BAGI KAMI AMALAN KAMI BAGI KAMU AMALAN KAMU
Oleh :
Azwir B. Chaniago
Didalam al Quranul Karim ada tiga
ayat yang menyebutkan : Lanaa a’maalunaa wa lakum a’maalukum” Bagi kami amalan
kami dan bagi kamu amalan kamu. Ayat ini
ada pada :
Pertama : Surat al Baqarah 139.
Allah berfirman : “Qul atuhaajjuunanaa fillahi wa huwa
rabbunaa wa rabbukum wa lanaa a’maalunaa wa lakum a’maalukum wa nahnu lahuu
mukhlishuun” . Katakanlah : Apakah
kamu memperdebatkan dengan kami tentang Allah, padahal Dia adalah Rabb kami dan
Rabb kamu. Bagi kami amalan kami bagi kamu ammalan kamu dan hanya kepada-Nya kami mengikhlaskan hati.
Ibnu Katsir berkata makna : “bagi
kami amalan kami dan bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya kami
mengikhlaskan hati, yaitu kami bara’
(berlepas diri) dari kamu dan kamu bara’ dari kami dan hanya kepada-Nya kami
mengikhlaskan hati yaitu di dalam ibadah dan menghadapkan wajah (hati).
Kedua : Surat al Qashash 55.
Allah berfirman :“Wa idza sami’ul laghwa a’radhuu ‘anhu wa
qaaluu lanaa a’maalunaa wa lakum a’maalukum, salaamun ‘alaikum laa nabtaghil jaahiliin”.
Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka
berpaling darinya dan mereka berkata : Bagi kami amal amal kami dan bagimu amal
amalmu, kesejahteraan atas dirimu kami tidak ingin bergaul dengan orang orang
jahil.
Intinya ayat ini menjelaskan
perkataan orang orang Nasrani yang telah masuk Islam, kepada orang kafir yang
mencela keislaman mereka. Sebagaimana dikatakan Imam Mujahid, ayat ini turun
tentang sekelompok orang dari Ahli Kitab yang masuk Islam lalu mereka diganggu
(Tafsir al Baghawi).
Ketiga : Surat asy Syura 15.
Allah berfirman : “Oleh karena itu, serulah (mereka kepada
agama ini) dan tetaplah (istiqamahlah) sebagaimana diperintahkan kepadamu dan
janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah : Aku beriman kepada semua
kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara
kamu. Allah-lah Rabb kami dan Rabb kamu. Bagi kami amal amal kami dan bagi kamu
amal amal kamu.Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan
antara kita dan kepada-Nyalah (kita) kembali”.
Firman Allah : Bagi kami amal amal
kami dan bagi kamu amal amal kami, yaitu kami bara’ (berlepas diri) dari kamu,
sebagaimana firman-Nya : “Jika mereka
mendustakan kamu, maka katakanlah : Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu.
Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri
terhadap apa yang kamu kerjakan”. (Q.S Yunus 41) Lihat Tafsir Ibnu Katsir.
Jika diperhatikan konteks ayat ini
sebagaimana penjelasan dari para ulama ahli tafsir maka sangatlah jelas bahwa
kalimat : “Lanaa a’maalunaa wa lakum a’maalukum” semuanya hanya ditujukan oleh orang orang
beriman kepada orang orang kafir.
Suatu keadaan yang memprihatinkan
adalah pernah kita saksikan dalam
masyarakat kita. Jika seorang muslim berbeda
pendapat dengan muslim lainnya, terkadang mereka menggunakan kalimat ini sebagai hujjah dan sebagai isyarat untuk
menghentikan perdebatan diantara mereka.
Yang lebih memprihatinkan lagi,
penulis pernah mendengar langsung seorang muslim mengingatkan saudaranya yang
lagi merokok bahwa merokok itu tidak baik. Lalu dijawab dengan kalimat : Lanaa
a’malunaa wa lakum a’malukum. Sungguh ini adalah keliru berat. Salah pasang. Tapi
kita berbaik sangka mungkin dia belum mengetahui makna dari potongan ayat yang
dia sebut itu.
Perbedaan pendapat diantara seorang
muslim dengan yang lainnya dalam memahami sesuatu dalam syariat ini adalah
suatu hal yang lumrah terjadi. Tentang perbedaan ini hendaknya tidak menjadi
perselisihan yang berakibat perpecahan diantara sesama muslim. Allah Ta’ala telah memberi petunjuk tentang
hal ini dalam firman-Nya : “Wahai orang
orang yang beriman, taatilah Allah dan Rasul-Nya dan ulil amri diantara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada
Allah (al Qur- an) dan Rasul (Sunnahnya) jika kamu benar benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian .Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya”. (Q.S an Nisa’ 59).
Jadi perbedaan pendapat sesama
muslim haruslah dikembalikan kepada Allah dan Rasul-Nya. Sekiranya seseorang
muslim mengucapkan kalimat lanaa a’maalunaa walakum a’maalukum, kepada saudaranya sesama muslim maka berarti
dia telah meletakkan ayat bukan pada tempat yang semestinya. Ayat yang
seharusnya ditujukan untuk orang kafir lalu ditujukan kepada saudara sesama
muslim. Itu berarti secara tidak langsung dia merasa berhadapan dengan orang
kafir padahal dia sedang berhadapan dengan saudaranya sesama muslim.
Oleh karena itu wajiblah bagi kita
semua untuk menempatkan ayat sesuai makna yang dimaksud oleh ayat tersebut
yakni sebagaimana penjelasan ulama ulama ahli tafsir.
Wallahu A’lam. (415)
Kalau dgn org kafir... Bagimu agamamu bagiku agamaku, bukan begitu ?
BalasHapus