Selasa, 29 Desember 2015

RASULULLAH SURI TAULADAN YANG BAIK



RASULULLAH BENAR BENAR SURI TAULADAN YANG BAIK
Oleh : Azwir B. Chaniago

Umat Islam adalah umat yang paling beruntung karena memiliki Nabi yang benar benar patut untuk diteladani dalam segala aspek kehidupan  dunia dan juga untuk keselamatan di akhirat. 
Keteladanan beliau sungguh telah dijelaskan dan dipuji Allah Ta’ala dalam firman-Nya : “Laqad kaana lakum fii rasuulillahi uswatun hasanatun, liman kaana yarjullaha wal yaumil aakhira wa dzakarallaha katsiiraa”. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) ari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah. (Q.S al Ahdzaab 21).

Imam Ibnu Katsir berkata : Ayat yang mulia ini adalah pokok yang agung tentang mencontoh Rasulullah dalam berbagai perkataan, perbuatan dan prilakunya.  
Untuk itulah Allah Tabaaraka wa Ta’ala memerintahkan manusia untuk mensuri tauladani Nabi pada hari Ahzab dalam kesabaran, keteguh, kepahlawanan, perjuangan dan kesabarannya dalam menanti pertolongan dari Rabb-nya. 

Untuk itu  pula Allah Ta’ala berfirman kepada orang orang yang tergoncang jiwanya, gelisah, gusar dan bimbang dalam perkara mereka (yaitu musuh yang mengepung kota Madinah, pen.) pada hari Ahzab : “Susungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu”. Yaitu mengapa kalian tidak mencontoh dan mensuri tauladani sifat sifat Rasulullah ?. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir).

Tentang ayat ini pula, Syaikh as Sa’di berkata : Beliau adalah suri tauladan dimana beliau menghadiri (memimpin langsung) peperangan dengan jiwanya yang mulia itu, dan terjun langsung di medan perang. Sedangkan beliau adalah manusia yang mulia lagi sempurna. Pahlawan yang pemberani. Lalu bagaimana bisa kalian kikir dengan diri kalian untuk melakukan suatu perkara yang mana Rasulullah sendiri langsung terjun padanya ?. Maka teladanilah Rasulullah dalam perkara ini dan perkara perkara yang lainnya.

Syaikh as Sa’di menjelaskan lebih lanjut tentang ayat ini : Para ulama ahli ushul al fiqh berargumen dengan ayat ini atas kehujjahan perbuatan Rasulullah. Dan hukum asalnya, umat Islam itu bersuri tauladan kepada Rasulullah di dalam semua hukum, kecuali ada dalil syar’ yang mengecualikan kekhususan beliau. (Tafsir Karimir Rahman).

Prof. DR Hamka berkata : (Para saat Madinah dikepung oleh 10 ribu pasukan sekutu yang dipimpin Abu Sufyan) memang ada orang yang tergoncang pikirannya, berpenyakit jiwanya, pengecut, munafik, tidak berani dan yang ingin kembali kedesa desa mereka karena ketakutan melihat betapa besar kekuatan musuh yang akan menyerbu. Tapi masih ada orang orang yang berpendirian kuat, tidak putus harapan, tidak kehilangan akal. Sebab mereka melihat (betapa tegarnya) sikap dan tingkah laku pemimpin besar mereka yaitu Rasulullah Salallahu ‘alaihi Wasallam.

Ketika ada usul dari Salaman al Farisi untuk membuat parit sebagai penghalang pasukan sekutu menyerang kota Madinah maka Rasulullah (juga) menunjukkan keteladanannya yang hebat. Sebagai Kepala Negara beliau ikut langsung bekerja menggali parit bersama sahabat. Rasulullah bahkan ikut memikul tanah dan pasir  bekas galian dengan bahu beliau sendiri. Ini menjadi tauladan yang baik sekali bagi sahabat sehingga menimbulkan kegembiraan dan semangat mereka (dari Tafsir al Azhar, dengan diringkas). 

Oleh sebab itu, tiada manusia terbaik yang pantas kita jadikan suri tauladan melebihi Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam. Beliau wajib untuk kita tiru dan kita teladani terutama sekali dalam aqidah, ibadah, akhlak dan muamalah.

Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (521)



             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar