APA YANG MEMBUAT RASULULLAH MARAH ??
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Dari Abu Hurairah : Anna rajulan
qaala lin nabiyi Salallahu ‘alaihi
Wasallam : “Au-shinii, Qaala : Laa taghdhab, faraddada
miraaran, Qaala : Laa taghdab. Bahwa seorang laki laki berkata kepada Nabi :
Berwasiatlah kepadaku. Beliau bersabda : Jangan
engkau marah !. Orang itu terus mengulangi (meminta nasehat berkali kali)
kepada beliau, lalu Nabi bersabda : Jangan
engkau marah. (H.R Imam Bukhari).
Demikianlah wasiat Nabi kepada laki
laki itu berulang ulang dengan jawaban yang sama. Ini menunjukkan bahwasanya
marah adalah pokok keburukan dan menghindarinya adalah pokok kebaikan.
Pernah dikatakan kepada Ibnul
Mubarak : Kumpulkanlah kebaikan akhlak untuk kami dalam satu kata. Beliau
menjawab : Meninggalkan marah.
Sungguh Rasulullah adalah pribadi
yang lembut dan tidaklah pernah beliau marah kecuali ada yang melanggar hal hal yang dilarang Allah Subhanahu wa
Ta’ala.
Imam Ibnu Rajab al Hambali berkata
: Yang wajib atas seorang mukmin adalah agar marahnya dalam rangka menolak
gangguan dalam agama, baik untuknya maupun untuk orang lain dan membalas yang
bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Inilah sikap Rasulullah. Beliau tidak pernah membalas untuk
kepentingan diri beliau. Akan tetapi apabila hal hal yang Allah haramkan
dilanggar maka tidak ada sesuatupun yang dapat mencegah marah beliau.
Ketika Ibnu Mas’ud mengabarkan
kepada beliau ucapan seseorang yang mengatakan : Ini adalah pembagian yang
tidak bertujuan mencari Wajah Allah (cara Rasulullah dalam membagi harta
ghanimah, pen.) hal itu membuat Rasulullah berat hati (karena dikatakan tidak
adil) hingga wajah beliau berubah dan marah. Tetapi beliau tidak lebih dari
sekedar bersabda : “Laqad uudziya muusa
bi aktsara min haadzaa fashabara” Nabi Musa pun pernah disakiti lebih besar
daripada ini, maka beliau bersabar. (H.R Imam Bukhari dan Imam Muslim).
Rasulullah apabila melihat atau mendengar sesuatu yang dibenci Allah
Ta’ala, beliau pasti marah karena itu. Beliau bersabda mengenai hal itu dan
tidak mendiamkannya.
Beliau pernah masuk ke kamar
Aisyah, beliau melihat tirai yang bergambar (makhluk bernyawa). Wajah beliau
berubah dan mencampakkan tirai itu, lalu beliau bersabda : Inna min asyaddin naasi ‘adzaaban yaumal qiyaamatil ladziina
yushauwiruuna haadzihish shuwar”
Sesungguhnya diantara manusia yang paling keras adzabnya pada Hari Kiamat
adalah orang yang menggambar gambar gambar ini (H.R Imam Bukhari dan Imam
Muslim).
Ketika suatu kali dikabarkan kepada
beliau tentang seseorang yang
memanjangkan shalatnya saat mengimami orang orang hingga sehingga sebagian dari
mereka tidak mau shalat bersamanya, beliau marah, bahkan sangat marah. Lalu
beliau memberikan wejangan kepada orang banyak serta memerintahkan untuk
meringankan shalat. (Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim no. 466).
Dan diantara doa Nabi adalah : “As-aluka kalimatal haqqi fil ghadhabi warridha”.
(Ya Allah), aku memohon kepada-Mu
perkataan yang benar saat marah dan ridha (H.R Imam Ahmad).
Ini adalah suatu yang sangat
berharga, yaitu bahwasanya manusia tidak mengatakan kecuali yang benar baik
dalam keadaan marah atau ridha, karena kebanyakan manusia, apabila marah tidak
bisa mengendalikan apa apa yang diucapkannya. (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam).
Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Wallahu A’lam (426).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar