MENGENAL MAKNA DAN BAHAYA ISTIDRAJ
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Ketahuilah bahwa salah satu buah dari takwa adalah Allah akan memberi jalan keluar dan membukakan
pintu rizki. Allah berfirman : “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya
Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan Dia memberi rizki dari arah yang
tidak disangkanya (Q.S ath Thalaq 2-3).
Tapi agak sering kita menyaksikan
berapa banyak manusia yang secara zhahir mendapat rizki berupa harta yang banyak meskipun dia jauh dari Allah Ta’ala. Terkadang juga semakin
jauh dia dari ketakwaan semakin bertambah pula rizkinya. Jika keadaan ini
terjadi maka inilah MOMENT YANG PALING PENTING UNTUK MELAKUKAN MUHASABAH ATAU
INTROSPEKSI DIRI. Segeralah memohon ampun dan bertakwa kepada Allah Ta’ala. Barangkali ini adalah istidraj yang pada
waktunya mendatangkan kebinasaan yang amat sangat.
Lalu,
apa itu istidraj. Istidraj secara bahasa diambil dari kata da-ra-ja yang
artinya naik dari satu tingkatan ke tingkatan selanjutnya. Secara istilah
istidraj dari Allah kepada hamba dipahami sebagai hukuman yang diulur
dan tidak diberikan langsung. Untuk sementara waktu Allah
membiarkan orang ini dan tidak disegerakan adzab baginya bahkan diberikan
kenikmatan dan kesenangan yang semu. Pada waktunya Allah akan menimpakan adzab
yang sangat berat.
Selain itu,
makna istidraj adalah semua
perbuatan maksiat yang Allah balas untuk
waktu tertentu dengan nikmat, dan Allah membuat dia lupa untuk mengingat-Nya
serta lupa bertaubat dan beristighfar. Akibatnya dia semakin dekat dengan adzab
sedikit demi sedikit, selanjutnya Allah berikan
hukuman yang berat.
Allah berfirman : “Tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan
kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka;
sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada
mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka
terdiam berputus asa”. (Q.S al An’am 44)
Ayat di
atas memberikan ancaman kepada orang-orang yang telah diberikan peringatan
sebelumnya, namun mereka melupakan dan mengabaikan peringatan dari Allah Ta’ala.
Allah tidak segera menurunkan siksaa atau adzabnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala
justru membukakan semua pintu-pintu kesenangan (sementara) untuk mereka. Dan
mereka, manusia itu bergembira ria dengan semua kesenangan yang telah Allah
bukakan pintu-pintunya itu. Dan apabila telah sampai pada waktunya, Allah akan
menyiksa mereka, dengan sekonyong-konyong. Maka ketika itu, mereka terdiam,
tidak berdaya serta berputus asa.
Rasulullah bersabda : “Apabila engkau melihat Allah
memberikan kenikmatan dunia kepada seorang hamba, sementara dia masih
bergelimang dengan maksiat, maka itu hakikatnya adalah istidraj dari Allah.” Kemudian
beliau membacakan surat al Qalam ayat
44. Allah berfirman : “Sanastadriju hum min haitsu laa ya’lamun” Nanti Kami akan menghukum mereka dengan
berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.
Dalam
sebuah hadits juga disebutkan bahwa Rasulullah bersabda : “Jika ada orang yang berbuat
dosa tetapi mendapat kesenangan dan tidak mendapat adzab dari Allah maka bisa
jadi itu adalah istidraj. Kesenangan tersebut hanyalah kesenangan sesaat di
dunia yang akan dibalas dengan adzab
oleh Allah baik segera di dunia atau di akhirat.” (H.R Imam Ahmad dan ath
Thabrani, dishahihkan oleh Syaikh al Albani)
Ali
bin Abi Thalib berkata : Wahai anak Adam
!. Ingat dan waspadalah bila kau lihat
Rabbmu terus menerus melimpahkan nikmat atas dirimu sementara engkau terus-menerus
melakukan maksiat kepadaNya.
Itulah
diantara makna istidraj yang sangat penting untuk diwaspadai oleh orang
orang beriman agar terhindar dari
kemudharatan yang besar dan mendatangkan penyesalan di dunia dan di akhirat.
Insya Allah ada manfaatnya untuk
kita semua. Wallahu A’lam. (813)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar