SURAT IKHLAS
DAN KEUTAMAANNYA YANG BANYAK
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Allah Ta’ala berfirman : “Qul huwallahu ahad. Allahush shamad. Lam yalid walam yuulad. Walam
yakun lahuu kufuwan ahad”. Katakanlah (Muhammad) : Dialah Allah Yang
Mahaesa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak
pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia. (Q.S
al Ikhlas 1-4).
Surat
al Ikhlas yaitu surat ke 112 dalam al Qur-an adalah salah satu surat yang
paling banyak dibaca bahkan dihafal oleh kaum muslimin. Banyak yang menghafalnya karena surat ini
termasuk salah surat pendek. Terdiri dari 4 ayat dan ayatnya tidak panjang.
Semuanya terdiri dari 47 huruf.
Penyebab turunnya surat al Ikhlas.
Imam
Ahmad, at Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah meriwayatkan bahwa surat al Ikhlas ini
turun bermula dari pertanyaan kamu musyrikin kepada Rasulullah tentang nasab
Rabb-mu. Ubay bin Ka’ab mengatakan : “Bahwa
orang orang musyrikin berkata kepada
Nabi. Wahai Muhammad sebutkan kepada kami tentang nasab Rabb-mu. Maka Allah
Tabaraka wa Ta’ala menurunkan (surat al Ikhlas) ini.
Penamaan dengan al Ikhlas
Surat
ini disebut atau dinamai dengan al Ikhlas adalah sebagaimana dijelaskan oleh
Syaikh al Utsaimin :
(1)
Dinamakan surat al Ikhlas dikarenakan pada surat ini terdapat penjelasan
tentang pensucian yang sempurna untuk
Allah Ta’ala. (Tafsir Juz ‘Amma).
(2)
Beliau juga mengatakan : Surat ini dinamakan surat al Ikhlas karena mengandung
tauhid (pengkhususan ibadah kepada Allah semata), sehingga orang yang membaca
dan merenungkannya berarti telah mengikhlaskan agamanya untuk Allah semata.
Atau Allah Ta’ala mengikhlaskan (mengkhususkan) surat ini bagi diri-Nya (hanya
berisi nama nama dan sifat sifat-Nya) tanpa ada penjelasan lainnya.
(3)
Beliau juga mengatakan : Bahwa surat al Ikhlas ini berasal dari mengikhlaskan
sesuatu
yaitu membersihkannya atau memurnikannya. Dinamakan demikian karena didalam
surat ini berisi pembahasan mengenai ikhlas kepada Allah Ta’ala. Oleh karena
itu barangsiapa mengimaninya dia termasuk orang yang ikhlas kepada Allah.
(4)
Selanjutnya, kata beliau : Ada pula yang mengatakan bahwa surat ini dinamakan
al ikhlas, dimana ikhlas berarti murni, karena surat ini murni membicarakan
tentang Allah. Allah hanya mengkhususkan membicarakan diri-Nya, tidak
membicarakan hukum atau yang lainnya. Kedua tafsiran ini (ketiga dan keempat)
sama sama benar, tidak bertolak belakang satu sama lain. (Syarh Aqidah wa
Wasithiyah).
Keutamaan surat al Ikhlas.
Sungguh
surat ini memiliki keutamaan yang sangat banyak, diantaranya adalah :
Pertama : Menyamai sepertiga al Qur an.
Ketahuilah
saudaraku bahwa diantara keagungan surat ini
adalah menyamai sepertiga al Qur-an. Rasulullah bersabda : “Innahaa
ta’dilu tsulutsal qur-an” Bahwa dia (surat al Ikhlas) menyamai sepertiga al
Qur an. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Dari
Abu Dardha dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : Apakah seorang di antara kalian
tidak mampu untuk membaca sepertiga al Quran dalam semalam? Mereka mengatakan :
Bagaimana kami bisa membaca sepertiga Al Quran ?. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda : Qul huwallahu ahad itu sebanding dengan sepertiga Al Quran.
(H.R Imam Muslim)
Lalu
apa makna menyamai sepertiga al Qur an. Syaikh Muhammad Shalih al Utsaimin
menjelaskan bahwa : Sepertiga al Qur an tetapi tidak dapat menggantikan sepertiga al Qur an tersebut. Dalilnya, kata
beliau, kalau seorang membaca surat ini sebanyak tiga kali di dalam shalat,
masih belum mencukupi sebelum dia membaca surat al Fatihah. Pada hal jika ia
membacanya tiga kali seolah olah ia membaca seluruh ayat al Qur an (termasuk al
Fatihah, pen) tetapi tidak dapat mencukupinya. Jadi kamu jangan heran ada
sesuatu yang sebanding tapi tidak mencukupi.(Kitab Tafsir Juz ‘Amma, Syaikh
Utsaimin).
Selanjutnya,
Syaikh al Utsaimin juga menjelaskan,
surat al Ikhlas ini menyamai sepertiga al Qur an adalah bahwa pembahasan
al Qur an adalah meliputi : (1) Berita
tentang Allah Ta’ala. (2) Berita
tentang makhluk seperti berita tentang umat umat terdahulu, berita tentang
peristiwa peristiwa yang tengah terjadi dan akan terjadi. (3) Hukum hukum
seperti dirikanlah, tunaikanlah, jangan kalian berbuat syirik dan yang lainnya.
Sehingga,
kata beliau, surat ini menyamai sepertiga al Qur an karena surat ini
menyampaikan berita tentang Allah Ta’ala. (Lihat Kitab 100 Pelajaran dari Kitab Aqidah
Wasithiyah).
Adapun
makna sabda beliau “Sebanding dengan sepertiga al Qur-an” adalah dalam ganjaran pahala dan bukan berarti membacanya tiga kali
sudah cukup sebagai pengganti membaca al Qur-an (Kitab Syarh Aqidah Wasithiyah).
Kedua : Surat yang dibaca Nabi pada
beberapa shalat sunnah.
Nabi
(biasa) membaca surat al Ikhlas pada rakaat kedua (setelah al Fathihah) dalam
shalat sunnah Fajr, shalat sunnah (ba’diyah) Magrib dan shalat sunnah Thawaf.
Begitu juga beliau membaca surat ini dalam shalat sunnah Witir.
Rasulullah
membaca surat ini (pada shalat shalat sunnah tersebut) karena surat al Ikhlas
ini merupakan landasan keikhlasan yang sempurna kepada Allah Ta’ala, inilah
sebabnya dinamai dengan surat al Ikhlas. (Lihat Tafsir Juz ‘Amma, Syaikh
Utsaimin).
Wallahu
A’lam, dengan dibacanya al Ikhlas ini pada beberapa shalat sunnah yang
dilakukan oleh Rasulullah ini
menjelaskan pula adanya keutamaan dalam surat ini.
Ketiga : Membaca surat al Ikhlas 10
kali mendapat istana di surga.
Dari
Mu’adz bin Anas, Rasulullah bersabda : “Man
qara-a (Qul huwallahu ahad) hatta yakhtimahaa ‘asyra marraatin banallahu lahu
qashran fil jannah” Barangsiapa yang
membaca qul huwallahu ahad sampai
selesai sebanyak sepuluh kali maka Allah akan membangunkan baginya istana di
surga.
Umar
berkata : Kalau begitu kita memperbanyak istana wahai Rasulullah ?. Beliau
menjawab : Allah lebih banyak (memberi balasan) dan lebih baik. (H.R Imam
Ahmad, dihasankan oleh Syaikh al Albani).
Hadits
yang agung ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan sura al Ikhlas dan
besarnya keutamaan orang yang membacanya, karena surat ini mengandung nama nama
Allah Ta’ala yang Mahaindah dan Sifat sifat-Nya yang Mahasempurna. Oleh karena
itu, orang yang membaca dan menghayatinya dengan seksama berarti dia telah
mengagungkan dan memuliakan Allah Subhanahu wa Ta’ala (Dari Kitab Fathul
Baari).
Keempat : Mendapat kecintaan Allah
Ta’ala.
Dari
Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengutus seorang lelaki
dalam suatu sariyyah (pasukan khusus yang ditugaskan untuk operasi tertentu).
Laki-laki tersebut ketika menjadi imam shalat bagi para sahabatnya selalu
mengakhiri bacaan suratnya dengan "Qul huwallahu ahad”.
Ketika
mereka pulang, disampaikan berita tersebut kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, maka beliau bersabda: "Tanyakanlah kepadanya kenapa ia
melakukan hal itu?" Lalu mereka pun menanyakan kepadanya. Ia menjawab,
"Karena didalamnya terdapat sifat ar Rahman, dan aku senang untuk selalu
membacanya." Mendengar itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Beritahukanlah kepadanya bahwa Allah Ta'ala juga
mencintainya." (H.R Imam Bukhari)
Ibnu
Daqiq al Ied menjelaskan perkataan Nabi shallallahu alaihi wa sallam : Kabarkan
padanya bahwa Allah mencintainya. Beliau mengatakan, Maksudnya adalah bahwa
sebab kecintaan Allah pada orang tersebut adalah karena kecintaan orang tadi
pada surat al Ikhlash ini. Boleh jadi dapat kita katakan dari perkataan orang
tadi, karena dia menyukai sifat Rabbnya. Ini menunjukkan benarnya i’tiqad
(keyakinannya terhadap Rabbnya). (Fathul Bari).
Itulah
sebagian dari keutamaan surat al Ikhlas. Mudah mudahan bermanfaat bagi kita semua.
Wallahu
A’lam. (500).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar