kisah kisah dalam al Qur an yang diulang ulang. (2) Kenapa Allah tidak adil
dalam pembagian waris seperti anak laki laki mendapat dua bagian dari anak
perempuan. (3) Kenapa Allah kejam dalam menghukum seperti hukum rajam dan
potong tangan. (4) Dan yang lebih celaka lagi mereka bukan sekedar bertanya
tapi malah punya pikiran untuk merevisi al Qur an yang katanya untuk
disesuaikan dengan kebutuhan zaman.
Sungguh apa yang mereka pertanyakan
itu menunjukkan dengan sangat nyata tentang
kelakuan buruk mereka yaitu tidak
beradab kepada Allah Ta’ala. Na’udzubillahi
min dzaalik.
Beberapa ayat al Qur an yang menjelaskan kelakukan buruk sebagian
manusia.
Dalam beberapa ayat kita mendapati
penjelasan Allah Ta’ala tentang kebanyakan manusia yang berlaku buruk bahkan
tidak beradab terhadap ketetapan Allah Ta’ala, diantaranya :
Pertama : “Dan sesungguhnya
Kami telah menjelaskan berulang ulang kepada manusia dalam al Qur an ini dengan
bermacam macam perumpamaan. Tetapi
manusia adalah memang yang paling banyak membantah.(Q.S al Kahfi 54)
Kedua : “Wa aktsaruhum lil
haqqi kaarihuun” . Tetapi kebanyakan (manusia) mereka membenci kebenaran. (Q.S
al Mu’minun 70)
Ketiga : “Dan sungguh, Kami
telah menjelaskan berulang ulang kepada manusia dalam al Qur-an ini dengan
bermacam macam perumpamaan, tetapi
kebanyakan manusia tidak menyukainya bahkan mengingkari (nya). Q.S al Israa’ 89.
Diantara jenis manusia yang suka mempertanyakan bahkan membantah ketetapan atau
perintah dan larangan Allah adalah mereka yang
diantaranya : (1) Tidak berilmu kecuali hanya secuil meskipun terkadang
mereka mengaku sebagai orang yang berilmu. (2) Menggunakan akalnya yang pendek.
(3) Mengedepankan hawa nafsunya yang
cenderung kepada keburukan. (4) Seolah olah mereka tidak tahu bahwa dirinya makhluk (yang diciptakan) dan Allah
Ta’ala adalah Khaliq Maha Pencipta termasuk sebagai pencipta diri mereka,
pemberi rizki dan berbagai nikmat buat mereka.
Engkaulah yang pasti akan ditanya Allah Ta’ala.
Allah berfirman : “Laa
yus-aluu ‘ammaa yaf’alu wa hum yus-aluun”. Dia (Allah) tidak ditanya
tentang apa yang dikerjakan tetapi merekalah yang akan ditanya. (Q.S al Anbiyaa’ 23)
Ketahuilah bahwa sangatlah banyak
pertanyaan yang akan ditanyakan Allah Ta’ala sebagai pertanggungan jawab manusia terhadap Rabb-nya, diantaranya :
Pertama : Pertanyaan tentang nikmat.
Allah berfirman : “Tsumma la tus-aluunna yauma idzin ‘aninn
na-‘iim”. Kemudian kamu benar benar akan ditanya pada hari itu, tentang
kenikmatan (yang megah di dunia itu). Q.S at Takaatsur 8.
Kedua : Pertanyaan di alam kubur.
Diriwayat oleh Imam Bukhari dan
Imam Muslim dari hadits Al Barra’ bin ‘Azib, jika seorang mayit sudah dihadapkan
pada alam akhirat, maka akan datang padanya dua malaikat (yaitu malaikat Munkar
dan Nakir) yang akan bertanya kepada sang mayit tiga pertanyaan, yaitu : (1)
“Man Rabbuka ?”…Siapakah Rabbmu ? (2) “Wa maa diinuka?” … dan apakah agamamu ? (3) “Wa maa hadzaar rujululladzii bu’itsa
fiikum?” … dan siapakah orang yang telah diutus di antara kalian ini ?
Man Rabbuka atau siapa Rabb-mu. Jawabannya
pastilah Allah Subhanahu wa Ta’ala. “Wa maa diinuka?” (apakah
agamamu?) Jawabannya tentu saja Islam, sedangkan “Wa maa hadzaar rujululladzii
bu’itsa fiikum ?” (dan siapakah orang yang telah diutus di antara kalian ini?).
Jawabannya adalah Nabi Muhammad Salallahu ‘alaihi Wasallam.
Saat masih hidup di dunia,
pertanyaan ini mungkin begitu mudah untuk dijawab. Kalau lupa jawabannya
barangkali bisa melihat catatan di
smartphone misalnya. Tapi mampukah kita menjawab pertanyaan yang
kelihatan mudah itu tanpa membawa bekal iman dan takwa ?.
Ketiga : Pertanyaan di alam akhirat.
Diantara pertanyaan yang juga harus
dijawab oleh manusia di akhirat kelak adalah sebagaimana dijelaskan oleh
Rasulullah dalam sabdanya : Kedua kaki
anak Adam tidak akan beranjak pada hari Kiamat dari sisi Rabb-nya sehingga
ditanya tentang lima perkara : Tentang umurnya untuk apa dihabiskan, tentang
masa mudanya untuk apa digunakan, tentang hartanya dari mana ia dapatkan dan
kemana dibelanjakan, tentang ilmunya pada apa diamalkan dan tentang tubuhnya
untuk apa digunakan. (H.R at Tirmidzi dan ath Thabrani, dihasankan oleh
Syaikh al Albani)
Keempat : Pertanyaan tentang badan yang sehat dan air yang segar.
Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya pertanyaan yang pertama kali
diajukan kepada hamba pada hari Kiamat ialah tentang kenikmatan yang ditanyakan
kepadanya : Bukankah Kami sudah membuat badanmu sehat dan memberimu minum
dengan air yang segara. (H.R at Tirmidzi)
Oleh karena itu janganlah manusia
lancang mempertanyakan ketetapan Allah karena pasti semua manusia yang akan
ditanya. Kewajiban manusia bukanlah bertanya tapi mempersiapkan jawaban atas
pertanyaan terhadapnya.
Ketahuilah saudaraku bahwa jawaban
atas pertanyaan pertanyaan itu bukanlah memerlukan hafalan, catatan atau
rekaman, tapi haruslah berupa amal shalih yang wajib disiapkan semasa hidup di
dunia ini. Oleh karena itu beramalah dengan sebaik baiknya, ikhlas karena Allah
Ta’ala dan ittiba’ yaitu sesuai dengan petunjuk Rasulullah Salallahu ‘alaihi
Wasallam.
Insya Allah bermanfaat untuk kita
semua. Wallahu A’lam. (502)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar