BERADAB
KETIKA MENYEMBELIH HEWAN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Sungguh
Allah Ta’ala sangat banyak berbuat baik
kepada hamba hamba-Nya dan Allah memerintahkannya untuk berbuat baik pula.
Allah berfirman : “Wa ahsin kamaa ahsanallahu ilaika” Berbuat baiklah (kepada manusia) sebagai mana Allah
telah berbuat baik kepadamu. (Q.S al Qashash 77).
Jadi
merupakan kewajiban kita untuk selalu berbuat baik kepada sesama. Diantara
bentuk perbuatan baik kepada manusia adalah dengan memberi kebutuhannya, bisa
berupa harta, tenaga, perlindungan, ilmu, nasehat, doa dan yang lainnya.
Ketahuilah
berbuat baik yang disyariatkan bukan hanya kepada manusia atau sesama muslim
tapi juga berbuat baik kepada hewan. Syariat Islam mengajarkan kita demikian.
Termasuk cara berbuat baik kepada hewan adalah beradab atau berlaku baik
terhadap hewan bahkan pada saat mau menyembelihnya.
Imam
Ibnu Rajab berkata : Al Imam Ibnu Hazm menegaskan adanya ijma’ (kesepakatan)
ulama akan wajibnya berbuat baik kepada hewan sembelihan.
Ada
beberapa perlakuan baik yang dijelaskan dalam syariat pada saat akan melakukan penyembelihan hewan,
diantaranya :
Pertama : Membawa atau menuntun binatang dengan baik.
Seseorang
yang membawa atau menuntun binatang ke tempat penyembelihan haruslah berlaku
baik kepada binatang itu. Jangan dituntun atau ditarik dengan kasar.
Diriwayatkan
oleh al Baihaqi, dari Ibnu Sirin bahwa Umar pernah melihat seseorang yang
menarik kambingnya dengan kasar pada saat akan disembelihnya. Umar memukulnya
sambil berkata : Celakalah engkau, bawalah kambing itu menuju kematiannya
dengan baik.
Kedua : Tetap menyayangi binatang meskipun akan
disembelih.
Rasulullah
memuji orang yang menyayangi binatang yang akan disembelih. Dari Qurrah bin
Iyas dia berkata bahwa ada seseorang berkata kepada Rasulullah : “Wahai Rasulullah, saya menyayangi kambing
yang akan saya sembelih. Maka Rasulullah bersabda : “Apabila engkau menyayanginya maka Allah akan menyayangimu”. (H.R Imam Ahmad dan Imam Bukhari dalam
Adabul Mufrad).
Ketiga : Menggunakan pisau yang tajam untuk
menyembelih.
Gunakan
pisau yang setajam mungkin. Semakin tajam, semakin baik. Ini berdasarkan hadis
dari Syaddad bin Aus radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat
ihsan dalam segala hal. Jika kalian membunuh maka bunuhlah dengan ihsan, jika
kalian menyembelih, sembelihlah dengan ihsan. Hendaknya kalian mempertajam
pisaunya dan menyenangkan sembelihannya.” (H.R ImamMuslim).
Keempat : Tidak mengasah pisau di depan hewan sembelihan.
Termasuk
adab saat menyembelih hewan adalah tidak mengasah pisau dihadapan hewan yang
akan disembelih. Ini akan menyebabkan
dia ketakutan sebelum disembelih. Berdasarkan hadis dari Ibnu Umar : Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk mengasah pisau, tanpa
memperlihatkannya kepada hewan.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah ).
Dalam
riwayat yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah
melewati seseorang yang meletakkan kakinya di leher kambing, kemudian dia
menajamkan pisaunya, sementara binatang itu melihatnya. Lalu beliau bersabda : “Mengapa engkau tidak menajamkannya sebelum
ini ?. Apakah engkau ingin mematikannya sebanyak dua kali ?.” (H.R ath Thabrani).
Kelima : Membaringkan binatang ketika menyembelih.
Imam
An-Nawawi mengatakan, “Dianjurkan untuk membaringkan sapi dan kambing ke arah
kiri. Demikian keterangan dari Al-Baghawi dan ulama Madzhab Syafi’i. Mereka
mengatakan : Kaki kanannya dibiarkan…(Al-Majmu’ Syarh Muhadzab)
Khusus
hewan onta maka disembelih pada saat berdiri. Allah berfirman : “Telah Kami jadikan untuk kamu onta-onta itu
bagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka
sebutlah nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah
terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah… (Q.S al Hajj 36)
Ibnu
Abbas radhiallahu ‘anhuma menjelaskan ayat di atas, (Ontanya) berdiri
dengan tiga kaki, sedangkan satu kaki kiri depan diikat. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir)
Dari
Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, beliau mengatakan, bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam dan para sahabat menyembelih onta dengan posisi kaki kiri
depan diikat dan berdiri dengan tiga kaki sisanya. (HR. Abu Daud dan disahihkan
Al-Albani).
Selain
itu, pada saat pelaksanaan penyembelihan maka di sunnahkan menghadapkan hewan
ke arah kiblat. Disebutkan dalam Mausu’ah Fiqhiyah bahwa : Hewan yang
hendak disembelih dihadapkan ke kiblat pada posisi tempat organ yang akan
disembelih (lehernya) bukan wajahnya. Karena itulah arah untuk mendekatkan diri
kepada Allah.
Nafi’
berkata : Adalah Ibnu Umar menyembelih onta dan menghadapkannya kea rah kiblat.
Kemudian beliau makan dan membagi bagikan kepada orang lain. (H.R Imam Malik).
Keenam : Membaca
basmalah saat hendak menyembelih.
Beberapa saat sebelum menyembelih, harus membaca basmalah. Ini hukumnya wajib.
Allah berfirman : “Walaa ta’kuluu mimmaa lam yudzkarismullahi ‘alaihi, wa innahu lafisqun”. Janganlah kamu memakan binatang-binatang
yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan
yang semacam itu adalah (benar benar) suatu kefasikan. (Q.S al-An’am: 121).
Dianjurkan
untuk membaca takbir (Allahu Akbar) setelah membaca basmalah.
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyembelih dua ekor domba bertanduk,…beliau sembelih dengan tangannya, dan membaca basmalah serta bertakbir…. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyembelih dua ekor domba bertanduk,…beliau sembelih dengan tangannya, dan membaca basmalah serta bertakbir…. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Jika
menyembelih hewan kurban maka dianjurkan menyebut nama orang yang jadi tujuan
dikurbankannya hewan tersebut. Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu
‘anhuma, bahwa suatu ketika didatangkan seekor domba. Kemudian Nabi
shallallahu
‘alaihi wa sallam menyembelih dengan tangan beliau. Ketika
menyembelih beliau mengucapkan :
Bismillah wallaahu akbar, ini kurban atas namaku dan atas nama orang
yang tidak berkurban dari umatku.’” (HR. Abu Daud, At-Turmudzi dan disahihkan
Al-Albani).
Setelah membaca Bismillah Allahu akbar, dianjurkan juga menambah dengan bacaan berikut : (Yaitu menyebut) : “Hadza minka wa laka.” (H.R Abu Dawud). Atau membaca hadza minka wa laka ’anni atau ’an fulan (disebutkan nama shahibul kurban) jika yang menyembelih bukan shahibul kurban.
Demikianlah
diantara adab adab ketika menyembelih hewan. Insya Allah ada manfaatnya bagi
kita semua. Wallahu A’lam. (789)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar