ISLAM AGAMA YANG SANGAT SEMPURNA
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Secara
bahasa, makna Islam diantaranya adalah berserah diri atau menyerahkan diri. Menurut definisi, Islam adalah agama samawi yang
diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui utusanNya Muhammad Salallahu
alaihu Wassalam, yang ajarannya terdapat dalam al Qur an dan as Sunnah dalam
bentuk perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk
kebaikan manusia, baik di dunia maupun di akhirat (Lihat Ensiklopedi
Islam 2/246)
Adapun definisi yang paling shahih tentang Islam adalah sebagaimana sabda
Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam. :
Al
Islam adalah : Engkau bersaksi
bahwa tidak ada satu pun tuhan yang berhak diibadati dengan benar melainkan
Allah dan engkau bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah. Dan engkau
mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, shaum di bulan Ramadhan dan menunaikan
ibadah haji jika engkau mampu menempuh perjalanan kesana. (H.R. Muslim).
Ketahuilah
bahwa bersaksi disini
maksudnya adalah bersaksi dengan i’tiqad atau keyakinan dengan perkataan dan
perbuatan. Jadi bukan
sekedar keyakinan saja.
Sungguh
Islam adalah agama yang sangat sempurna, agama yang hak dan agama yang diridhai Allah Ta’ala. Ini dijelaskan
dalam firman-Nya : “Al yaumal akmaltu lakum
diinakum wa atmamtu ‘alaikum ni’mati wa radhitu lakumul islaama diinaa” Pada
hari ini telah Aku sempurnakan bagi kamu agamamu, dan
telah Aku cukupkan nikmat-Ku kepadamu dan Aku ridha Islam sebagai agama bagi kamu (Q.S. Al Maidah 3).
Ketahuilah
bahwa kata sempurna dalam hal ini bermakna tidak memerlukan tambahan apapun terhadap syari’at Islam ini.
Allah telah meridhai Islam ini yaitu Allah ridha kepada hambaNya yang menerima
dan menjalankan agama ini.
Oleh karena itu tidaklah ada paksaan
dalam memeluk Islam. Allah berfirman : “La ikraha fiddin, qad tabaiyanar
rusydu minal ghaiyi” Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam).
Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang sesat (Q.S al
Baqarah 256).
Syaikh as Sa’di mengatakan bahwa ayat
ini menerangkan tentang kesempurnaan ajaran
Islam, dan bahwasanya karena kesempurnaan bukti-buktinya, kejelasan ayat-ayat
dan keadaannya merupakan ajaran akal dan ilmu, ajaran fitrah dan hikmah, ajaran
kebaikan dan perbaikan, ajaran kebenaran dan jalan yang lurus. Karena
kesempurnaannya dan penerimaan fitrah terhadapnya maka Islam tidak memerlukan
pemaksaan.
Pemaksaan
(hanya) terjadi pada suatu perkara yang
dijauhi oleh hati, tidak memiliki hakikat dan kebenaran. Atau ketika bukti-bukti dan ayat-ayatnya tidak ada, maka
barangsiapa yang telah mengetahui ajaran ini dan dia menolaknya maka hal itu
didasari oleh kedurhakaannya, karena “sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat.” Sehingga tidak ada suatu alasan pun bagi
seseorang dan tidak pula hujjah apabila dia menolak dan tidak menerimanya
(Tafsir Karimir Rahman).
Oleh karena kesempurnaannya dan
Allah ridha terhadapnya maka sangatlah berbahagia orang yang mendapat petunjuk
memeluk Islam ini karena mereka tidak termasuk orang yang merugi.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Wa man yabtaghi ghairil Islami diinan falan yuqbala
minhu, wa huwa fil akhirati minal khaasiriin.”
Barangsiapa mencari agama selain
agama Islam, maka sekali kali tidaklah akan diterima (agama itu) dari padanya
dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (Q.S. Ali Imran 85).
Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alusy Syaikh, dalam Kitab Tafsir al
Muyassar menjelaskan bahwa ayat ini bermakna penyerahan diri kepada Allah
melalui tauhid dan ketundukan kepadaNya dengan ketaatan dan penghambaan,
kepatuhan kepada RasulNya, nabi penutup Muhammad salallahu alaihi wassalam
dengan beriman kepadanya, mengikutinya dan mencintainya lahir dan batin.
Kesempurnaan agama Islam ini juga
ditegaskan oleh Rasulullah dalam sabdanya : “Ma baqiya
syai’un yuqarribu minal jannati wa yuba’idu minan naar illa wa qad buiyina
lakum.” Tidak ada
sesuatupun yang mendekatkan (kamu) ke surga dan menjauhkan (kamu) dari neraka
melainkan sesungguhnya telah dijelaskan (H.R. Ath Thabrani).
Rasulullah
juga bersabda tentang wajibnya seseorang mengikuti agama yang beliau bawa yaitu
Islam, agama yang hak dan sempurna, “Walladzi nafsu muhammadin biyadihi, la
yasma’u bi ahadun min hadzihil ummati yahudiyun wala nashraniyun syumma yamutu
walam yukminu billadzi ursiltu bihi illa kaana min ashhabin naar.” Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangannya, tidak
seorangpun dari umat ini yakni Yahudi dan Nasrani yang telah mendengar
(kedatangan atau diutusnya) aku, kemudian sampai matinya dia tidak beriman
dengan kerasulanku, melainkan dia termasuk penghuni neraka. (H.R Imam Muslim).
Sungguh ayat dan hadits diatas
adalah merupakan bantahan yang sangat tegas
terhadap sebagian manusia yang mengatakan bahwa semua agama adalah
sama.
“Ya muqallibal quluub tsabbit qalbi
‘ala diinika” Wahai (Rabb) yang membolak balikkan hati kokohkanlah hati kami
dalam agama-Mu.
Wallahu A’lam (434)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar