MANUSIA
SEPERTI APA YANG TIDAK BOLEH DIPILIH
MENJADI PEMIMPIN
Oleh : Azwir B. Chaniago
Manusia
adalah makhluk sosial yang selalu hidup berkelompok apakah kelompok besar
ataupun kelompok kecil. Setiap kelompok membutuhkan pemimpin. Jika tidak ada
pemimpin, maka tidak akan ada yang mengarahkan dan membimbing manusia lainnya
dalam menjalankan kehidupan secara bersama.
Sekiranya
tidak ada pemimpin yang mengatur suatu kelompok, misalnya negara atau propinsi,
maka kehidupan tidak akan berjalan
secara teratur. Kenapa karena manusia memiliki kebutuhan atau kepentingan yang
berbeda bahkan bisa jadi berlawanan. Pemimpinlah yang akan
memberikan arahan dan petunjuk dengan membuat berbagai ketentuan atau
peraturan yang berlandaskan al Qur an dan as Sunnah. Dengan demikian diharapkan menciptakan suasana yang aman, tenteram dan damai serta adanya pengayoman
terhadap kepentingan masyarakatnya.
Rasulullah
menganggap adanya pemimpin adalah suatu hal yang sangat serius dan harus
diutamakan meskipun dalam kelompok yang sangat kecil apalagi kelompok besar.
Beliau bersabda: “Jika ada
tiga orang bepergian, hendaknya mereka mengangkat salah seorang di antara
mereka menjadi pemimpinnya.” (HR
Abu Dawud dari Abu Hurairah).
Dari hadits ini pula kita bisa
memahami bahwa Rasulullah telah mengingatkan kita tentang pentingnya keberadaan
pemimpin dalam satu kelompok masyarakat. Kalau keberadaan pemimpin adalah
sangat penting maka sangatlah logis bahwa menetapkan atau memilih siapa yang
akan menjadi pemimpin termasuk termasuk
hal yang sangat penting pula.
Oleh sebab itu tidak pantas untuk
memilih pemimpin sembarangan apalagi yang akan membahayakan pada kehidupan terutama
kehidupan beragama. Mari kita lihat beberapa tipe MANUSIA YANG TIDAK BOLEH DIPILIH MENJADI PEMIMPIN,
diantaranya adalah :
Pertama
: Manusia yang menyuruh kepada kemungkaran
dan melarang kepada kebaikan.
Jika manusia model begini dijadikan
pemimpin maka akan rusaklah kehidupan beragama. Sebab salah satu inti pokok dalam agama ini adalah menyeru kepada
kebaikan dan melarang kepada kemungkaran.
Allah berfirman : “Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan
mereka itulah orang orang yang beruntung”. (Q.S Ali Imran 104)
Pada footnote al Qur an terjemahan
Departemen Agama edisi tahun 2002
disebutkan bahwa yang dimaksud dengan makruf adalah segala perbuatan yang
mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala sedangkan mungkar adalah segala perbuatan
yang menjauhkan diri dari Allah Ta’ala.
Lalu
siapakah yang menyuruh kepada kemungkaran dan melarang kepada kebaikan, DENGAN
MAKNA AYAT INI ?. Siapa lagi kalau bukan orang orang kafir
karena merekalah yang melakukan perbuatan yang menjauhkan diri dari Allah
Ta’ala.
Kedua
: Manusia yang menyukai apa saja yang menyusahkan dan mengharapkan kehancuran
bagi orang beriman.
Sangatlah logis bila manusia yang
berakal (sehat) tidak akan pernah memilih pemimpin yang akan merasa senang bila
sipemilih ini mendapat kesusahan. Itu bukan pemimpin tapi perusak. Begitupun
orang beriman tidaklah boleh bahkan tidak akan mau memilih pemimpin yang
sekiranya pemimpin itu merasa senang kalau kaum muslimin mendapat kesusahan
bahkan mengharapkan kehancuran bagi kaum muslimin.
Allah berfirman : “Wahai orang orang yang beriman !. janganlah kamu menjadikan teman
orang orang yang di luar kalanganmu (dalam hal agama) sebagai teman
kepercayaanmu (karena) mereka tidak henti hentinya menyusahkan kamu. Mereka
mengharapkan kehancuranmu. Sungguh telah nyata kebencian dari mulut mereka dan
apa yang yang tersembunyi di hati mereka lebih jahat. Sungguh telah kami
terangkan kepadamu ayat ayat (Kami) jika kamu mengerti. (Q.S Ali Imran 118).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir as Sa’di
berkata : Ini adalah peringatan Allah buat hamba hamba-Nya dari menjadikan
orang orang kafir sebagai pemimpin mereka. Menjadikan orang kafir sebagai
sahabat sahabat terpercaya, kolega kolega dan teman teman dekat, menampakkan
dan membuka rahasia rahasia kaum mukmin kepada mereka.
Allah Ta’ala menjelaskan kepada hamba
hamba-Nya yang beriman tentang perkara perkara yang mengharuskan mereka anti
dari mengambil orang orang kafir itu sebagai sahabat terpercaya, yaitu
bahwasanya mereka “tidak henti hentinya
(menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka berusaha dan tidak pernah lelah
dalam (melakukan berbagai hal yang) mengakibatkan kemudharatan bagi kalian. Dan
sesungguhnya telah nampak adanya kebencian dari perkataan dan ucapan ucapan
sinis mereka. Juga kebencian dan permusuhan yang disembunyikan oleh hati mereka
adalah lebih besar lagi dari apa yang
ditampakkan oleh mereka dalam perkataan maupun perbuatan mereka. (Kitab Tafsir
Taisir Karimir Rahman).
Ketiga
: Manusia yang sejahat jahat makhluk.
Ini suatu yang sangat mudah dipahami,
bahwa tidaklah seorang beriman akan
memilih pemimpin yang oleh Allah Ta’ala telah dicap sebagai sejahat jahat
makhluk. Oleh karena itu maka orang orang yang memilih sejahat jahat makhluk
sebagai pemimpin maka bisa jadi dia adalah termasuk orang yang mengingkari ayat
al Qur an. Jadi jangan memilih sejahat jahat makhluk jadi pemimpin.
Lalu siapakah yang dimaksud dengan
sejahat jahat makhluk. Ini dijelaskan Allah Ta’ala dalam firman-Nya : “Innalladzina
kafaruu min ahlil kitaabi wal musyrikiina fii naari jahannama khaalidiina
fiihaa, ulaa-ika hum syarrul bariiyah”. Sungguh, orang orang yang kafir
dari golongan ahlil Kitab dan orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam,
mereka kekal di dalamnya selama lamanya. Mereka itu adalah sejahat jahat
makhluk.(Q.S al Baiyinah 6).
Syaikh as Sa’di berkata : “Mereka itu
(orang kafir dan orang musyrik) adalah
seburuk buruk makhluk” maknanya adalah : Karena mereka tahu kebenaran namun
mereka meninggalkannya, mereka rugi dunia dan akhirat. (Tafsir Taisir Karimir Rahman)
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin
berkata : Orang orang kafir dari kalangan Yahudi, Nasrani dan Musyrik adalah
sejahat jahat makhluk di sisi Allah Ta’ala.
Jika
(Allah mencap) mereka sebagai makhluk yang jahat maka tidak akan terbesit dalam
benak kita kecuali hal hal yang buruk (tentang mereka), karena penjahat akan
melahirkan kejahatan. Maka tidak mungkin kita dapat berprasangka baik kepada
mereka. (Kitab Tafsir Juz
‘Amma).
Keempat
: Manusia yang kalau melihat orang beriman mendapat kebaikan maka dia akan
bersedih.
Akal sehat kita akan bertanya : Apakah
pantas saya memilih sebagai pemimpin bagi saya, orang yang selalu bersedih jika
melihat kaum muslimin mendapat kebaikan. ?. Jawabnya tidak. Sekali kali tidak.
Sungguh Allah Ta’ala telah berfirman :
Jika kamu memperoleh kebaikan (niscaya) mereka (orang orang kafir) bersedih
hati tetapi kalau kamu tertimpa bencana mereka bergembira karenanya. Allah
berfirman : “Jika kamu memperoleh
kebaikan, (niscaya) mereka (orang orang kafir) bersedih hati, tetapi jika kamu
tertimpa bencana mereka bergembiranya karenanya. (Q.S Ali Imran 120).
Tentang ayat ini,
Imam Ibnu Katsir berkata : Keadaan (yang disebut dalam ayat) ini menunjukkan
kerasnya permusuhan mereka (orang orang kafir) terhadap orang orang beriman.
Ketika orang beriman mendapatkan kebahagian, kemenangan dan dukungan serta
bertambah banyak dan semakin kuat para pendukungnya maka mereka bersedih hati.
Dan jika orang beriman tertimpa kesulitan atau menderita kekalahan maka mereka
bergembira ria dan bersuka cita. (Tafsir Ibnu Katsir).
Prof. DR Hamka
berkata tentang makna ayat dalam surat Ali Imran 120 ini : “Jika
kamu memperoleh kebaikan mereka susah” Tidur mereka sudah tidak tenang lagi, makan
mereka sudah tidak enak. Mereka sendiri yang meracuni jiwa mereka dengan rasa
benci dan dendam itu. Mereka susah melihat orang (yang beriman) beruntung. Kalau mungkin mereka akan menghambur
hamburkan harta (uang) lagi untuk menghalangi datangnya kebaikan kepada kamu
(orang orang beriman).
“Dan jika kamu tertimpa kesusahan, mereka
bergembira karenanya”. Tentu mereka akan tertawa tawa dan merasa
puas hati. Padahal di dalam perjalanan hidup, senang atau susah tidaklah
bercerai. (Kitab Tasir al Azhar).
Lalu kalau
demikian keadaannya apakah orang beriman akan memilih mereka sebagai pemimpin
?. Jangan, jangan sekali kali memilih pemimpin model demikian. Dengan sifatnya
yang buruk itu maka pada waktunya mereka
akan mendatangkan kesulitan yang besar kepada orang beriman.
Kelima
: Manusia yang membenci kaum muslimin.
Diantara yang tidak boleh dipilih jadi
pemimpin adalah manusia yang membenci kaum muslimin. Itulah salah satu
peringatan Allah kepada orang yang beriman yaitu sebagaimana firman-Nya. “Dan orang orang Yahudi dan Nasrani tidak
akan rela kepadamu sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah,
sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya). Dan jika engkau
mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan
ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah. (Q.S al Baqarah 120).
Syaikh as Sa’di berkata : Allah Ta’ala
mengabarkan kepada Rasul-Nya bahwa orang orang Yahudi dan Nasrani tidak akan
rela kepadamu (mereka membenci kamu) hingga kamu mengikuti agama mereka. Mereka
adalah penyeru penyeru kepada agama yang mereka anut yang mereka anggap sebagai
petunjuk (yang benar). Tafsir Taisir
Karimir Rahman.
Perhatikanlah pula bahwa dalam bagian akhir ayat tersebut Allah mengancam :
Jika orang beriman mau mengikuti kemauan
manusia yang tidak senang kepada orang beriman (termasuk kemauan mereka agar
orang beriman memilih mereka menjadi
pemimpin) maka Allah akan mencabut perlindungan dan pertolongan-Nya bagi orang
beriman.
Keenam
: Manusia yang membenci kebenaran.
Sungguh kebenaran itu dari Allah. Allah
berfirman : “Al haqqu min rabbika, falaa takun minal mumtariin” Kebenaran itu dari
Rabbmu, maka janganlah engkau menjadi orang-orang yang ragu. (Q.S Ali Imran 60).
Syaikh
Abu Bakr Jabir memberi nasehat : Hendaklah seorang muslim mencintai dan
melaksanakan kebenaran, baik dalam perkataan maupun perbuatan.
Termasuk
dalam memilih pemimpin maka orang beriman tidak boleh memilih orang orang yang membenci kebenaran yang
datang dari Allah Ta’ala. Sungguh Allah Ta’ala telah mengajarkan kebenaran
melalui al Qur an tetapi orang orang kafir membencinya bahkan melarang untuk
mendengarkannya.
Allah
berfirman : “Dan orang orang kafir
berkata : Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) al Qur an ini dan buatlah
kegaduhan terhadapnya, agar kamu dapat mengalahkan (mereka). (Q.S Fussilat
41).
Ketujuh
: Manusia yang menghina orang beriman.
Apakah ada yang orang beriman mau
memilih manusia yang menghina mereka. Tentu tidak. Dia dipilih jadi pemimpin
tapi salah satu kerjaannya menghina kaum muslimin. Jadi jangan memilih manusia
model begini.
Sungguh Allah telah berfirman : “Kehidupan dunia dijadikan terasa indah
dalam pandangan orang orang yang kafir, dan
mereka menghina orang orang yang beriman. Padahal orang orang yang bertakwa itu berada diatas
mereka pada hari Kiamat. Dan Allah memberi rizki kepada orang yang Dia
kehendaki tanpa perhitungan. (Q.S al Baqarah 212).
Kedelapan
: Manusia yang memilih kehidupan dunia.
Sungguh kehidupan dunia adalah sangat sementara
dan akan punah bahkan seperti fatamorgana. Lalu ada manusia yang memilih
kehidupan dunia, tidak mau tahu dengan kehidupan dan pertanggung jawaban di
akhirat kelak. Lalu manusia seperti ini layakkah dijadikan pemimpin ?.
Ketahuilah kalau dia dipilih jadi
pemimpin, maka dengan kekuasaannya mereka akan berusaha untuk merusak prinsip dasar
orang beriman yaitu mengutamakan akhirat dari pada dunia. Selain itu sebagai
pemimpin tidaklah mereka akan menciptakan suasana yang kondusif bagi orang beriman untuk mendapatkan kebaikan
kampung akhirat karena mereka hanya memilih kehidupan dunia. Bahkan dapat
dipastikan bahwa pemimpin model begini
akan menghalangi orang beriman mencari akhiratnya dengan beribadah kepada Allah
Ta’ala.
Allah berfirman : Bal tuktsiruunal hayaatad dun-yaa. Wal aakhiratu khairun wa abqaa”.
Sedangkan kamu (orang orang kafir) memilih kehidupan dunia. Padahal kehidupan
akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. (Q.S al A’la 16-17).
Oleh karena itu orang beriman jangan
menjadikan manusia kafir sebagai pemimpin karena mereka memilih kehidupan dunia dan
ini berseberangan dengan prinsip dasar orang beriman yang mengutamakan
kehidupan akhirat.
Kesembilan
; Manusia yang hatinya telah terkunci.
Orang beriman tentu tidak memilih sebagai pemimpinnya, manusia yang
tidak bisa menerima peringatan karena
hatinya telah terkunci.
Allah berfirman : “Sesungguhnya orang orang kafir, sama saja bagi kereka, engkau beri
peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman. Allah
telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup
dan mereka akan mendapat adzab yang berat”. (Q.S al Baqarah 6-7)
Terjemahan al Qur an Departemen Agama 2012
memberikan catatan kaki tentang ayat ini. (1) Kafir, jamaknya kuffar, yaitu
orang yang tidak percaya kepada Allah, rasul rasul-Nya, malaikat malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya dan hari Kiamat. (2) “Allah
telah mengunci hati dan pendengaran mereka” akibatnya nasehat atau hidayah tidak bisa masuk kedalam hati mereka.
Kesepuluh
: Manusia yang makan seperti hewan makan.
Na’udzubillah. Ini adalah salah satu
tipe manusia yang tidak boleh dipilih jadi pemimpin. Allah Ta’ala telah
menjelaskan tentang orang ini yaitu orang kafir. Allah berfirman : “Walladziina kafaruu yatamatta’u wa
ya’kuluuna kamaa ta’kulul an’aamu wan naaru matswan lahum. Dan orang orang
yang kafir menikmati kesenangan (dunia) dan mereka makan seperti hewan makan
dan (kelak) nerakalah tempat tinggal bagi mereka. (Q.S Muhammad 12).
Imam Ibnu Katsir berkata : Mereka
(orang kafir) bersenang senang, mereka makan dari dunia itu sama seperti
makannya binatang dan mereka tidak mempunyai keinginan lain kecuali hal itu.
(Tafsir Ibnu Katsir)
Syaikh as Sa’di berkata : (Orang orang kafir)
Mereka pun tidak memiliki sifat sopan dan tidak memiliki sifat sifat
kemanusiaan bahkan derajat mereka terhempas jauh kebawah hingga menjadi seperti
binatang yang tidak memiliki akal dan akhlak. Sebagian besar keinginan serta
tujuan mereka adalah bersenang senang dengan kenikmatan dan hawa nafsu duniawi.
Gerakan mereka baik yang tampak maupun yang tidak tampak berporos di sekitar
kesenangan dunia dan tidak menuju pada
kebaikan dan kebahagiaan (akhirat). Lihat Tafir Taisir Karimir Rahman.
Itulah diantara tipe manusia yang
tidak boleh dipilih jadi pemimpin bagi kaum muslimin karena akan membahayakan
dunianya bahkan agamanya. Insya Allah ada manfaatnya bagi kita semua. Wallahu
A’lam. (802).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar