DIAM TIDAK SELALU EMAS
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Orang bijak mengatakan bahwa diam
adalah emas. Sikapilah ungkapan ini dengan bijak karena diucapkan oleh orang bijak. Ketahuilah
saudaraku, diam tidak serta merta selalu emas atau sesuatu yang berharga. Pada
satu keadaan diam tidaklah dikatakan emas tapi diam bisa jadi besi bahkan yang sudah karatan dan rusak sehingga tidak bermanfaat.
Diantara contohnya adalah bahwa jiika
seseorang melihat dihadapannya ada suatu kemungkaran atau sesuatu yang membahayakan lalu dia diam dan membiarkannya
maka tentu ini tidak berarti emas atau sesuatu yang berharga. Mungkin berbicara
lebih bermanfaat. Timbanglah baik baik.
Sungguh Allah Ta’ala berfirman
bahwa ciri ummat terbaik adalah menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang
mungkar. “Kuntum khaira ummatin ukhrijat
linnaasi ta’muruuna bil ma;ruufi wa tanhauna ‘anil munkari wa tu’minuuna
billah”. Kamu (ummat Islam) adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia (karena kamu) menyuruh kepada yang baik dan mencegah dari yang mungkar
dan (kamu) beriman kepada Allah. (Q.S Ali Imran 110)
Bukankah Rasulullah bersabda : “Man ra-a minkum munkaran fal yughaiyirhu
biyadihi faillam yastathi’ fabilisaaanihi, faillam yastathi’ fabiqalbihi, wa
dzalika adh’aful iimaan.” Barang siapa diantara kalian melihat kemungkaran
maka hendaklah dia mencegah dengan tangannya. Jika dia tidak mampu maka dengan
lisannya dan jika dia
tidak mampu maka dengan hatinya, (mengingkari dengan hati) itu adalah iman yang
paling lemah. (H.R Imam Muslim)
Ketahuilah saudaraku, seseorang
yang mampu untuk berkata yang
baik maka itu lebih utama baginya daripada diam.
Rasulullah
bersabda : "Man kaana yu'minu billahi wal yaumil aakhiri fal yaqul khairan au liyashmut". Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah dia
berkata yang baik atau diam. (H.R. Bukhari dan Muslim).
Pada redaksi hadits ini Rasulullah menyebutkan berkata yang baik lebih dahulu dari kata diam. Ini bermakna bahwa berbicara yang
baik lebih utama daripada diam. Jika tidak ada keraguan untuk berbicara, maka
bicaralah, jangan diam.
Sekiranya seseorang berbicara yang baik maka didapat dua
manfaat.
Pertama : Bagi yang berbicara karena telah menyampaikan
ucapan-ucapan yang baik.
Kedua : Bagi yang mendengar, dia telah menerima ucapan-ucapan
yang baik dan bermanfaat baginya. Ini bisa berupa nasehat, tambahan ilmu dan yang
lainnya.
Sebaliknya, kalau seseorang
itu diam, tidak mau berbicara maka hanya akan ada satu manfaat
bagi yang tidak berbicara tersebut yaitu lebih selamat.
Wallahu A’lam. (447)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar