MENEGAKKAN SHAF SHALAT DENGAN SEMPURNA
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Menegakkan shaf dalam shalat dengan
sempurna atau membaguskan shaf, paling tidak berkaitan dengan dua keadaan (1)
Meluruskan dan tidak membiarkannya bengkok. (2) Shaf yang rapat dan tidak ada
celah diantara makmum dalam shalat berjamaah. Ini adalah sebagaimana
diperintahkan Rasulullah dalam sabda beliau : “Ahsinuu iqamatash shufuufi fish
shalaah”. Baguskanlah pengaturan shaf dalam shalat. (H.R Imam Ahmad dan Ibnu
Hibban, dari Abu Hurairah).
Kalau kita lihat keadaan shalat
berjamaah di sebagian masjid di negeri kita ini, ternyata untuk meluruskan shaf
pada umumnya sudah baik. Namun demikian perhatikanlah bagaimana dengan sebagian
besar makmum yang sulit atau tidak
terbiasa untuk merapatkan shaf.
Kebanyakan jamaah membuat jarak
dengan jamaah di sebelahnya. Bahkan diantaranya ada yang saling menjauh dari
jamaah disebelahnya. Jika ada jamaah disampingnya yang berusaha mendekati untuk
mengisi celah guna merapatkan shaf maka dia menghindar. Seolah olah orang
tersebut takut atau tidak mau bersinggungan kaki dengan jamaah disebelahnya.
Para sahabat ketika diperintah oleh
Nabi merapatkan shaf mereka bersungguh sungguh melakukannya. Sampai sampai
Nu’man bin Basyir berkata : Aku melihat seorang laki laki merapatkan bahunya
dengan bahu teman disebelahnya, lututnya (bagian samping) dengan lutut (bagian samping) temannya dan mata kakinya
dengan mata kaki teman sebelahnya.
Sungguh Rasulullah telah
mengingatkan kita semua untuk menegakkan shaf shalat dengan baik, agar mendapat
manfaat dan terjauh dari mudharat, yaitu dengan meluruskan dan merapatkan shaf,
diantaranya adalah :
Pertama : Shaf berselisih membuat hati dan wajah berselisih.
Rasulullah telah mengingat agar
shaf diluruskan, jika tidak maka hati kaum muslimin akan berselisih. Rasulullah
bersabda : “Istawuu walaa takhtalifuu fa
takhtalifa quluu bukum”. Luruskanlah dan jangan berselisih sehingga hati
kalian berselisih. (H.R Imam Muslim).
Dari Nu’man bin Basyir dia berkata
: Nabi biasanya meluruskan shaf shaf kami, seolah olah beliau meluruskan anak panah, hingga
beliau melihat bahwa kami telah melakukan apa yang beliau inginkan. Kemudian
ketika beliau keluar, lalu berdiri hingga ketika hendak bertakbir beliau melihat seorang laki laki
memajukan dadanya dari shaf, maka beliau bersabda : “Latusawwunna shufuufakum au layukhaalifannallahu baina wujuuhikum”
Rapikanlah shaf shaf kalian atau Allah membuat wajah wajah kalian berselisih.
(H. Imam Muslim)
Kedua : Allah menyambung hubungan dengan orang yang menyambung shaf.
Rasulullah mengingatkan orang orang
yang shalat berjamaah agar meluruskan shaf dan menutup celah agar tidak
dimasuki syaithan. Beliau bersabda : “Tegakkanlah
shaf,
sesungguhnya kalian bershaf sebagaimana shafnya para malaikat. Rapatkanlah di
antara pundak pundak kalian dan tutuplah celah. Berlaku lembutlah terhadap
tangan tangan saudara kalian dan
janganlah kalian tinggalkan celah celah
untuk syaithan. Barangsiapa menyambung shaf maka Allah menyambung hubungan
dengannya dan barang siapa yang memutus shaf maka Allah Ta’ala memutus hubungan
dengannya. (H.R Imam Ahmad, Abu Dawud, an Nasa’i dan al Hakim
dishahihkan oleh adz Dzahabi).
Ketiga : Mendapat rumah di surga dan derajat diangkat.
Diantara cara yang dimudahkan Allah
Ta’ala untuk mendapatkan rumah di surga adalah dengan menutup sela sela shaf
dan tidak membiarkannya renggang.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia
berkata bahwa Rasulullah bersabda : “Barang
siapa yang menutup sela sela barisan (shaf) dalam shalat, Allah bangunkan rumah
di surga dan diangkat derajatnya. (H.R at Thabrani)
Keempat : Mendapat shalawat dari Allah dan malaikat-Nya.
Termasuk keutamaan yang sangat
agung bagi orang orang yang menyambung dan menutup celah dalam shaf adalah mendapat shalawat dari Allah
Ta’ala dan malaikat-Nya serta ditinggikan derajatnya.
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia
berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat atas orang orang
yang menyambung shaf. Barang siapa yang menutupi kerenggangan (dalam shaf),
niscaya dengannya Allah Ta’ala akan meninggikannya satu derajat. (H.R Imam
Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan al Hakim, dishahihkan oleh Syaikh al
Albani dalam Shahiihut Targhib wa Tarhib)
Kelima : Langkah kaki menyambung shaf disukai Allah Ta’ala.
Dari al Barra’ bin Azib, dia
berkata, Rasulullah bersabda : Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-nya bershalawat
kepada orang orang yang menyambung shaf shaf pertama dan tidak ada langkah yang lebih dicintai Allah daripada
langkah yang dilakukan oleh seorang hamba di mana dengannya dia menyambung
shaf. (H.R Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah).
Kiranya hadits hadits diatas memberikan pemahaman kepada kita untuk
senantiasa menegakkan shaf shalat dengan baik yaitu terutama dengan meluruskan
dan merapatkannya.
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (510)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar