NABI MELARANG MEMOTONG
JENGGOT
Oleh : Azwir B. Chaniago
Dalam
suatu riwayat disebutkan bahwa ketika Raja Kisra dari Persia mengutus dua orang
untuk menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka
menemui beliau dalam keadaan jenggot yang tercukur dan kumis yang lebat. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam TIDAK SUKA MELIHAT KEDUANYA. Beliau
bertanya : ”Celaka kalian !. Siapa
yang memerintahkan kalian seperti ini ?”
Keduanya
berkata : Tuan kami yaitu Kisra memerintahkan kami seperti ini.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : ”Akan tetapi, Rabb-ku memerintahkanku untuk memelihara
jenggotku dan memotong kumisku.” (H.R ath Thabrani).
Hadits
ini menunjukkan bahwa Rasulullah tidak suka melihat orang yang jenggotnya
dipotong. Dan ternyata dari riwayat di
atas dengan sangat jelas diketahui pula bahwa Rasulullah memiliki jenggot.
Di
zaman ini ada orang muslim yang mau atau
nekad mencela orang yang memelihara jenggotnya. Bertakwalah engkau kepada
Allah. Jika seseorang mencela orang berjenggot berarti juga telah mencela
Rasulullah beserta sahabat sahabat, ulama salaf dan orang orang shalih yang
senantiasa memelihara jenggot mengikuti
perintah Allah Ta’ala melalui Rasul-Nya.
Orang ini bukan hanya nekad mencela
tetapi juga berani menyematkan gelar yang tidak baik kepada orang orang yang
memelihar jenggot. Tapi ketahuilah bahwa mereka barangkali tidak paham tentang
(urusan jenggot, mungkin urusan lain dia paham) yaitu apa yang telah
disunnahkan oleh Rasulullah Salallahu ‘alaihi wasallam.
Oleh karena itu seburuk apapun
celaan atau predikat yang diberikan manusia ini kepada orang orang yang
memelihara jenggot WAJIB UNTUK DIABAIKAN meskipun si pencela itu tidak perlu
dimusuhi. Biarkan dia mempertanggung jawabkan kepada Rabb sekalian alam.
Sungguh sangatlah banyak hadits yang menyuruh untuk membiarkan
jenggot dan memotong kumis, diantaranya :
Pertama : Dari Ibnu Umar radhiyallahu
‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
انْهَكُوا الشَّوَارِبَ ، وَأَعْفُوا اللِّحَى
Cukur habislah
kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot. (H.R Imam Bukhari no. 5893)
Kedua : Dari Ibnu Umar, Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda :
خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ ، وَفِّرُوا اللِّحَى ،
وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ
Selisilah
orang-orang musyrik. Biarkanlah jenggot dan pendekkanlah kumis. (H.R Imam Bukhari
no. 5892).
Jadi dalil dalil tentang kewajiban memelihara jenggot bagi
orang beriman sangatlah jelas dan tegas. Oleh karena itu sangatlah tidak baik
jika kita mengabaikannya. Ketahuilah bahwa memelihara jenggot tak ada kaitannya
dengan budaya tapi berkaitan dengan perintah Allah melalui Rasul-Nya.
Oleh karena itu perhatikanlah,
bagaimana kuatnya kemauan Syaikh al Utsaimin Rahimahullah (wafat 1421 H), memelihara
sunnah untuk menjaga perintah syariat
dalam memelihara jenggot. Ketika beliau divonis terkena kanker disarankan dokter
menjalani pengobatan dengan kemo therapy.
Tapi ketika beliau diberitahu bahwa therapy itu berdampak
akan rontoknya rambut beliau, beliau rahimahullah pun bertanya, apakah jenggot
beliau juga akan rontok karena therapy.
Dokter mengatakan bahwa termasuk jenggot beliau pun akan
rontok. Lalu beliau menolak untuk menjalani pengobatan dengan therapy tersebut. Ketika ditanya sebabnya,
beliau menjawab : Aku ingin menghadap Allah dalam keadaan berjenggot.
Begitulah kokohnya semangat beliau dalam menjaga jenggotnya sampai akhir
hayat dan ingin diwafatkan dalam keadaan berjenggot. Lalu bagaimana dengan
sebagian manusia yang dengan enteng mencela orang berjenggot, pada hal
Rasulullah tidak suka melihat orang orang yang memotong jenggotnya. Wallahu
A’lam. (1.421).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar