ORANG KAFIR
YANG MELAKUKAN KEBAJIKAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Kāfir
berasal dari bahasa Arab secara harfiah berarti
menyembunyikan atau mengingkari kebenaran. Dalam terminologi kultural
kata ini digunakan dalam agama Islam untuk merujuk kepada orang-orang yang
mengingkari nikmat Allah (sebagai lawan dari kata syakir, yang berarti orang
yang bersyukur). Kāfir berasal dari kata kufur yang berarti ingkar, menolak
atau menutup.
Jadi menurut syariat Islam, manusia kāfir yaitu: Mengingkari Allah sebagai satu-satunya Dzat yang berhak disembah dan mengingkari Rasul Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam sebagai utusan-Nya.
Jadi menurut syariat Islam, manusia kāfir yaitu: Mengingkari Allah sebagai satu-satunya Dzat yang berhak disembah dan mengingkari Rasul Muhammad Salallahu ‘alaihi wasallam sebagai utusan-Nya.
Tidaklah kita
ingkari bahwa di antara orang kafir dan musyrik ada yang dermawan, suka bersedekah, berbakti kepada orang tuanya,
menyambung tali silaturahim dan melakukan
bermacam macam kebaikan. Lalu apakah ini
tidak bernilai disisi Allah Ta’ala ?.
Allah Ta’ala berfirman:
Allah Ta’ala berfirman:
وَمَنْ أَرَادَ اْلآَخِرَةَ وَسَعَى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَأُولَئِكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَشْكُوْرًا
Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik. (QS. Al-Israa’: 19).
Renungkanlah firman-Nya: “…sedang ia adalah mukmin,” hal ini ditekankan karena kekafiran dan kesyirikan adalah menjadi sebab amalan itu tidak bernilai sedikitpun bagi akhiratnya..
Orang orang yang
mati dalam keadaan kafir tetapi mereka
melakukan sebagian amal kebaikan, Allah Ta’ala
tidak akan menyia-nyiakan perbuatan baiknya itu, namun Allah hanya akan membalasnya di dunia saja. Di akhirat mereka tidak mendapat apa apa. Amalnya sia-sia.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ اللهَ لاَ يَظْلِمُ مُؤْمِنًا حَسَنَةً يُعْطَى بِهَا فِي الدُّنْيَا وَيُجْزَى بِهَا فِي اْلآخِرَةِ،
وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيُطْعَمُ بِحَسَنَاتِ مَا عَمِلَ بِهَا لِلَّهِ فِي الدُّنْيَا
حَتَّى إِذَا أَفْضَى إِلَى اْلآخِرَةِ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُجْزَى بِهَا
Sesungguhnya Allah tidak akan menzhalimi kebaikan seorang mukmin. Dia memberinya rizki (dalam riwayat lain: Dia memberinya pahala) di dunia dan balasan di Akhirat. Adapun orang kafir, ia diberi makanan dengan kebaikan yang ia lakukan di dunia sehingga apabila ia telah pulang ke Akhirat, tidak satu pun kebaikan yang bisa dibalas. (H.R Imam Muslim)
Suatu hari, Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang Abdullah bin Jud’an yang mati dalam keadaan syirik pada masa Jahiliyah, akan tetapi dia adalah orang baik, memberi makan, menolong orang yang teraniaya dan punya kebaikan lain yang banyak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:
لاَ يَنْفَعُهُ، إِنَّهُ لَمْ يَقُلْ يَوْمًا: رَبِّ اغْفِرْ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ
Semua amalan itu tidak bermanfaat sedikit pun, karena ia tidak pernah sekalipun mengatakan: “Wahai Rabbku, ampunilah kesalahanku pada Hari Pembalasan. (H.R Imam Muslim).
Abdullah bin Jud’an
adalah orang yang sering memberi makan, sampai-sampai ia menyediakan sebuah
piring besar berisi makanan untuk tamu tidak diundang, yang makanan itu bisa
diambil menggunakan tangga. Tetapi semua itu tidak bermanfaat untuknya di
Akhirat karena ia mati dalam keadaan kafir. Dia mengingkari adanya Hari
Kebangkitan.
Jadi meskipun orang-orang
kafir telah melakukan kebaikan namun jika
mereka mati dalam keadaan kafir, tidaklah akan diterima taubat dan tebusannya, karena mereka telah
menghabiskan kebaikan mereka dalam kehidupan dunia. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:
يَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِيْنَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ
أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا
فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُوْنَ فِي اْلأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ
وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُوْنَ
Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke Neraka, (dan dikatakan kepada mereka): “Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan adzab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa haq dan karena kamu telah fasik. (Q.S al Ahqaaf 20).
Sungguh Allah Ta’ala berfirman :
وَلَوْ أَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (Q.S al An’aam 88).
Bagaimana jika orang kafir masuk Islam.
Ketahuilah bahwa apabila seorang kafir masuk Islam lalu dia wafat di atas keimanan maka Allah Ta’ala akan menghapus semua kesalahannya. Selain itu dituliskan pula untuknya kebaikan yang pernah ia lakukan sebelum masuk Islam.
Dari Abu Sa’id al
Khudri, ia bercerita bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا أَسْلَمَ الْعَبْدُ فَحَسُنَ إِسْلاَمُهُ كَتَبَ اللهُ لَهُ كُلَّ حَسَنَةٍ كَانَ أَزْلَفَهَا
وَمُحِيَتْ عَنْهُ كُلُّ سَيِّئَةِ كَانَ أَزْلَفَهَا،
ثُمَّ كَانَ بَعْدَ ذَلِكَ الْقِصَاصُ: الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ
وَالسَّيِّئَةُ بِمِثْلِهَا إِلاَّ أَنْ يَتَجَاوَزَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَنْهَا
Apabila seorang hamba masuk Islam dan keislamannya itu baik, Allah akan menulis setiap kebaikan yang pernah ia lakukan dan dihapus darinya setiap kejelekan yang pernah ia lakukan, kemudian setelah itu adalah balasan (yaitu): satu kebaikan dihitung 10 sampai 700 kali lipat, setiap kejelekan dihitung satu, kecuali bila Allah memaafkannya. (H.R an Nasa’i dan al Baihaqi, dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Silsilah Hadits Shahih).
Dari Hakim bin Hizam ia berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu tentang perkara (ibadah) yang dulu aku pernah lakukan di masa Jahiliyah yang berupa shadaqah, memerdekakan budak, atau silaturahim. Apakah ada pahalanya?” Beliau menjawab:
أَسْلَمْتَ عَلَى مَا أَسْلَفْتَ مِنْ خَيْرٍ
Engkau masuk Islam di atas kebaikan yang pernah engkau lakukan. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim.)
Dari dalil dalil yang disebutkan
diatas maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kebajikan yang dilakukan
orang kafir akan bermanfaat baginya di dunia. Akan tetapi mereka akan sangat
merugi di akhirat karena dia telah mempersekutukan Allah sehingga membuat Allah
murka kepadanya. Adapun kebajikan yang dia lakukan di dunia akan
terhapus dan tidak akan bermanfaat sedikitpun baginya di akhirat. Na’udzubillah.
Insya
Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu A’lam. (807)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar