SELARASKAN PERBUATAN DENGAN
DOA YANG DIPANJATKAN
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Sungguh Allah Ta’ala telah
memberikan berbagai nikmat yang sangat banyak kepada hamba hamba-Nya. Bahkan
sekedar menghitungnya saja kita tidak mampu. Namun kita boleh menyebut
nyebutnya. Allah berfirman : “Wa ammaa
bini’mati rabbika fa haddits. Dan terhadap nikmat Rabb-mu
hendaklah engkau nyatakan. (Q.S ad Duhaa 11).
Satu hal yang lebih penting lagi
adalah bersyukur dengan nikmat nikmat itu. Allah berfirman : “Wa-idz ta-adzana rabbukum la-in syakartum
la aziidannakum. Wa la-in kafartum inna ‘adzaabii lasyadiid”. Dan
(ingatlah) ketika Rabb-mu memaklumkan, sesungguhnya jika kamu bersyukur,
niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku) maka pasti adzab-Ku sangat berat. (Q.S Ibrahim 7).
Allah menyuruh hamba hamba-Nya berdoa.
Sungguhpun Allah Ta’ala telah
memberikan nikmat yang banyak kepada hamba hamba-Nya, tapi dengan kasih
sayang-Nya, Allah menyuruh hamba-Nya
untuk meminta lagi tambahan nikmat yang dibutuhkannya, baik untuk dunia maupun
untuk akhirat.
Allah berfirman : “Wa qaala rabbukum ud’unii astajiblakum”.
Dan Rabb-mu berfirman, berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku perkenankan bagimu.
(Q.S al Mu’min 60).
Allah berfirman : “Dan apabila hamba hamba-Ku bertanya
kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu
memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku , agar mereka memperoleh
kebenaran” (Q.S al Baqarah 186).
Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam.
Diantara doa yang diajarkan
Rasulullah kepada umatnya dan sangat dianjurkan untuk dibaca pada rangkaian
dzikir dan doa pagi hari setelah shalat shubuh adalah : “Allahumma
inni as’aluka ‘ilman nafi’an wa rizqan thaiyiban wa amalan mutaqabbalan.” Ya Allah aku
memohon kepada Engkau ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amalan yang
diterima (H.R Ahmad dan Ibnu Majah dari Ummu Salamah).
Doa ini
singkat tapi menunjukkan banyak faedah kepada kita, diantaranya :
Pertama : Seorang muslim pada pagi hari sudah punya rencana apa yang ia inginkan pada hari itu, yakni ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.
Pertama : Seorang muslim pada pagi hari sudah punya rencana apa yang ia inginkan pada hari itu, yakni ilmu yang bermanfaat, rizki yang baik dan amal yang diterima.
Kedua : Hadits ini menunjukkan skala
prioritas yang sangat indah yaitu minta
ilmu dulu, baru rizki dan amal yang diterima. Jika tidak dengan ilmu tidak bisa
mencari rizki yang halal. Kalau tidak dengan rizki yang halal maka amal kita dan doa kita sulit untuk diterima.
Ketiga : Rasulullah mengajarkan kita
membaca doa ini yang didalamnya tersirat makna bahwa kita harus berhati-hati
karena ternyata bahwa : (1) Kalau disebut ilmu yang bermanfaat, berarti ada ilmu yang tidak bermanfaat. (2) Ada rizki yang
baik , berarti ada yang tidak baik. (3) Ada amal yang diterima, berarti ada amal yang tidak diterima. Semua ini
haruslah menjadikan kita waspada.
Sudahkah perbuatan kita selaras dan sejalan dengan doa yang kita
panjatkan ?
Setiap saat kita berdoa memohon
kebaikan kepada Allah Ta’ala. Merenunglah
sejenak apakah perbuatan perbuatan kita sudah selaras atau sejalan dengan doa
doa yang kita panjatkan. Mari kita lihat kembali doa yang diajarkan oleh Nabi
tersebut diatas. Dalam doa itu kita memohon tiga hal yang sangat penting dan
sangat kita butuhkan.
Pertama : Kita memohon ilmu yang bermanfaat.
Pertanyaannya adalah : (1) Apakah
kita betul betul menginginkan ilmu yang bermanfaat ikhlas karena Allah dan
ingin untuk mengamalkannya. (2) Apakah kita telah berusaha untuk mendapatkannya
dengan belajar secara sungguh sungguh. (3) Apakah yang kita pelajari saat ini betul
betul ilmu yang bermanfaat sesuai al Qur an as Sunnah dan pemahaman salafush
shalih.
Kedua : Kita memohon rizki yang yang baik (dan halal).
Pertanyaannya adalah : (1) Apakah
kita sudah berusaha mencari rizki di jalur yang benar. (2) Apakah kita sudah
bersyukur ketika mendapatkan rizki. (3) Apakah kita telah menggunakan rizki
secara benar dan menginfakkan sebagiannya di jalan Allah.
Ketiga : Kita memohon agar amalan kita diterima.
Pertanyaannya adalah : (1) Apakah
kita sudah beramal karena Allah semata. (2) Apakah kita sudah beramal sesuai
dengan yang diajarkan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam.
Oleh karena itu mari kita pikirkan
dan bandingkan antara doa yang kita
panjatkan dengan perbuatan perbuatan kita yang memungkinkan doa itu mudah
diijabah. Sungguh sangatlah banyak manusia di zaman ini yang selalu berdoa
meminta berbagai kebaikan bagi diri dan keluarganya tapi perbuatannya
menyelisihi atau berseberangan dengan doanya. Jangan sampai kita diberi cap
sebagai orang yang menyelisihi atau mengkhianati doa. Na’dzubillah min dzaalik.
Insya Allah bermanfaat bagi kita
semua. Wallahu A’lam. (511)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar