ADAB MEMBACA AL QUR-AN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh al-Qur’an memiliki kedudukan yang sangat utama
dan mulia, karena beberapa sebab yang penting, diantaranya :
Pertama : Al Qur’an merupakan wahyu dari Rabbul
‘alamin, penguasa alam semesta, Dzat yang Mahakuasa atas segala sesuatu yaitu
Allah Tabaraka wa Ta’ala. Al Qur- an adalah Kalamullah.
Kedua : Al-Qur’an diturunkan kepada manusia yang
paling agung dan mulia semenjak Allah menciptakan manusia yang pertama hingga
terakhir. Pemimpin para nabi dan rasul, pemberi syafaat (dengan izin Allah)
pada hari kiamat dan seorang yang pertama kali membuka pintu surga dan
memasukinya sebelum yang lainnya yaitu Nabi kita Muhammad Salallahu alaihi
wassalam.
Ketiga : Al-Qur’an diturunkan dengan perantaraan
makhluk yang paling ta’at kepada Allah yaitu Malaikat Jibril. Dia adalah
malaikat terbaik dan pemimpin dikalangan malaikat. Allah menjelaskan dalam
surat an Najmu ayat 5 dan 6 bahwa Jibril itu sangat kuat, memiliki akal yang
cerdas. Dan didalam surat at Takwir ayat 19-21 Allah menjelaskan pula bahwa
Jibril adalah utusan yang mulia, yang mempunyai kekuatan memiliki kedudukan
yang tinggi disisi Allah serta
dipercaya.
Keempat : Al-Qur’an pertama kali diturunkan pada waktu
yang sangat mulia dan penuh berkah yaitu bulan Ramadhan. Bahkan malam
diturunkannya adalah malam kemuliaan yaitu lailatul qadr, yaitu malam yang
lebih baik dari seribu bulan.
Sebagai ujud memuliakan al-Qur’an
maka ada
beberapa adab yang perlu ditaati seorang hamba saat membacanya, diantaranya adalah:
Pertama: Membacanya dalam
keadaan yang paling sempurna yaitu bersuci. Berusaha menghadap kiblat, duduk dengan sopan dan
menghadirkan hati.
Kedua: Membacanya dengan
tartil dan tidak tergesa-gesa, dengan menggunakan kaidah ilmu tajwid dan
mentadaburinya. Ini adalah sebagai mana dimaksud dalam firman Allah : “Warattilil qur’ana tartila”. Dan bacalah al-Qur-an itu dengan
perlahan-lahan. (Q.S al Muzammil 4)
Syaikh as Sa’di berkata: Membaca al-Qur’an dengan perlahan-lahan bisa
menimbulkan perenungan, pemikiran, menggerakkan kalbu, beribadah dengan
tanda-tanda kebesaran Allah serta bersiap-siap secara sempurna untuk itu.
Ketiga: Selalu khusyu’
dalam membaca dan memperhatikan makna-maknanya. Tampakkan kesedihan dan
berusaha untuk sedih.
Keempat: Hendaklah
memperindah suara. Para sahabat dahulu selalu berusaha membaguskan suara dalam
membaca al-Qur’an. Rasulullah bersabda: “Laisa minna man lam yataghanna bil qur’an.” Bukan golongan kami orang yang tidak membaca al-Qur’an dengan irama. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Kelima:
Seorang yang membaca Al-Qur’an hendaklah menyembunyikan suaranya jika ia
khawatir akan menimbulkan riya atau sum’ah pada dirinya atau apabila ia
khawatir akan menganggu orang lain, misalnya orang yang sedang shalat.
Keenam:
Hendaklah seorang muslim berusaha memperbanyak hafalan al-Qur’an. Hal ini
termasuk tanda keimanan dan salah satu tanda orang yang diberi ilmu.
Allah berfirman: “Bal huwa ayatun baiyinatun fi shuduril ladzina utul ‘ilma.” Sebenarnya al Qur-an itu adalah
ayat-ayat yang nyata didalam dada orang-orang yang diberi ilmu. (Q.S al Ankabuut 49)
Demikianlah sebagian dari adab dalam membaca al Qur-an yang
mulia. Kita bermohon kepada Allah Ta’ala agar selalu diberikan kekuatan untuk
membaca, mempelajari, mengamalkan dan juga mengajarkan al Qur-an.
Wallahu A’lam (499)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar