KEZHALIMAN
ADALAH KEGELAPAN DI HARI KIAMAT
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Ketahuilah
wahai saudaraku, Rasulullah telah memberikan peringatan yang tegas kepada umatnya agar
tidak berlaku zhalim sebab akan mendatangkan mudharat bagi dirinya. Beliau bersabda : “Ittaquzh zhulma. Fainna zhulma
zhulumaatun yaumal qiyaamah….” Takutlah kalian terhadap kezhaliman karena
kezhaliman merupakan kegelapan pada hari Kiamat kelak … ( H.R Imam
Muslim).
Ulama kita
menerangkan, dengan berpatokan pada hadits di atas bahwa kezhaliman merupakan
sebab kegelapan bagi pelakunya hingga ia tidak mendapatkan arah atau jalan yang
akan dituju pada hari kiamat atau menjadi sebab kesempitan dan kesulitan bagi
pelakunya. (Syarah Shahih Muslim)
Makna
kezhaliman
Menurut
para ulama dan pakar bahasa, kezhaliman bermakna meletakkan sesuatu bukan pada
tempatnya. Diantaranya contohnya adalah bahwa jika seseorang menjual barang
dagangannya dengan mengurangi timbangan dari yang seharusnya maka dia tidak menempatkan sesuatu pada tempatnya.
Seharusnya dia menimbang dengan cukup tapi dikurangi. Itulah diantara bentuk kezhaliman.
Imam
Al Jurjani berkata : Kezhaliman adalah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya.
Dan dalam istilah syar’i adalah suatu ungkapan yang menunjukkan berpaling dari kebenaran
menuju kebatilan atau mengambil hak
milik orang lain dan melampaui batas.
Imam
al Hafizh Ibnu Hajar berkata : Sesungguhnya kezhaliman adalah sifat tercela
yang muncul dari kegelapan hati. Seandainya hati seseorang bersinar niscaya dia
akan mengambil pelajaran (untuk tidak berlaku
zhalim)
Larangan
berbuat zhalim.
Sungguh
Allah mengharamkan kezhaliman atas diri-Nya dan mengharamkan pula kepada
manusia untuk berbuat zhalim.
Dari
Abu Dzar dari Nabi salallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau meriwayatkan dari
Rabbnya bahwa Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman : “Yaa ‘ibaadii innii haramtu zhulma ala
nafsii, wa ja’alatuhu bainahum muharramaa” Wahai sekalian hamba-Ku,
Sesungguhnya Aku mengharamkan kezhaliman pada diri-Ku dan mengharamkannya pada
kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi … (H.R Imam Muslim)
Allah
berfirman : “Walaa tarkanuu ilalladzina zhalamuu fatamassakumun naaru … “ Dan
janganlah kamu cenderung kepada orang orang yang zhalim yang menyebabkan kamu
disentuh api neraka. (Q.S Hud 113).
Imam al Baghawi menerangkan bahwa : Ayat ini bisa dikatakan sebagai ayat yang
paling keras tentang larangan dan ancaman
terhadap perbuatan zhalim.
Diantara contoh kezhaliman.
Imam
adz Dzahabi menjelaskan tiga contoh kezhaliman yang dilakukan sesama manusia
yaitu :
Pertama : Memakan harta dengan cara yang bathil.
Kedua : Menzhalimi manusia dengan cara membunuh,
melukai, memukul dan yang lainnya.
Ketiga : Menzhalimi manusia dengan celaan, laknat
dan tuduhan dusta.
Syaikh
Muhammad bin Shalih al Utsaimin berkata bahwa
keazhaliman kepada manusia ada
pada dua perkara :
Pertama
: Tidak menunaikan kewajiban terhadap
orang lain, seperti orang yang berhutang tetapi tidak membayarnya atau menunda
nunda pada hal ia mampu.
Kedua : Mewajibkan
kepada orang lain sesuatu yang
tidak wajib baginya, seperti kamu menuduh saudaramu punya hutang
kepadamu lalu kamu membuat surat surat
palsu sehingga kamu menang di pengadilan
Akibat buruk kezhaliman.
Sungguh
sangatlah banyak keburukan yang akan menimpa orang orang ketika di dunia suka
menzhalimi orang lain, diantaranya adalah :
Pertama : Ditahan sampai ada
pembalasan atas kezhaliman.
Ketahuilah
bahwa orang orang yang pernah berbuat kezhaliman kepada orang lain semasa di
dunia maka di akhirat kelak mereka akan tertahan hingga mereka menyelesaikan
urusan kezhaliman dengan saling mendapat pembalasan.
Diriwayatkan dari Abu Sa'id al
Khudri bahwa Nabi Salallahu ‘alaihi
wasallam pernah bersabda : "Ketika
orang-orang mukmin selamat dari neraka, mereka ditahan di suatu jembatan yang
melintang antara surga dan neraka. Disitulah mereka saling mendapat pembalasan
atas kezaliman yang mereka lakukan di dunia. Apabila mereka sudah dibersihkan
dari dosa dengan mendapat pembalasan tersebut, maka mereka diizinkan masuk
surga. Demi Allah yang jiwa Muhammad berada dalam genggaman-Nya, penghuni surga
lebih mengenal tempat tinggalnya di surga daripada tempat tinggalnya di
dunia".(H.R Imam Bukhari)
Kedua
: Mendapat laknat Allah.
Sungguh orang yang berbuat zhalim
terhadap sesamanya akan mendapat laknat Allah yaitu dijauhkan dari rahmat-Nya.
Na’udzubillah.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam
Kitab shahihnya. Dari Abdullah bin Umar dia berkata : Saya pernah mendengar
Rasulullah bersabda :
"Kelak di akhirat Allah akan mendekatkan
orang mukmin kepada-Nya, kemudian menaunginya dan memberinya tabir. Lalu Allah
bertanya : "Apakah kamu mengakui pernah berbuat dosa begini dan begini ?"
Allah terus bertanya seperti itu, sehingga ketika orang mukmin tersebut
mengakui semua dosa yang diperbuat dan berpikir bahwa dirinya akan celaka,
Allah berfirman, "Ketika di dunia Aku menutupi dosa-dosamu, sekarang Aku
mengampuninya". Maka diberikanlah catatan amal baiknya.
Adapun
orang kafir dan munafik, dosa-dosa mereka akan diungkap secara terbuka, Dan
para saksi akan berkata : "Inilah orang-orang yang berdusta dengan
menentang Rabb mereka. Ingatlah, Laknat Allah menimpa orang-orang yang
zalim". (Q.S
Huud 18).
Ketiga
: Amal dikurangi dan dosa ditambah.
Seseorang
yang menzhalimi orang lain di dunia, maka seharusnya dia segera mohon dimaafkan
dan minta dihalalkan ketika masih di dunia. Jika tidak maka di akhirat nanti,
kezhaliman yang dilakukannya akan mengurangi pahalanya atau menambah dosanya
sebagai kafarat kezhalimannya.
Rasulullah bersabda : “Man
kaanat ‘indahu mazhlimatun li akhiihi
falyatahalalhu minhaa, fainnahu laisa tsumma diinaaran walaa dirhamun minqabli
aiyu’khadza li akhiihi min hasanaatihi, failam yakun lahuu hasasanatun akhidzun
min syaiyiati akhiihi fatharihat
‘alaihi.” Barang siapa yang memiliki kezhaliman terhadap saudaranya maka
hendaklah dia meminta kehalalan (maaf) kepadanya, karena kelak di akhirat tidak
ada lagi dinar dan dirham, sebelum kebaikannya diambil untuk
saudaranya (yang dia zhalimi), bila tidak memiliki kebaikan maka keburukan
saudaranya (yang dia zhalimi) akan diberikan kepadanya (H.R Imam
Bukhari).
Hal
ini juga sejalan dengan makna hadits tentang orang yang muflis yaitu orang yang bangkrut di akhirat kelak. Pada
hari akhirat kelak akan ada manusia yang datang dengan membawa pahala amalnya yang banyak. Tetapi akhirnya
habis karena harus dipindahkan kepada orang orang yang menuntutnya yaitu orang
orang yang pernah dizhaliminya di dunia.
Bahkan setelah pahala amalnya habis maka dosa orang yang dizhalimi dipindahkan
kepadanya. Na’udzubillahi min dzalik.
Dari Abu
Hurairah, bahwasanya Rasulullah
Salallahu ‘alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat : "Tahukah
kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?" Para sahabat menjawab,
"Menurut kami, orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak
memiliki uang dan harta kekayaan."
Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya
umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan shalat,
puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang
lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil
untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka hingga pahalanya habis,
sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian
dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang
tersebut, hingga akhirnya ia dilemparkan ke neraka." (H.R Imam Muslim)
Kita
bermohon kepada Allah Ta’ala agar selalu dijauhkan-Nya dari berbuat zhalim
kepada sesama manusia agar kami
terhindar dari adzab baik di dunia maupun di akhirat kelak.
Insya
Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (514)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar