JIKA RAMADHAN TELAH BERLALU
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Ramadhan bulan yang penuh berkah,
pasti datang setiap tahun. Diantara kita ada yang sudah mendapatkannya 10, 20,
30 bahkan lebih dari 40 kali. Bulan Ramadhan adalah untuk meningkatkan iman dan
takwa kepada Allah Ta’ala. Dan justru salah satu tujuan dari (puasa) Ramadhan
adalah untuk mendapatkan nilai takwa.
Allah berfirman : “Yaa aiyuhal ladzina aamanuu kutiba ‘alaikumush shiyaamu kamaa kutiba ‘alalladzina min qablikum la’allakum tattaquun.
Wahai orang orang yang beriman !. Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.S al Baqarah
183).
Dalam bulan Ramadhan, iman kita
insya Allah meningkat luar biasa karena telah diisi dengan berbagai kegiatan
dan ibadah yang agung, diantaranya : (1) Puasa wajib Ramadhan sebulan penuh.
(2) Shalat wajib berjamaah di masjid beserta shalat taraweh dan masjid menjadi ramai. (3) Membaca al Qur an
semakin bersemangat (4) Ditambah pula dengan iktikaf dan mencari lailatul
qadar. (5) Bersedekah juga semakin rajin dan (6) Majlis majlis ilmu juga
dihadiri oleh banyak kaum muslimin.
Sungguh cara yang paling utama
untuk mempertahankan iman bahkan untuk meningkatkannya adalah dengan banyak
beribadah seperti yang telah dilakukan oleh banyak kaum muslimin di bulan
Ramadhan.
Oleh karena itu sangatlah tidak
baik jika amal ibadah yang telah dilakukan di bulan Ramadhan yang begitu hebat
lalu setelah Ramadhan berlalu kegiatan beribadah menjadi kendor. Ini adalah
kerugian yang amat besar. Diantara kerugiannya adalah terjadinya penurunan
tingkat iman. Padahal bukankah iman kita harus selalu bertambah pada posisi
yang tinggi dan kalau bisa menjadi lebih tinggi lagi. Bukankah kita sangat
berharap agar kita diwafatkan Allah Ta’ala saat saat iman kita dalam kondisi
terbaik sehingga menghasilkan husnul
khatimah ?.
Ketahuilah bahwa ada beberapa hal
yang sangat perlu kita sadari dan kita ingat agar ibadah kita tidak menurun setelah
Ramadhan berlalu.
Pertama : Ingatlah bahwa kita memiliki Rabb yang kita telah beribadah kepada-Nya dengan tekun di bulan
Ramadhan. Lalu apakah layak ibadah terbaik kita di bulan Ramadhan kita abaikan
setelah Ramadhan berlalu. ?. Jawabannya : Tidak, sekali lagi tidak. Ketahuilah
bahwa Rabb kita disemua bulan hanya satu. Rabb kita di bulan Ramadhan juga Rabb
kita di bulan Syawal, di bulan Dzuqa’idah, di bulan Dzulhijjah dan seterusnya,
yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu janganlah seorang hamba hanya
semangat beribadah di bulan Ramadhan saja tapi juga bersemangat di bulan bulan
lain sesudahnya.
Kedua : Ingatlah bahwa kita mendapat nikmat Allah yang wajib kita
syukuri bukan hanya di bulan Ramadhan. Sungguh nikmat Allah datang kepada kita disemua
bulan. Jadi sangatlah pantas bagi kita untuk bersyukur kepada Allah Ta’ala di
semua bulan yaitu dengan cara mempersembahkan ibadah terbaik kepada Rabb kita.
Sungguh beribadah dengan baik adalah merupakan salah satu tanda syukur kita
kepada Allah Ta’ala.
Ketiga : Pada bulan Ramdhan kita telah berusaha melakukan ibadah
terbaik karena kita paham betul bahwa surga atau neraka ada di hadapan kita.
Ada pula pahala dan dosa yang juga berada dihadapan kita. Lalu apakah setelah
Ramadhan berlalu akan kita lupakan. Jangan saudaraku. Kalau kita lupa maka akan
membahayakan kehidupan kita di dunia dan di akhirat kelak.
Keempat : Pada bulan Ramadhan kita telah meramaikan dan memakmurkan
rumah Allah untuk beribadah. Kita shalat berjamaah, kita banyak berdzikir,
membaca al Qur an dan berusaha mentadaburinya serta banyak bersedekah. Semuanya tidaklah patut
kita lalaikan setelah Ramadhan berlalu.
Diantara ulama salaf ada yang
ditanya tentang orang yang melalaikan ibadah setelah Ramadhan. Mereka menjawab
: Mereka adalah seburuk buruk manusia. (Sepertinya) mereka tidak mengenal Allah
Ta’ala kecuali di bulan Ramadhan. Na’udzubillah.
Kelima : Atau apakah kita menunggu Ramadhan yang akan datang untuk
kembali semangat dalam beribadah seperti Ramadhan yang lalu. Baiklah, tapi
siapa yang telah menjamin seorang hamba akan mendapatkan Ramadhan yang akan
datang. Dan siapa pula yang bisa menjamin bahwa kita masih sempat beribadah dengan lebih baik di
Ramdhan berikutnya.
Sekaranglah saatnya yang paling
tepat untuk terus beribadah dengan baik yaitu sebagaimana telah kita lakukan
pada Ramadhan yang lalu.
Sungguh kewajiban seorang beriman
adalah beribadah kepada-Nya, menjauhi kemaksiatan dalam semua waktu dan keadaan
sampai kita diwafatkan. Allah Ta’ala berfirman : “Wa’bud rabbaka hattaa yaktiyakal yaqiin”. Beribadahlah kepada
Rabb-mu sampai datang kepadamu yang diyakin (ajal). Q.S al Hijr 99).
Insya Allah bermanfaat bagi kita
semua. Wallahu A’lam. (508)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar