JANGAN MELAKUKAN SESUATU
YANG MENGUNDANG
BURUK SANGKA
Oleh : Azwir B. Chaniago
Tidaklah patut seorang
muslim mengikuti prasangka buruknya kepada sesama muslim. Allah Ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا
كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
Wahai orang-orang yang
beriman, jauhilah kebanyakan prasangka (kecurigaan) karena sebagian prasangka
itu adalah dosa. (Q.S al Hujurat 12)
Rasulullah Salallahu
‘alaihi Wasallam bersabda :
إياكم
والظنَّ، فإنَّ الظنَّ أكذب الحديث
Jauhilah prasangka, karena
prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Kenapa terjadi buruk sangka ?.
Penyebab paling mungkin adalah seseorang tidak mengetahui tentang orang lain
lalu me-reka reka bahwa orang lain itu telah melakukan atau mengatakan begini
dan begitu dari sesuatu yang tidak jelas. Disinilah pangkal kerusakan prasangka
buruk.
Ketahuilah bahwa prasangka itu bisa menjadi pembenaran jika disertai
bukti atau pertanda yang jelas. Oleh
karena itu orang orang beriman haruslah menjauhkan diri dari ucapan apalagi
perbuatan yang dapat menimbulkan prasangka buruk kepadanya.
Ada banyak hal yang bisa membuat
seseorang mendapat tuduhan atau prasangka buruk dari orang lain jika berada di
satu tempat yang tercela, meskipun sebenarnya dia bisa menahan diri untuk tidak
melakukan keburukan dan maksiat ditempat itu, diantaranya adalah :
(1) Berada di
tempat tempat yang tak patut dihadiri orang beriman, misalnya tempat hiburan
malam atau semacam kafe. (2) Berada ditempat tempat manusia yang menghalalkan
pergaulan bebas. (3) Berada ditempat tempat yang menghidangkan minuman keras.
(4) Berada ditempat orang orang yang tak mau mendekatkan diri atau tak mau taat kepada
Allah Ta’ala.
Selain itu, jika seseorang berada
ditempat tempat semacam ini maka berarti dia menempatkan dirinya dipinggir jurang yang membahayakan karena
manusia itu memiliki hawa nafsu yang cenderung kepada keburukan dan syaithan
yang selalu ingin menjerumuskan manusia kepada kemaksiatan.
Sungguh Rasulullah telah
mengingatkan dalam sabda beliau :
فَمَنِ اتَّقَى
الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ، وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ
وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى، يُوشِكُ أَنْ
يَرْتَعَ فِيهِ، أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلَا وَإِنَّ حِمَى اللهِ
مَحَارِمُهُ
Siapa yang menjauhkan diri dari
syubhat, sungguh ia telah menjaga agama dan kehormatannya. Siapa yang
terjerumus dalam syubhat, ia akan terjerumus dalam keharaman. Sebagaimana
pengembala yang mengembalakan hewannya di dekat perbatasan sampai ia hampir
saja melewati batasnya. Ketahuilah batas-batas Allah adalah hal-hal yang
diharamkan-Nya. (Muttafaqun ‘alaih).
Semoga kita semua bisa menjaga
diri untuk melakukan perbuatan yang mendatangkan prasangka buruk dan berusaha
menjauhkan diri dari jalan kemaksiatan. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita
semua. Wallahu A’lam. (1.419).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar