MAKNA SYI’AH DAN ASAL MULA ADANYA
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Makna Syi’ah
Syi’ah :
artinya adalah golongan, yaitu golongan yang menyokong kekhalifahan Ali bin Abi
Thalib dan keturunannya. Dan menetapkan bahwa khalifah sebelum Ali bin Abi
Thalib adalah tidak sah. Juga menetapkan dan meyakini bahwa tiga khalifah
sebelumnya adalah perampas jabatan khalifah yang seharusnya diberikan kepada
Ali Abi Thalib, dan karenanya khalifah sebelumnya harus dikutuk.
Rafidhah : artinya menolak. Disebagian riwayat disebutkan bahwa nama Rafidhah
muncul karena mereka menolak Zaid bin Ali bin Husain bin Ali yang tidak mau
berlepas diri dari (tetap menghormati, mengakui ke khalifahan) Abu Bakar dan Umar bin Khaththab (Kitab Min ‘Aqaidisy, Syaikh Abdullah bin
Muhammad).
Asal
mula Syi’ah
Syiah
dicetuskan oleh Abdullah bin Saba’ seorang (pendeta) Yahudi, yaitu sekitar tahun 35 H pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin
Affan. Ibnu Saba’ ini melakukan
kemunafikan dengan menampakkan keislaman dan menyembunyikan kekufuran. Kenapa begitu :
Pertama : Sebagai seorang Yahudi, dia sangat kecewa dengan diutusnya Muhammad sebagai Rasul yang
ditunggu karena bukan dari
golongannya.
Kedua : Sangat geram melihat Islam yang tersebar dengan sangat cepat bukan hanya
di Jazirah Arab. Islam juga menyebar ke negeri Persia, sebagian imperium Romawi, Afrika
dan sebagian Asia sudah mendekati perbatasan Eropa.
Tekad
dan niat busuk Abdullah bin Saba’ adalah
: Ingin menghadang Islam agar tidak mendunia. Caranya adalah :
Pertama : Merencanakan makar bersama orang-orang Yahudi San’a
(Yaman) untuk mengacaukan Islam dan umatnya.
Kedua : Menyebarkan orang-orangnya keberbagai negeri Islam
untuk menghasut dan memecah belah serta berusaha merusak aqidahnya bahkan Ibnu Saba’ sendiri sampai ke pusat pemerintahan Islam yaitu Madinah Nabawiyah.
Ketiga : Menyulut fitnah dan memprovokasi orang-orang lugu, orang-orang yang sakit hati atau masih lemah
imannya untuk menentang Khalifah Utsman
bin Affan agar terjadi gejolak dalam pemerintahan.
Keempat : Mencampurkan pemikiran mereka dengan
keyakinan-keyakinan yang rusak dan bertentangan dengan aqidah Islam yang lurus.
Diantaranya adalah mendakwahkan adanya wasiat tentang kekhalifahan Ali bin Abi
Thalib. Menghormati Ali secara berlebihan dan malah sampai tingkat ketuhanan.
Kelima : Memperlihatkan rasa cintanya yang berlebihan kepada
Ali bin Abi Thalib. Mengaku sebagai pendukung setia kelompok Ali. Padahal Ali
bin Abi Thalib tidak ada sangkut paut sedikitpun dengan Abdullah bin Saba’.
Dengan
sepak terjang si Ibnu Saba’ yang sudah demikian rupa untuk kepentingan Syi’ah, bahkan
sebagai pencetus Syi’ah, ternyata
sebagian Syi’ah mengingkari eksistensinya dia dianggap tokoh fiktif. Tujuannya adalah supaya tidak terbongkar buruknya
keyakinan mereka dan mereka berusaha agar
manusia melupakan peran Yahudi dalam melahirkan Syi’ah.
Orang Islam pun ada pula yang
memberikan pendapat bahwa Ibnu Saba’ adalah tokoh fiktif. Diantaranya adalah
DR. Thaha Husein (w. 1973). Dia adalah orang Mesir dikenal sebagai sastrawan,
pemikir dan pembaharu yang sekuler. Thaha berkesimpulan bahwa sebenarnya tokoh
yang bernama Abdullah bin Saba’ adalah tokoh fiktif yang tidak pernah ada dalam
sejarah Islam. (Ensklopedi Islam 5/10).
Pengingkaran
tentang eksistensi Ibnu Saba’ ini sebenarnya tidak bermanfaat karena sangatlah
banyak informasi yang menjelaskan bahwa Ibnu Saba’ bukan tokoh fiktif tapi
memiliki peran utama dalam munculnya Syi’ah.
Pertama : Keberadaan
Ibnu Saba’ disebut oleh banyak petinggi Syi’ah dalam kitab-kitab yang mereka tulis. Jadi
sebagian ulama Syi’ah mengakui adanya Ibnu Saba’ serta perannya yang sangat penting
dalam mencetuskan Syi’ah. Ulama Syi’ah Al
Qummi dalam al Muqallad wal Firaq mengaku dan menetapkan adanya Ibnu Saba’.
Juga menganggapnya sebagai orang yang pertama kali menobatkan keimaman kepada Ali bin Abi Thalib serta akan munculnya kembali ke dunia,
sebelum Kiamat. Dan juga orang yang pertama kali mencela Abu Bakar dan Umar bin
Khaththab dan banyak sahabat Nabi.
Annurbakhti
dalam Kitab Firaqusy Syi’ah juga menjelaskan tentang keberadaan Ibnu Saba’.
Petinggi Syi’ah yang lain adalah Said al Hasyimi juga menjelaskan tentang
eksistensi Ibnu Saba’ dalam Kitab Abdullah bin Saba’ (Kitab Haqiqah wa Khayalah).
Kedua : Adanya nama salah satu sekte Syi’ah yang disandarkan
kepada Ibnu Saba’ yaitu sekte Saba’iah. Ini termasuk sekte yang paling ghuluw (sangat
berlebihan) dalam memposisikan Ali bin Abi Thalib.
Sampai-sampai mereka meyakini Ali adalah jelmaan tuhan. Sungguh kata mereka Ali
masih hidup. Yang terbunuh ditangan Abdurrahman bin Muljam di Kuffah itu
sesungguhnya bukan Ali bin Abi Thalib melainkan seorang yang diserupakan Tuhan
dengan Ali. Ali telah naik ke langit dan disanalah tempatnya. Petir adalah
suaranya dan kilat adalah senyumnya. Sungguh ini adalah keyakinan aneh dan
sesat.
Ketiga : Banyaknya kemiripan Yahudi dengan Syi’ah.
Keyakinan
dan kemiripan Syi’ah dengan Yahudi sangatlah banyak dan mendasar. Ini suatu
indikasi bahwa pelopor pertama Syi’ah adalah Abdullah bin Saba’ seorang pendeta
Yahudi yang pura-pura masuk Islam. Dalam usaha mengacaukan aqidah Islam dia
memasukkan banyak keyakinan Yahudi dan ini diadopsi oleh kelompok Syi’ah.
Apa dan
bagaimana kemiripan Syi’ah dengan Yahudi, diantaranya adalah : (1) Yahudi merubah Taurat dan Syi’ah merubah al Qur’an. (2) Yahudi membatasi Imamah pada keluarga Dawud. Syi’ah
membatasi Imamah pada Ali dan keturunannya. (3) Yahudi mengkultuskan pendeta dan
ruhban mereka. Syi’ah mengkultuskan para Imam mereka.
Keempat : Penjelasan Ulama Ahlus
Sunnah tentang Ibnu Saba’.
Imam al
Baghdadi berkata : As Sabaiyah adalah pengikut Abdulah bin yang berlebihan
dalam mengagungkan Ali bin Abi Thalib sehingga mendakwakannya sebagai seorang
Nabi sampai pengakuan sebagai Tuhan.
Selanjutnya
Imam al Baghdadi berkata bahwa : Seorang
peranakan hitam (maksudnya adalah Ibnu Saba’) sebenarnya ia seorang Yahudi dari
penduduk Hirah, berupaya menampakkan keislamannya. Dengan demikian dia bisa
menempati suatu kedudukan dan kepemimpinan pada penduduk Kuffah. Oleh karena
itu ia menyatakan kepada penduduk Kuffah bahwa ia mendapatkan dalam kitab
Taurat bahwa setiap Nabi memiliki washi (orang yang diwasiati untuk menjadi
Khalifah atau Imam). Dan Ali adalah
orang yang mendapatkan wasiat
langsung dari Nabi.
Al Imam
asy Syakrastani menyebutkan tentang Abdullah bin Saba’ bahwa : Dia adalah orang
yang pertama kali memunculkan pernyataan keimaman Ali bin Abi Thalib, dengan
adanya wasiat tentang keimaman itu.
Juga
dijelaskan oleh Imam asy Syakrastani tentang Saba’iyah (pengikut Ibnu Saba’)
bahwa ia adalah sekte pertama yang mengatakan hilangnya imam mereka dan akan
muncul kembali dikemudian hari. (Ushul I’tikad Ahlus Sunnah wal Jama’ah).
Jadi
sangatlah jelas bahwa Abdullah bin Saba’ adalah benar dan diakui keberadaannya.
Bukan tokoh fiktif. Dan dialah pencetus munculnya Syi’ah.
Wallahu A’lam. (787).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar