NYAMUK DIJADIKAN PERUMPAMAAN DALAM AL QUR-AN
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Muqaddimah.
Dalam al Qur an Allah juga
memberikan perumpamaan dan penjelasan
tentang binatang binatang kecil diantaranya lalat, nyamuk, lebah, semut, laba laba. Tentang
semut disebutkan dalam surat an Naml 18, lalat dalam surat al Hajj 73,
laba-laba dalam surat al Ankabut 41, nyamuk dalam surat al Baqarah 26 dan lebah
dalam surat an Nahl 68-69.
Suatu hal yang kiranya perlu ditanamkan
dengan kuat dalam hati seorang muslim adalah bahwa semua ciptaan Allah, baik yang kecil maupun yang
besar, tidaklah ada yang sia-sia. Pasti ada hikmah yang sangat besar dalam
penciptaan semuanya itu. Hikmah itu ada dalam ilmu Allah Yang Mahasempurna.
Dalam hal ini mungkin saja manusia
mengetahui suatu hikmah dengan petunjuk Allah, bisa juga mengetahui sebagiannya
atau tidak mengetahui sama sekali karena manusia diberi ilmu sedikit. Allah berfirman
: “Wa maa uutiitum minal ‘ilmi illaa qaliilaa.” Sedangkan kamu diberi
pengetahuan hanya sedikit. (Q.S al Isra’
85)
Perumpamaan dengan binatang kecil.
Sungguh Allah menciptakan sesuatu
adalah dengan kebijakanNya yang Agung termasuk dalam penciptaan binatang kecil.
Allah berfirman : “Innallaha laa
yastahyii aiyadhriba matsalan maa ba’uudhatan famaa fauqahaa, fa-ammal ladzii
naaamanu faya’lamuuna annahul haqqu mirrabbihim, wa ammal ladzina kafaruu
fayaquuluuna maadzaa araadallahu bihadza matsalaa, yudhillu bihii katsiiran wa
yahdi bihii katsiira, wamaa yudhillu bihii illal faasiqiin”. Sesungguhnya Allah tidak segan membuat
perumpamaan dengan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang
orang yang beriman mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Rabbnya. Tetapi orang
orang yang kafir berkata : apa maksud Allah dengan perumpamaan ini. Dengan
(perumpamaan) itu banyak orang yang
dibiarkan-Nya sesat. Dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberiNya
petunjuk. Tetapi tidak ada yang disesatkannya dengan (perumpamaan) itu kecuali
orang orang fasik. (Q.S al Baqarah 26).
Syaikh as Sa’di dalam Kitab Tafsir Karimur
Rahman menjelaskan : Maksudnya
perumpamaan itu apapun bentuknya,
seperti nyamuk, atau yang lebih kecil dari itu, meliputi kebijaksanaan dan
penjelasan akan kebenaran, sedangkan Allah tidak segan dengan kebenaran.
Nyamuk sebagai contoh kasus.
Kalau dilihat lebih jauh ternyata
perumpamaan yang diberikan Allah dengan nyamuk (Allahu a’lam) memiliki makna
dan hikmah yang begitu luas. Dalam kehidupan manusia, misalnya, ternyata
masalah nyamuk bukan sekecil fisik nyamuk itu sendiri, tapi merupakan masalah
besar. Diantaranya adalah :
Pertama : Nyamuk
malaria, dengan kehendak Allah, ternyata telah menjadi penyebab matinya ribuan
bahkan jutaan manusia.
Kedua : Lalu
muncul pula nyamuk demam berdarah yang juga telah merenggut ribuan nyawa
manusia. Sesudah ini, Allahu a’lam, bisa pula muncul jenis nyamuk lain yang
lebih berbahaya. Sungguh hanya Allah tempat kita berlindung.
Ketiga
: Pehatikan pula, berapa biaya dan tenaga yang telah
digunakan manusia untuk menghambat
mudharat dari serangan nyamuk.
Keempat :
Perhatikan pula, bagaimana pemerintah juga telah melakukan berbagai usaha untuk
menghambat perkembangan nyamuk antara lain dengan proyek 3-Mnya. Ini juga
dengan biaya yang tidak sedikit demi kesehatan.
Kelima : Selain
itu, perhatikan pula berapa banyak rumah sakit, doker dan petugas medis, pabrik
dan distributor obat serta peralatan kesehatan dan yang lainnya telah mendapatkan penghasilan akibat nyamuk.
Semuanya tentu terjadi dengan
kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Beberapa pelajaran dari binatang
kecil.
Sungguh sangatlah banyak hikmah yang bisa diambil oleh orang yang mau berfikir
dan mengambil pelajaran dari binatang-binatang kecil yang diciptakan Allah
Ta’ala. Diantaranya adalah :
Pertama : Dari an-Naml
atau semut.
(1) Semut, setiap saat siang malam
tanpa henti, tidak kenal lelah, selalu sibuk mengumpulkan makanan (baca : mengumpulkan
harta) untuk dimakan dan sebagian besar disimpan.
(2) Semut, memiliki ketamakan yang luar biasa
sehingga dia terus berusaha dan sering berhasil untuk mengangkut sesuatu atau
makanan yang lebih besar dari badannya, baik sendiri sendiri maupun secara
bersama.
(3) Semut, mengumpulkan makanan untuk bertahun
tahun, sementara menurut para pakar serangga, umur semut hanya sekitar satu
tahun saja.
(4) Semut, karena umurnya pendek, banyak
diantaranya yang tidak sempat menikmati apa yang telah dikumpulkannya dengan
susah payah, karena keburu mati.
Kalau begitu, bukankah kita bisa mengambil pelajaran dari binatang kecil
yang bernama semut. ?
Kedua : Dari an-Nahl
atau lebah.
Lebah dianugerahi Allah untuk
memiliki sifat sifat yang baik dan bermanfaat, diantaranya :
(1) Lebah, makan dari yang baik-baik dan
mengeluarkan yang baik pula berupa madu yang juga sangat bermanfaat bagi
manusia.
(2) Lebah, jika membuat tempat tinggal tidak
mengganggu apalagi merusak lingkungannya.
(3) Lebah, tidak mau mengganggu
kalau tidak diganggu atau terganggu.
Kalau begitu, bukankah kita bisa mengambil pelajaran dari binatang kecil
yang bernama lebah. ?
Ketiga : Dari al-Ba’uudah
atau nyamuk.
Nyamuk memang memiliki banyak
kelakuan yang tidak terpuji.
(1) Nyamuk, suka mengganggu manusia
baik yang terbangun apalagi yang tidur.
(2) Nyamuk, suka menyakiti bahkan menularkan penyakit.
(3) Nyamuk, suka mengambil hak manusia secara
diam-diam atau terang terangan.
(4) Nyamuk, kalau makan sampai
kekenyangan sehingga tidak bisa bergerak dan akhirnya membahayakan bahkan
sampai membunuh dirinya.
Kalau begitu, bukankah kita bisa mengambil pelajaran dari binatang kecil
yang bernama nyamuk ?
Lalu jika kita perhatikan diantara
sikap manusia saat ini ternyata ada yang mencontoh sikap atau kelakuan buruk
semut dan nyamuk. Dan ada pula yang mencontoh sikap atau kelakuan baik
lebah.
Sebagai penutup kami kutipkan suatu
ayat al Qur an tentang penciptaan Allah yaitu dalam surat Ali ‘Imran ayat 191 :
“Rabbana maakhalaqta haadza baathilan, subhaanaka faqinaa ‘adzaaban naar. Ya
Rabb kami, tidaklah engkau menciptakan semua ini dengan sia-sia, lindungilah
kami dari azab neraka.
Wallahu a’lam. (421)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar