TELADAN DALAM MELAKUKAN SHALAT BERJAMAAH
Oleh : Azwir B. Chaniago
Para sahabat dan orang
orang shalih sesudahnya, dari dahulu hingga sekarang, sangat menjaga dan
mengutamakan shalat berjamaah di masjid. Mereka tidak akan melalaikan
sedikitpun lima waktu dalam sehari.
Diantara penyebab dan mendorong mereka melakukan hal demikian adalah :
Pertama : Mereka mengetahui betul bahwa ini adalah sesuatu yang diajarkan
Rasulullah maka mereka mengikuti dan menjaganya dengan baik.
Kedua : Mereka mengetahui betul tentang
kewajiban shalat berjamaah di masjid serta paham pula terhadap manfaat atau keutamaan yang akan diperoleh
dengan shalat berjamaah.
Ketiga : Mereka sangat tamak dalam
beramal dan selalu ingin mendapatkan manfaat yang terbaik dari amal amal
yang mereka lakukan.
Diantara kisah teladan dari salafus shalih dalam mengutamakan
shalat berjamaah adalah :
Pertama : Umar bin Khaththab.
Pada suatu kali Umar keluar pergi ke kebun miliknya. Lalu dia
pulang dan mendapati orang orang telah selesai melakukan shalat ‘ashar secara
berjamaah. Beliau menganggap ini adalah musibah
besar bagi dirinya. Lalu beliau mengucapkan : “Innalillahi wa inna
ilaihi raji’un, aku telah ketinggalan shalat ‘ashar berjamaah, maka aku meminta
kalian jadi saksi bahwa kebunku tersebut aku sedekahkan kepada orang-orang
miskin” Maksudnya adalah agar menjadi kafarah atas perbuatannya yang lalai
terhadap shalat berjamaah pada hal hanya satu kali.
Kedua : Abdullah bin Umar
Beliau berkata : Kami jika mendapati seseorang tidak
melakukan shalat ‘Isya dan Shubuh berjamaah maka kami berpraduga kepadanya
bahwa dia telah munafik. Ini karena Rasulullah telah bersabda : “Laisa
shalatan atsqalu ‘alal munafiqina minal fajri wal ‘isya-i wa lau ya’lamuuna maa
fiihimaal atauhuma wa lau habwa …” Tidak ada shalat yang lebih berat
menurut orang-orang munafik melebihi (beratnya) shalat shubuh dan ‘isya. Dan
seandainya mereka mengetahui pahala pada keduanya, niscaya mereka akan
mendatanginya (untuk shalat berjamaah) meskipun dengan merangkak …(Mutafaq
‘alaihi)
Ketiga : Sa’id bin Musayyab.
Sa’id bin Musayayab seorang Tabi’in senior pernah berkata :
Tidaklah muadzin mengumandangkan adzan semenjak tiga puluh tahun kecuali aku
sudah berada di masjid.
Sungguh adalah kewajiban setiap muslim untuk memakmurkan
masjid baik secara fisik maupun secara maknawi yaitu dan terutama adalah dengan shalat
berjamaah di masjid.
Mohonlah pertolongan Allah, dan berusahalah untuk
tidak mengabaikan shalat berjamaah di masjid. Bukankah Rasulullah dan para
sahabat serta orang-orang shalih senantiasa shalat berjamaah di masjid. Lalu
apakah kita akan mengabaikannya. ?
Kisah Umar bin Khaththab, Abdullah bin Umar serta Sa’id bin
Musayyab diatas kiranya memberikan motivasi yang kuat bagi kita untuk selalu
menjaga dan melazimkan shalat berjamaah di masjid.
Wallahu
A’lam. (431)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar