TAKWA PEMBEDA DERAJAT MANUSIA DISISI ALLAH
Oleh :
Azwir B. Chaniago.
Sungguh Allah Ta’ala telah
memerintahkan manusia untuk bertakwa kepada-Nya dengan sebenar benar takwa
yaitu sebagaimana firman-Nya : “Yaa
aiyuhal ladziina aamanut taqullah haqqa tuqatihii walaa tamuutunna illa wa
antum muslimuun. Wahai orang orang yang beriman !. Bertakwalah kepada Allah
sebenar benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan
muslim. (Q.S Ali Imran 102).
Lalu apa makna takwa. Tentang makna
takwa telah dijelaskan oleh sahabat Rasulullah, diantaranya :
Pertama : Ali bin Abi Thalib pernah ditanya tentang takwa. Beliau
memberikan jawaban : Takwa adalah (1) Beriman kepada Allah (2) Mengamalkan apa
yang diturunkannya (berupa al Qur-an dan as Sunnah). (3) Merasa cukup dengan yang sedikit (qana’ah)
dan (4) Bersiap diri untuk menempuh perjalanan yang panjang yaitu kematian.
(Tafsir ath Thabari).
Kedua : Ibnu Mas’ud berkata
bahwa bertakwa dengan sebenar benar takwa adalah : (1) Taat kepada Allah
dan tidak bermaksiat. (2) Ingat kepada-Nya dan tidak lupa. (3) Bersyukur
kepada-Nya, tidak kufur. Inilah takwa.
Kewajiban seorang hamba untuk
bertakwa adalah merupakan hak Allah yang harus dipenuhi. Kemudian dengan
takwanya itu Allah akan menunaikan hak hamba-Nya yakni memasukkannya kedalam
surga dan menjauhkannya dari neraka. Allah berfirman : “Dan Allah menyelamatkan orang orang yang bertakwa karena kemenangan
mereka. Mereka tidak disentuh oleh adzab dan tidak bersedih hati”. (Q.S az
Zumar 61).
Suatu hal yang sangat penting untuk
diketahui adalah bahwa derajat kemuliaan seseorang disisi Allah bukanlah karena
bangsa, suku, warna kulit ataupun golongan. Sungguh Allah Ta’ala telah
menetapkan bahwa manusia yang paling mulia di sisi-Nya adalah yang paling
bertakwa.
Ini adalah sebagimana disebutkan
dalam firman-Nya : “Inna akramakum
‘indallahi atqaakum. Innallaha ‘aliiumun khabiir” Sungguh orang yang paling
mulia disisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh Allah Maha
mengetahui, Mahateliti. (Q.S al Hujuraat 13).
Syaikh as Sa’di berkata : Namun
ukuran kemuliaan diantara mereka adalah takwa. Orang yang paling mulia diantara
sesama adalah yang paling bertakwa kepada Allah Ta’ala, paling banyak melakukan
ketaatan serta paling mampu mencegah diri dari kemaksiatan. (Jadi) bukan yang
paling banyak kerabat serta kaumnya dan bukan yang keturunannya paling
terpandang. Allah Maha Mengetahui siapa di antara mereka yang bertakwa kepada
Allah baik secara lahir maupun batin serta siapa siapa diantara mereka yang
tidak menunaikannya baik secara lahir maupun batin. Masing masing akan diberi
balasan yang sesuai. (Kitab Tafsir karimir Rahman).
Oleh karena itu mari kita bersegera
memenuhi hak hak Allah yaitu dengan menjaga ketakwaan kepada-Nya. Semoga Allah
Ta’ala akan memberi balasan dengan derajat yang tinggi yaitu menjadi hamba yang
mulia disisi-Nya.
Wallahu A’lam. (491)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar