KISAH MUADZIN JADI NASRANI KARENA FITNAH
WANITA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Berkata Imam Ibnul Qayyim al
Jauziyah : Diriwayatkan bahwasanya dahulu di salah kota di Mesir ada seorang
laki laki yang selalu ke mesjid untuk mengumandangkan adzan dan iqamah serta
untuk menegakkan shalat. Nampak pada dirinya cerminan ketaatan dan cahaya
ibadah.
Pada suatu hari laki laki tersebut
naik di atas menara seperti biasanya untuk mengumandangkan adzan dan di bawah
menara tersebut ada sebuah rumah milik seseorang yang beragama Nasrani. Laki
laki tersebut mengamati rumah itu dari
atas menara. Lalu dia melihat seorang wanita yaitu anak pemilik rumah itu.
Diapun terfitnah (tergoda) dengan wanita tersebut lalu ia tidak jadi adzan dan
turun dari menara menuju wanita tersebut dan memasuki rumahnya dan
menjumpainya.
Wanita itupun berkata : Ada apa
denganmu, apakah yang kau kehendaki ?.
Laki laki tersebut berkata : Aku
menghendaki dirimu. Sang wanita berkata : Kenapa engkau menghendaki diriku ?.
Laki laki itu berkata : Engkau telah menawan hatiku dan telah mengambil seluruh
isi hatiku.
Sang wanita berkata : Aku tidak akan memenuhi permintaanmu untuk
melakukan hal yang terlarang. Laki
laki itu berkata : Aku akan menikahimu.
Sang wanita berkata : Engkau beragam Islam adapun aku beragama Nasrani, ayahku
tidak mungkin menikahkan aku denganmu.
Laki laki muadzin itu berkata :
Saya akan masuk dalam agama Nasrani.
Sang wanita berkata : Jika kamu benar-benar masuk ke dalam agama Nasrani
maka aku akan melakukan apa yang kau kehendaki. Maka masuklah laki laki itu ke
dalam agama Nasrani agar bisa menikahi sang wanita.
Diapun
tinggal bersama sang wanita di rumah tersebut beberapa saat. Tatkala ditengah
hari tersebut (hari dimana dia baru pertama kali tinggal bersama sang wanita
dirumah tersebut, peny.) dia naik ke atas atap rumah (karena ada suatu
keperluan, peny.). Lalu dia terjatuh dan meninggal. Maka dengan demikian dia
tidak sempat menikmati (hidup bersama, peny.) wanita idamannya tersebut
dan dia telah meninggalkan Islam agamanya. (Ad Daa’ wad Dawaa’).
Dari
kisah ini ada pelajaran yang bisa kita ambil diantaranya adalah bahwa wanita
merupakan salah satu cobaan atau fitnah yang besar bagi laki laki kecuali yang
mendapat taufik dari Allah Ta’ala.
Perhatikanlah betapa hebatnya
fitnah atau ujian wanita bagi laki laki.
Sampai sampai ada manusia yang
mempertaruhkan agamanya. Pindah agama demi mendapat wanita yang diinginkan.
Sungguh
Rasululah Salallahu ‘alaihi wasallam telah mengingatkan umat beliau tentang
perkara ini. Perhatikanlah sabda beliau berikut ini :
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي
فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
Aku tidak meninggalkan satu fitnah
pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita (H.R Imam Bukhari
dan Imam Muslim, dari Usamah bin Zaid).
Kalau kita perhatikan ternyata di
zaman inipun sangatlah banyak manusia yang tak lulus dengan fitnah atau ujian
melalui wanita. Ada manusia yang rusak agamanya, jatuh harga dirinya, habis
hartanya, runtuh jabatan dan kekuasaannya karena teledor dalam menjaga diri
terhadap fitnah wanita.
Ketahuilah bahwa diantara cara yang
dianjurkan agar terhindar dari fitnah ini adalah dengan memperkokoh iman dan
memperbanyak amal shalih. Selain itu yang juga penting adalah berusaha
menundukkan pandangan terhadap yang bukan mahram karena fitnah wanita bermula
dari pandangan.
Kewajiban menundukkan pandangan
ini adalah sebagaimana firman Allah Ta’ala :
قُلْ
لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ۚ ذَٰلِكَ
أَزْكَىٰ لَهُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Katakanlah kepada laki laki yang beriman, agar
mereka menjaga padangan dan memelihara kemaluannya. Yang demikian itu lebih
suci bagi mereka. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. (Q.S
an Nur 30).
Syaikh as Sa’di berkata : Maksudnya, berilah
pengarahan dan katakan kepada orang orang yang beriman, YANG MASIH MEMPUNYAI
KEIMANAN, yang dapat mencegah mereka terrjerumus dalam perbuatan yang menodai
keimanan mereka, hendaklah mereka menahan
pandangannya” dari melihat aurat aurat (hal hal yang tak pantas
dilihat) dan wanita wanita asing (yang bukan mahram) dan anak anak kecil yang
rupawan, yang ditakutkan terjadi fitnah bila melihatnya atau (menahan) dari
melihat perhiasan dunia yang dapat memperdaya dan menjerumuskan pada perkara
yang diharamkan.
Selanjutnya Syaikh as Sa’di berkata : Barang
siapa yang meninggalkan suatu keburukan karena Allah, niscaya Allah akan
memberikan ganti baginya dengan sesuatu yang lebih baik darinya. Barang siapa
yang menjaga pandangannya dari perkara haram maka Allah Ta’ala akan menyinari
mata hatinya. (Tafsir Taisir Karimir Rahman).
Kita berdoa kepada Allah agar
diberi kekuatan untuk menghadapi berbagai fitnah di zaman ini termasuk fitnah
wanita. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (1.417)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar