BERBAHAGIALAH JIKA DAPAT UMUR PANJANG AMAL
BAIK
Oleh : Azwir B. Chaniago
Umur (panjang)
yang dianugerahkan Allah kepada orang yang beriman merupakan nikmat yang sangat besar baginya.
Lalu dia manfaatkan untuk menjadi manusia terbaik yaitu panjang umurnya dan
baik amalnya. Sungguh, keinginan seorang mukmin yang terbesar di
dunia ini adalah bisa mengisi hidupnya dengan
beramal shalih sehingga mendapatkan kedudukan yang baik disisi Allah
Ta’ala.
Ketahuilah bahwa Allah Ta’ala telah
menjanjikan surga bagi ORANG ORANG YANG BERIMAN DAN BERAMAL SHALIH, sebagaimana
firman-Nya :
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۚ ذَٰلِكَ
الْفَوْزُ الْكَبِيرُ
Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan
amal shalih akan mendapatkan surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai. Itulah kemenangan yang agung.
(Q.S al Buruj 11).
Di dalam satu hadits disebutkan tentang orang orang terbaik, yaitu
:
وعَنِ أَبِى هُرَيْرَةَ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :« أَلاَ
أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِكُمْ ». قَالُوا نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ. قَالَ :
خِيَارُكُمْ أَطْوَلُكُمْ أَعْمَاراً وَأَحْسَنُكُمْ أَعْمَالاً
Dari Abu Hurairah, dia berkata :
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : Tidakkah aku beritahukan
kepada kamu tentang orang yang paling baik di antara kamu ?. Mereka (para
sahabat) menjawab, Ya wahai Rasulullah. Beliau bersabda : Orang yang terbaik di
antara kamu adalah orang yang paling panjang umurnya di antara kamu dan paling
baik amalnya. (H.R Imam Ahmad, Ibnu Hibban dan al Baihaqi, dishahihkan oleh
Syaikh al Albani) [HR. Ahmad; Ibnu Hibbân; dan al-Baihaqi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)
Hadits-hadits ini menjelaskan
keutamaan panjang umur yang disertai dengan amal yang baik. Syaikh Abdurrauf al
Munawi menjelaskan perkara tersebut
dengan mengatakan : Karena termasuk
keadaan seseorang adalah bertambah dan meningkat dari satu kedudukan menuju
kedudukan (di atasnya) sehingga mencapai kedudukan kedekatan (kepada Allâh), maka
seorang beriman yang berusaha mencari bekal untuk akhirat dan berusaha menambah
amal shalih tidak layak menginginkan berhentinya dari apa yang dia inginkan itu
dengan mengharapkan kematian. (Faidhul Qadir).
Oleh karena itu seorang beriman
jangan sampai menyia-nyiakan umur dan waktunya. Hendaklah dia selalu waspada
terhadap kehidupannya, umur yang masih ada hendaklah diisi dengan amal shalih.
Ada kisah yang bisa dijadikan pelajaran buat kita semua yaitu tentang seorang yang wafat satu tahun setelah temannya yang mati syahid tetapi dia bisa lebih dahulu masuk surga meskipun dia tidak mati syahid. Ini bisa terjadi karena dia telah mengisi sisa umurnya dengan banyak ibadah yang baik.
Syaikh Mahmud al Mishri, dalam Kitab Rihlah
ilad Darul Akhirah, menukil sebuah kisah
dari Abu Salamah, dari Thalhah bin Ubaidillah : Sesungguhnya dua orang
laki laki dari kabilah Bali (suatu kabilah besar yang dinisbatkan kepada Bali
bin Amr) menghadap Rasulullah dan menyatakan keislamannya. Satu dari kedua laki
laki ini lebih giat dari yang lainnya. Lalu yang lebih giat ini pergi berperang
dan mati syahid. Laki laki yang satunya lagi diberi umur setahun lagi dan wafat
dalam keadaan wajar di rumahnya.
Thalhah berkata : Saya bermimpi, saya berada
di pintu surga, ternyata saya bersama dua orang laki laki yang sudah meninggal
ini. Lalu dari surga ada suara memanggil orang yang meninggal lebih akhir dari
keduanya. Kemudian datang lagi suara dari dalam surga memanggil orang yang mati
syahid. Selanjutnya suara itu datang kepadaku dan terdengar : Kembalilah,
karena belum waktunya kamu masuk surga.
Lalu pagi harinya, Thalhah bercerita kepada
orang orang dan mereka heran akan hal itu. Kenapa orang yang mati belakangan
itu dipanggil lebih dahulu masuk surga sedangkan yang mati syahid dipanggil
masuk surga belakangan. Cerita mimpi Thalhah ini disampaikan kepada Rasulullah,
maka Rasulullah bertanya kepada orang orang : “Apa yang kalian herankan dari
hal itu” Mereka menjawab : Wahai Rasulullah orang ini adalah yang paling
giat dari keduanya kemudian mati syahid tapi yang lainnya dipanggil masuk surga
lebih dahulu darinya.
Kemudian Rasulullah bersabda : “Bukankah
dia telah hidup setahun lagi setelahnya”? Mereka menjawab : Benar ya
Rasulullah : Rasulullah bersabda : “Dengan begitu (laki laki yang meninggal
belakangan itu) ia mendapati bulan Ramadhan, lalu berpuasa, shalat ini dan
shalat itu, sujud sepanjang tahun” ? Mereka mejawab : Benar. Rasulullah
bersabda : “Karena itulah jarak di antara keduanya lebih jauh dari jarak
antara langit dan bumi” (H.R Imam Ahmad dan Ibnu Majah, dishahihkan oleh
Syaikh al Albani dalam shahih Sunan Ibnu Majah).
Dari kisah ini kita mengambil pelajaran bahwa
orang yang memanfaatkan sisa umurnya dengan ketaatan bisa jadi mendapat
kedudukan yang lebih tinggi dari
kedudukan orang yang mati syahid sebelum dia.
Cuma sangat banyak kita melihat manusia tak
memanfaatkan nikmat Allah berupa umur (yang masih ada ini) untuk beramal shalih menambah bekal menuju negeri akhirat. Kita terkadang
sedih melihat sebagian teman teman kita yang sudah pensiun seperti tak tahu apa
yang harus dia lakukan pada sisa umur mereka.
Kalau mereka melakukan sesuatu untuk killing
spare time ternyata apa yang mereka lakukan
adalah kegiatan yang sia sia bahkan tak
ada manfaat untuk kebaikan akhiratnya sedikitpun.
Oleh karena itu orang orang
beriman jangan sampai menyia nyiakan nikmat
umur dan waktunya. Hendaklah dia selalu waspada terhadap kehidupan dan umur
yang masih ada ini. . Seharusnya diisi
dengan amal shalih. Jika tidak, maka kerugian dan penyesalan yang akan didapat. Jangan tertipu dengan
nikmat sehat dan WAKTU LUANG.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah
mengingatkan umatnya sebagaimana sabda
beliau :
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ
فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Ada dua kenikmatan yang banyak
manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu luang. (H.R Imam Bukhari,
dari Ibnu Abbas)
Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (1.413)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar