SIFAT AMANAH SUDAH PUNAH ??
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Saat ini semakin banyak orang
berilmu apalagi ilmu dunia. Tapi masih adakah yang amanah. Malah ada yang
mengeluh dan berkata : Mencari orang yang cerdas, hebat, ahli dibidangnya serta
berpendidikan tinggi, saat ini adalah mudah karena jumlahnya banyak.
Cuma mencari orang yang amanah saat ini
sangatlah sulit.
Sungguh sifat amanah dizaman kita sudah langka meskipun belum bisa dikatakan
punah sama sekali.
Ketahuilah bahwa amanah merupakan
salah satu indikasi orang beriman yang beruntung. Allah berfirman : “Walladzina
hum li amaanaatihim wa’ahdihim raa-’uun” (Dan sungguh beruntung orang orang
yang beriman) orang orang yang memelihara amanat
amanat dan janjinya (Q.S al
Mu’minuun 8).
Syaikh as Sa’di berkata : Maksud
(ayat ini) adalah mereka memperhatikan,
menjaga lagi memelihara amanah. Sangat bersemangat untuk menjalankan dan
menegakkan (amanah). Lihat tafsir
Karimir Rahman.
Oleh karena itu maka seorang
beriman haruslah menjaga amanah yang diberikan kepadanya agar dia beruntung.
Jika tidak amanah maka dia bisa jatuh menjadi orang munafik karena Rasulullah
telah menjelaskan bahwa salah satu tanda munafik adalah jika dipercaya ia
berkhianat.
Rasulullah
bersada: “Ayatal
munaafiqi tsalatsun, idzaa haddatsa kadzaba wa idzaa wa ‘ada akhlafa, wa idzaa
tumina khaana”. Tanda tanda orang munafik itu ada tiga, jika
berbicara ia berbohong, jika berjanji ia ingkar dan jika dipercaya ia
berkhianat (Mutafaq ‘alaihi).
Ketahuilah bahwa munafik adalah
seburuk buruk sifat manusia. Sungguh Allah akan memberikan hukuman yang berat
bagi mereka yaitu dengan menempatkannya pada neraka yang paling rendah. Allah
berfirman : “Innal munaafiqiina fid
darkil asfali minan naar, wa lan tajida lahum nashiiraa”. Sungguh orang munafik
itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu tidak
akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. (Q.S an Nisaa’ 145).
Ada beberapa hal yang membuat
seseorang tidak amanah terhadap sesuatu yang dipercayakan kepadanya, diantaranya
adalah :
Pertama : Berlebihan mencintai dunia.
Orang yang mencintai dunia, apalagi
dengan berlebihan, maka dia akan berusaha sekuatnya untuk mendapatkan harta
dunia dan segala perhiasannya. Lalu mereka menghalalkan segala cara bahkan termasuk
mengkhianati amanah yang dipercayakan kepadanya.
Padahal dunia ini adalah kehidupan
sementara fana dan fatamorgana. Bahkan dalam sebuah hadits disebutkan bahwa dunia ini bukan saja tidak berharga tapi dilaknat. Rasulullah bersabda : “Alaa innad dun-yaa mal’uunah. Mal’uunun maa
fiihaa illaa dzikrullahi wamaa waalaahu wa ‘alimun au muta’allimun” Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu dilaknat
dan dilaknat apa yang ada didalamnya, kecuali (1) Dzikir kepada Allah dan (2) Ketaatan
kepada-Nya, (3) Orang orang yang berilmu atau (4) Orang yang mempelajari ilmu.
(H.R Imam at Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ibnu Abdil Barr. Hadits ini Hasan).
Oleh
karena itu tidaklah pantas bagi seseorang untuk mengejar dunia yang
rendah, tidak berharga dan dilaknat. Apalagi
mengejar dan mencintai dunia dengan cara berbuat zhalim kepada diri dan orang
lain, yaitu melalaikan amanah. Na’udzubillah.
Kedua : Tidak merasa diawasi.
Orang
yang tidak amanah mungkin merasa perbuatan buruknya akan dibiarkan saja dan
tidak diawasi dan dicatat. Sungguh apapun yang kita lakukan di dunia ini terus menerus
dibawah pengawasan dan pencatatan oleh malaikat yang ditugaskan Allah Ta’ala. Allah berfirman : “Maa yalfizhu min qaulin illa ladaihi
raqiibun ‘atiid”. Tidak ada satu kata yang diucapkannya melainkan ada di
sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat). Q.S Qaaf 18.
Ketiga : Lupa bahwa manusia akan diminta pertanggungan
jawab.
Bisa
jadi orang tidak amanah atau mengabaikan amanah lupa bahwa setelah kehidupan di
dunia berakhir maka semuanya akan dibangkitkan. Lalu semuanya diminta
pertanggung jawaban tentang perbuatan baik dan buruknya di dunia termasuk
melalaikan amanah yang dipercayakan kepadanya.
Allah
berfirman : “Ayahsabul insaanu an yutraka
sudda”. Apakah manusia mengira dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa
pertanggung jawaban) ?. Q.S al Qiyaamah 36.
Insya
Allah ada manfaatnya untuk kita semua. Wallahu A’lam. (496)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar