ALLAH MAHA MENGETAHUI YANG TERBAIK UNTUK HAMBANYA
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Dalam menjalani hidup ini, setiap
orang cenderung bahkan sangat bersemangat untuk mendapatkan segala sesuatu yang
disenangi sesuai anggapannya. Sebaliknya dia berusaha untuk menjauhi atau tidak
berharap kepada segala sesuatu yang dia anggap buruk atau tidak akan bermanfaat
baginya.
Lalu untuk memenuhi keinginannya
itu dia berusaha semampunya. Tapi adakalanya dia tidak mendapat apa yang dia
senangi bahkan mendapat yang sebaliknya. Cuma saja jika mendapat sesuatu yang tidak disukai, terkadang
kita tidak mengetahui bahwa disitu ada hikmah yang sempurna karena hanya Allah
yang Maha Mengetahui apa yang terbaik dan apa yang tidak baik bagi
hamba-hambaNya. Dan Allah Maha Mengetahui pula apa yang paling baik untuk
diberikan kepada seorang hamba.
Allah berfirman : “Wa ‘asaa an takrahuu syai-an, wa huwa
khairul lakum. Wa ‘asaa antuhibbuu syai-an wa huwa khairul lakum, wallahu
ya’lamu wa antum laa ta’lamuun”. Tetapi boleh jadi kamu tidak menyenangi
sesuatu, pada hal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, pada
hal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui. (Q.S al Baqarah 216).
Imam Ibnul Qayyim berkata : Bahwa
dalam ayat ini terkandung banyak hikmah, rahasia dan kemashlahatan bagi seorang
hamba. Diantaranya adalah apabila seorang hamba mengetahui bahwa : (1) Sesuatu
yang dibencinya terkadang justru mendatangkan sesuatu yang disenanginya, dan (2) Sesuatu yang disenanginya terkadang justru
mendatangkan sesuatu yang dibenci.
Oleh karena itu (seorang hamba haruslah bersikap) tidak merasa aman dari
bahaya pada saat dianugerahi kebahagiaan
dan tidak putus asa untuk mendapat kebahagiaan ketika ditimpa kesulitan.
Seorang hamba itu (haruslah) bersikap
demikian karena ia tidak mengetahui kesudahan dibalik semua itu. Dan hanya
Allah Yang Maha Mengetahuinya, sebagaimana (juga) Dia mengetahui hal hal
lainnya yang tidak diketahui oleh hamba-Nya. (Kitab Fawaaidul Fawaid).
Tentang ayat ini pula, Syaikh
Abdurrahman an Nashir as Sa’di berkata : Ayat ini adalah umum lagi luas. Bahwa
perbuatan perbuatan baik yang dibenci oleh jiwa manusia karena ada kesulitan
padanya itu adalah baik tanpa diragukan lagi. Dan bahwa perbuatan perbuatan
buruk yang disenangi oleh jiwa manusia karena apa yang diperkirakan olehnya
bahwa padanya (terdapat) keenakan dan kenikmatan ternyata buruk tanpa diragukan
lagi. (Lihat Tafsir Karimir Rahman).
Semoga Allah Ta’ala selalu
memberikan yang terbaik kepada kita semua. Aamiin.
Wallahu A’lam. (442)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar